Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bahasa Sini

7 Februari 2020   19:59 Diperbarui: 7 Februari 2020   19:57 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warna rimer mendominasi kehidupan sang seniman, di atas kanvas pergulatan hidup dan mati, mengurai titik, garis, bidang, textur, dan warna membentuk sebuah komposisi. 

Seniman meletakkan sejenak logikanya diatas perasaannya, sapuan kuas dengan warna-warni yang konon memiliki makna tersendiri, menggambarkan karakter seniman ini. 

Warna sekunder menjadi alternatif, hijau, oranye, dan coklat akan menerangi jalan sang seniman menelusuri lorong-lorong gelap kehidupan 'tuk menemukan inspirasi. 

Namun kadang kala inspirasi tak selamanya berjalan sesuai keinginan seniman, warna yang terlalu kuat atau warna yang memudar pucat menjadikan diri prustasi. 

Kita akan sulit mengerti apa arti dan maksud sebuah karya seni tak berwujud, "abstrak" seperti permainan garis dan warna yang terbentuk harmonis dari sebuah kreasi seni. 

*Singosari, 7 Pebruari 2020*

@jbarathan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun