Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghapus Jejak Dinginya Pagi

27 Juli 2020   08:14 Diperbarui: 27 Juli 2020   08:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: 500px.com

adalah dinginnya pagi teramat sangat, segelas kopi panas belumlah mampu menghapus jejak kebekuan yang tertinggal. 

musim telah berganti, ditandai kabut tipis yang jatuh di pelataran, daun-daun tak berbisik diam tak bersuara. 

alam seolah enggan bersahabat dengan kita, kita kerap kali tak perduli akan gemuruh pohon-pohon tumbang. 

tak lagi dapat diramal musim yang kini jadi tak menentu, mengikuti gejolak hati bagi mereka yang berduit dan serakah. 

hutan dan rimba yang dulu hijau, menjelma gedung menjulang mencakar langit, musnah sudah tempat bermain. 

pagi ini dingin bahkan terlalu dingin, alam membeku, jiwa membeku, menanti datangnya kehangatan cahaya mentari. 

* Singosari, 27 Juli 2020 * 

@jbarathan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun