Warna rimer mendominasi kehidupan sang seniman, di atas kanvas pergulatan hidup dan mati, mengurai titik, garis, bidang, textur, dan warna membentuk sebuah komposisi.Â
Seniman meletakkan sejenak logikanya diatas perasaannya, sapuan kuas dengan warna-warni yang konon memiliki makna tersendiri, menggambarkan karakter seniman ini.Â
Warna sekunder menjadi alternatif, hijau, oranye, dan coklat akan menerangi jalan sang seniman menelusuri lorong-lorong gelap kehidupan 'tuk menemukan inspirasi.Â
Namun kadang kala inspirasi tak selamanya berjalan sesuai keinginan seniman, warna yang terlalu kuat atau warna yang memudar pucat menjadikan diri prustasi.Â
Kita akan sulit mengerti apa arti dan maksud sebuah karya seni tak berwujud, "abstrak" seperti permainan garis dan warna yang terbentuk harmonis dari sebuah kreasi seni.Â
*Singosari, 7 Pebruari 2020*
@jbarathan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H