Suara itu terdengar sayup-sayup sangat merdu, berirama seribu nan gemilau, siapa dia yang melagukannya? Seruan itu menggugah jiwaku.Â
Siang hari baru saja berganti sore, di langit cuaca sedikit mendung, angin perlahan datang meniup rimbun pepohon bambu di depan rumah.Â
Ujung bambu pun bergoyang-goyang kian kemari seperti sedang mencari pegangan agar tak mudah dipermainkan angin sore yang semakin liar.Â
Rintik-rintik hujan mulai turun perlahan membasahi bumi, aroma tanah basah menyengat menyumbat kepalaku, aku terdiam di atas kebisuan.Â
Dalam pusaran waktu yang terus menerus membelenggu dan menghentikan setiap langkahku untuk mengakhiri perjalanan, dan menghadap sujud kepada-Nya.Â
*Singosari, 2 Pebruari 2020*
@jbarathan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H