Mohon tunggu...
Nafian Faiz
Nafian Faiz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Membangun Komunitas

Hidup bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Kita Percaya Adanya Syurga dan Neraka?

16 Juni 2010   03:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:30 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malam itu saya tiba disebuah masjid di Bandar lampung setelah menempuh perjalanan 3 jam naik kendaran Bus umum, malam itu sudah cukup larut sekitar jam 23.00, lampu masjid sudah dimatikan hanya satu dua lampu kecil yang masih dibiarkan menyala,sehingga saya dapat mencari tempat untuk istirahat malam itu. Setelah mengambil air wudhu dan sholat sunnah beberapa rokaat saya langsung istirat tidur, karena memang rasanya lelah sekali, karena sebelumnya saya telah menempuh perjalanan 4 jam naik Speda motor sebelum akhirnya saya ganti kendaraan naik bus malam.

Dalam keheningan malam yang sunyi dalam tidur yang begitu pulas, saya terbangunkan oleh suara isak tangis yang begitu lirih,suara itu pelan tapi cukup jelas, kerana suasana malam dan masjid yang sunyi, saya terbangun dan kulapalkan doa" Segala Puji bagi Allah terimakasih yang telah menghidupkan aku setelah kematian kecilku"....kulihat jam di HP ku menunjukkan Jam 02.30 wib. kucari sumber suara tangisan itu, ada seorang hamba Allah yang sdeang bersujud di sudut masjid begitu khsusuknya,hatiku bergetar "betapa indahnya bila saya dapat menikmati sholat dan doaku seperti orang ini "gumamku dalam hati. Selama ini saya belum merasakan nikmatnya sholat malam, selama ini saya tidak dapat menghayati gerak tubuh dan ungkapan doa dalam shalatku, terkadang saya bertanya-tanya kenapa saya tidak bisa merasakan apa yang saudara-saudaraku rasakan bila mereka sholat malam,mereka begitu khusuk dan terisak-isak disaat ayat - ayat suci alquran mereka baca,begitu juga disaat mereka ruku,sujud dan berdoa bermunajat kepadaNya.

Saya segera melipat bad alas tidur dan mengambil peralatan mandi dari dalam tasku dan segera bergegas kekamar mandi membersihkan badan dan mengambil air wudhu,saya mengambil posisi sholat didekat orang yang isyak tangisnya membangunkan aku dari tidurku...diterangi lampu seadanya secara samar-samar dapat saya memperhatikan siapa gerangan hamba Allah yang telah mengguncang penduduk langit itu, saya kaget rupanya beliau sudah cukup uzur,kira-kira berumur 60 s/d 70 tahun.

Malam menjelang pagi itu saya beruapaya untuk khusuk dalam sholatku,mudah-mudahan saya terbawa suasana,suasana masjid,suasana orang-orang yang sholeh dan doa para penghuni langit, .....tapi hatiku berlum tersentuh dan, masih berkarat dosa dan Kemwahan dunia!...sholatku masih hampa,tidak konsen dan tidak ada kenikmatan dihati.

Menjelang subuh jamaah semakin ramai melakukan sholat sunnah dan kegiatan ibadah lainnya seperti membaca al qur'an dan wirid lainnya, saya terus mengamati si orang tua disampingku dan saya berharap setelah subuh nanti saya dapat berkenalan dengannya dan semoga mendapat pencerahan darinya .

Setelah sholat subuh ,zikir dan doa diteruskan dengan "bayan subuh",sebuah nasehat-nasehat rohani untuk para jamaah,yang cukup membuat hati ini tersentuh,setelah bayan dan wirid fardiyah, sebagian jamaah pulang kerumah masing-masing kecuali kami yang dari jauh masih tinggal dimasjid itu. Sarapan pagi seadanya yang dhidangkan di atas tampah dan dikerubungi 4 sampe dengan 6 orang pertampah membuat suasana makan pagi itu begitu indah, tanpa perbedaan, tanpa kekhawatirin,yang ada sebuah keyakinan bahwa ini sunnah rasul dan dalam setiap sunnah pasti mengandung keberkahan.

Alhamdulillah pagi itu saya dapat berkenalan dengan bapak tua yang semalam telah membangunakan aku melalui tangis dalam doanyanya....sambil kupijat - pijat kakinya-sungguh bapak ini telah mengingatkan aku kepada almarhum ayahandaku- belum belum dapat mebahagiakannya- aku bertanya kepadanya tentang rahasia tangis dalam sujud dan doanya, saya bilang " ajari aku pak agar dapat sholat dan berdoa seperti bapak, saya heran bapak yang sudah tua begini bisa begitu khusuk dan dapat menghiba penuh harap dan cemas,sementara saya yang muda yang banyak dosa banyak salah tidak dapat merasakan nikmatnya sholat" , tapi bapak tua itu seperti tak acuh dengan pertanyaanku,bahkan terkadang menghindar dan terkesan tidak simpati dengan pertanyaanku yang satu itu .

Sudah 3 malam saya bermalam dimasjid ini dan setiap malam bapak itu membangunkan tidurku dengan tangis lembutnya,beliau betul-betul merintih dan menghiba dan itu berdampak terhadap alam bawah sadarku,saya semakin penasaran dan semakin meningkatkan segala upaya agar saya dapat menikamati sholat malamku, sambil mengurus pasporku untuk keberangkatan Ke Thailand, saya niatkan puasa disiang harinya,agar hatiku lebih tenang dan fokus agar dapat dialog denganNya.

Pagi itu saya mengobrol lagi dengan bapak tua itu,rupanya beliau memang sering berada dimasjid ini, terkadang seminggu atau dua minggu setiap bulannya beliau pasti datang dan bermalam dimasjid ini,umurnya yang sudah uzur tapi masih cekatan dan wajahnya memancarkan keikhlasan dan kelembutan

Untuk kesekian kalinya aku bertanya rahasia sholat khusuknya.... diluar dugaan beliau memberikan jawaban yang membuat diriku tersentak...." nak Kalau anak percaya dengan keindahan dan kemegahan syurgaNYA Allah m, aka anak akan menangis sejadi-jadinya untuk mendapatkannya, Begitu juga kalau anak percaya dengan Kepedihan siksa NerakaNya Allah maka anak akan menangis sejadi-jadinya memohon KepadaNya agar tidak dimasukkan Kedalamnya" itulah jawaban singkat dari si bapak tua itu.... Saya kaget luar biasa seperti ada badai yang menerpa tubuhku.....oh itu rupanya resep dahsyat beliau mrencapai khusukan dalam sholat malamnya! Ya bapak itu benar.....saya percaya syurga tapi ...... Ya bapak itu benar .... saya percaya Neraka tapi...... Malam- malam selanjutnya saya berupaya menghadirkan motivasi yang kuat dalam hatiku sebelum sholat malam ku,tentang indahnya syurga dan dahsyatnya Neraka,kubaca ayat - ayat berkenaan dengan keduanya,kepelajari riwayat-riwayat keduanya,kuingat Kesalahan-kesalahanmku kepada sanak saudara,karib ketrabat dan orang yang selama ini bergaul denganku,Kesalahan terhadap istri,anak-anakku,perlakuan zholim kepada orang disekitarku,kezholiman terhadap sang pencipta-bermuhasabah/evaluasi diri dan ku lafazakan doa "Robbana zholamna anfusana waillam takhfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin...dan sungguh itu cukup membantu menghadirkan kekhusuk an dalam sholatku-alhamdulillah saya dapat meneteskan air mata dlam sujud dan doaku.

Apabila manusia tidak ingat kematian,syurga dan neraka dia tidak akan perduli dengan kesalahan dan dosa, maka akan sulit baginya khusuk dalam ibadahnya,dan diayakini akan amburadul dalam kehidupan dunia sosialnya! "sebaik-baik dinatara kamu adalah orang yang banyak manfaatnya bagi orang lain" wallho a'alam bissowab!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun