Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aroma Rumput Basah

26 Januari 2020   10:41 Diperbarui: 26 Januari 2020   10:39 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : leaflinlovernier.tumblr.com

Gemuruh air hujan menerpa padang ilalang
Aku dan yang disekelilingku diam membisu
Daun, ranting, dan dahan semua jadi basah
Hujan begitu deras menyirami muka bumi

Kuteguk segelas kopi hangat di minggu pagi
Semakin dekat kurasakan resah nyanyian hati
Ketika gejolak jiwa menjerit tak bersuara
Aroma rumput basah meredam kegundahan

Hujan di luar semakin menjadi-jadi membasahi
Ingin rasanya kuberlari mengejar seribu bayang
Mimpi yang selama ini bergayut dalam dada
Pecah disegelas kopi dan aroma rumput basah

Aku tertegun diam diatas kebisuan bara hati
Menikam tajam menyayat dan membawa pergi
Ragaku tersentak oleh angan yang menghilang
Pada sebentuk keindahan yang terlepas bebas

"Gejolak jiwaku bagai gemercik air pancuran
Yang tak sempat terjamah jari jemari
"...

 *Singosari, 26 Januari 2020*

 @jbarathan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun