Kalau di tahun yang lalu puasa dan Idul Fitri berjalan normal,
seperti biasa Budaya Silahturahmi sanak famili, tetangga dan
para sahabat berlangsung meriah di hari kemenangan itu.
Anak-anak akan mendapat banyak uang kertas baru dari orang-
orang tua sesepuh kampung, atau pengusaha dan pejabat yang
memang sudah menyiapkan jauh hari untuk dibagi-bagikan.
Kebiasaan masyarakat kita setelah selesai sholat Ied, dilanjutkan
"sungkeman" kepada orang tua dan makan Opor Ayam bersama
seluruh keluarga , peristiwa seperti inilah yang sangat berkesan.
Tatapi, apakah lebaran tahun ini dimana seluruh daerah merebak
Pandemi yang tak kunjung selesai bahkan semakin menjadi-jadi,
bisakah merayakan hari kemenangan seperti tahun kemarin?
Pertanyaan itu melekat dibenak seluruh umat muslim boleh jadi
seluruh dunia, tapi apakah tidak beresiko jika terpaksa dilakukan?
senang sesaat namun akhirnya mendatangkan kesedihan.
Memang pemikiran manusia tidak sama, ada yang nekad jalan
terus dan ada yang menggunakan akal sehatnya untuk berpikir
sebelum mengambil langkah demi keselamatan orang banyak.
Disinilah problema Idul Fitri 1441 H, bagai buah "simalakama"
protokol kesehatan dijalankan atau beraktifitas di rumah saja.
Maaf, Anda termasuk yang mana?...
*Singosari, 23 Mei 2020*
@jbarathan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H