Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reorientasi Seni Rupa Budaya Bangsa

26 Oktober 2020   11:25 Diperbarui: 26 Oktober 2020   11:34 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih gunanya belajar Seni Rupa? Pertanyaan itu sering saya dengar. tidak hanya siswa, rekan-rekan guru pun sering bertanya begitu, lebih tepatnya ngeremehin, busyet dah!

Saya akui, sebenarnya saya pun merasa "tergelincir" ketika kuliah di jurusan Seni Rupa. Pilihan utama saya waktu itu Bahasa Inggris. Namun, nasib berkata lain. Saya diterima dijurusan Seni Rupa yang masih satu Departemen dengan jurusan Bahasa Inggris. Biasa disebut Departemen "SS" (Sastra & Seni).

Dengan berat hati, akhirnya saya jalani masuk ke jurusan itu. Memang, firman Allah SWT selalu benar, "Apa yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah, begitu pun sebaliknya"

Alhamdulillah sampai saat itu, saya punya penghasilan dari Seni Rupa (penghasilan tambahan), selain tentunya gaji tetap sebagai guru PNS. Karena jasa Seni Rupa itulah, saya merasa berutang budi untuk meluruskan persepsi masyarakat yang selama ini cendrung "meremehkan" pelajaran seni budaya.  

Memang saya akui guru Seni Rupa penampilannya sedikit nyeleneh atau boleh dikatakan "nyentrik" ala seniman. Boleh jadi dari penampilan itulah masyarakat menilai sosok guru seni budaya tanpa pernah melihat hasil kreativitasnya. 

Persepsi miring terhadap Seni Rupa, sebenarnya menurut saya, adalah salah satu dosa dari pendekatan struktural yang diadopsi habis-habisan dalam pembelajaran Seni Rupa tempo dulu.

Produk dari pendekatan tersebut adalah manusia-manusia hanya pandai mengutak-atik seni, menemukan rumusan seni, dan mencari-cari kesalahan Seni Rupa yang dilakukan orang lain. Ironisnya, tidak hanya siswa, banyak guru tak mengenal Seni Rupa yang merupakan peninggalan luhur nenek moyang kita.

Pengajaran Seni Rupa ditujukan agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep dan pentingnya seni Rupa, menampilkan sikap apresiatif dan kreativitas melalui Seni Rupa, serta menampilkan peran serta dalam Seni Rupa dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

Mata pelajaran Seni Rupa ini diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik dalam bentuk kegiatan berekspresi (berkreasi) dan berapresiasi, (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010)

Oleh karena itu, Seni Rupa memberikan pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi dan berapresiasi. Kegiatan ini dilakukan dengan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai teknik dan media.

Ada manfaat yang dapat diambil oleh siswa dari ilmu Seni Rupa. Siswa dapat menerapkan ilmu tersebut dengan mencurahkan seluruh ide dan
pikiran dengan berapresiasi dan berkreasi menghasilkan sebuah karya Seni Rupa. Hasil karya peserta didik dapat memperkaya khazanah karya
Seni Rupa budaya bangsa.

Bagaimana?... Masih meremehkan Seni Rupa budaya bangsa? 

* Singosari, 26 Oktober 2020 *
@jbarathan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun