Mohon tunggu...
Nafian Faiz
Nafian Faiz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Membangun Komunitas

Hidup bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

5 Kepala Kampung Diberhentikan

9 April 2011   04:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

buntut kisruh kemitraan antara pembudidaya dan pihak perusahaan pt aruna wijaya sakti,tulang bawang lampung,sebuah perusahaan yang bergerak disektor budidaya udang,5 dari 8 kepala kampung (sebuatan desa untuk kabupaten tulangbawang lampung) akhirnya resmi diberhentikan oleh bupati tulangbawang terhitung sejak tanggal 4 april 20011 dengan no surat keputusan bupati nomor: B/123/01/HK/TB/2011


surat keputusan bupati ini berdasarkan surat camat Rawajitu Timur,nomor 140/047/RJT-TB/lll/2011 dan surat dari kelima ketua Badan Perwakilan Kampung (BPD),surat tersebut memuat aspirasi masyarakat yang menghendaki agar kepala kampung masing masing diberhentikan.


terlepas dari isi surat surat tersebut,penulis melihat,persoalan ini bermula dari proses kemitraan antara petambak dengan perusahaan pt aws,tidak berjalan dengan baik,terus apa hubungannya dengan kepala kampung?,sebagian masyarakat berasumsi bahwa kepala kampung yang bersangkutan tidak dapat menempatkan posisi yang benar,mengayomi masyarakatnya dan cendrung berkong kolikong dengan pihak perusahaan.


asumsi ini lebih ke praduga dan subyektif,tetapi faktanya masyarakat secara mayoritas menghendaki agar kepala kampung diberhentikan,dan bupati tidak dapat berbuat apa apa kecuali mengakomodir keinginan masyarakat,tentu telah melalui tahapan tahapan prosudur baku pemerintahan,termasuk menurunkan tim pencari fakta.


penulis yakini,tidak semua kepala kampung yang diberhentikan ini mutlak melakukan kesalahan fatal,tetapi inilah akibat apabila kepala kampung tidak dapat mengakomodir arus besar keinginan mayoritas masyarakatnya,tentu masalahnya tidak sekonyong konyong tapi adalah akumulasi persoalan dan puncak kejengkelan masyarakat,terhadap mandeknya proses kemitraan antara petambak dan perusahaan dan tragis akhirnya kepala kampung yang menjadi korban,padahal kepala kampung tersebut juga adalah petambak juga,ironis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun