Cak Dayat, sudah cukup lama bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan yang tidak terlalu besar. Gajinya diterima setiap minggu sekali sebesar Rp. 600.000,- ( enam ratus ribu ) termasuk uang makan selama 6 hari kerja.
Bagi cak Dayat yang masih bujang, gaji sebesar itu masih cukup untuk sekedar uang saku pengisi dompet, disamping menghidupi dirinya sendiri.Â
Tapi bagaimana, bagi mereka yang telah berumah tangga serta memiliki anak, mungkinkah mereka masih dapat bertahan hidup dengan gaji sebesar itu?
Mustahil...!!!
tak bisa dibayangkan betapa sulitnya hidup dengan pendapatan yang hanya sekian itu, rasanya jauh sekali dari sejahtera apalagi untuk bisa hidup makmur.
Sungguh berbeda dengan cak Jumadi, seorang tukang parkir di sebuah pertokoan, nampak lebih bergairah jika dibandingkan dengan sahabatnya cak Dayat, yang secara kebetulan hidup bertetangga se RT.
Walaupun hanya seorang tukang parkir dengan upah yang tak menentu (tergantung orang yang parkir), cak Jumadi mendapat lebih banyak pendapatan dari cak Dayat setiap minggunya.
Jika cak Dayat Rp. 600.000 dalam seminggu, sedang cak Jumadi rata-rata bisa mengantongi Rp. 1.000.000, bahkan jika sedang ramai bisa mendapatkan lebih dari itu.
Suatu ketika dalam pertemuan rutin di kampung, cak dayat dan cak Jumadi duduk berdampingan percakapan ringan pun terjadi,
"hallo cak Jum ya opo khabare?" sapa cak Dayat pada sahabatnya
"Alhamdulillah, apik cak Yat" jawab cak Jumadi sambil tersenyum
"Menurut sampean ya opo cak, upah per jam iku" kata cak Dayat
" lho nek tentang upah per jam gak onok pengaruhe ambek aku" balas cak Jumadi sambil membakar sebatang rokok.
Asap putih rokok melayang di seputar ruang perkumpulan, cak Jum melanjutkan perkataannya, " aku lak bebas mandiri cak Dayat, ora melok sopo-sopo kerjo dewe gak ono sing merintah,"
Percakapan ini sebenarnya masih belum selesai, berhubung waktu untuk acara akan segera dimulai, maka dengan terpaksa dihentikan walau sebenarnya cak Dayat masih penasaran?!
Bersambung...
* Singosari, 13 Oktober 2020 *
@jbarathan Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H