Mohon tunggu...
Nafian Faiz
Nafian Faiz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Membangun Komunitas

Hidup bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Money

Pribadi yang Dikorbankan

21 Februari 2011   07:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pernah suatu ketika seorang sehabat rasullah berkata " tidaklah onta terjembab masuk dalam lobang di kota bashra,maka sungguh itu menjadi tanggungjawabku sebagai kholifah"


kalau ingat kata kata tetsebut diatas,maka tak selayaknya kita berebut jadi pemimpin,berebut jadi ketua partai,berebut jadi ketua organisasi,berebut jadi kepala daerah,sungguh jabatan akan membuat kita menyesal karenanya,penyesalan itu biasanya datang dibelakang.


sering benar dalam rangka menutupi penyesalan itu kita ingin berkuasa lagi,entah dengan alasan program kerja belum selesai,atau masih ada tugas berat yang harus kita selesaikan,bahkan dengan embel embel "orang lain tidak akan sanggup menyelesaikannya",


Kalau kita benar benar runungkan,

Kalau kita ingin berkata jujur pada diri kita,

Kalau kita benar benar mengikuti aturan,

Kalau kita benar benar menjalani jabatan sebagai amanah,

maka pastilah kita akan berkata bahwa beban seorang pemimpin itu adalah luar biasa beratnya, tidak akan sebanding dengan fasilitas dan penghargaan yang kita dapatkan,

pasti kita akan berkata bahwa benar pemimpin itu adalah pribadi yang dikorbankan.


Kita tidak akan pernah menikmati makanan enak,karena masih ada tanggunganmu yang belum makan,

pemimpin tidak akan pernah tidur nyenyak,karena masih ada masyarakatmu yang tidak ada tempat tidur,lebih dari itu bahwa kelak semua yang telah kita lakukan sebagai pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya pada mahkamahNYa.


Masihkah kita masih mau berebut kekuasaan?


. . . itu sebenarnya pertanyaan untuk diriku sendiri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun