tokoh panutan
tergelincir dari omongan
sekalipun itu sekedar guyonan
sudah terucapkan
tak mungkin ditarik, dibatalkan!
yang herannya lagi
tokoh-tokoh pada tertawa geli
seperti sedang menyaksikan komedi
sementara di sisi lain
pedagang kecil orang pinggiran
hatinya tersayat luka pedih tersakitkan
sebegitukah prestise seorang tokoh?
boleh jadi pedagang itu lebih beradab
mencari nafkah dengan tertib
dan bertanggung jawab
nasi telah menjadi bubur
perkataan itu telah terlanjur
terucap di depan umum, bombardir!
beribu pasang mata menyaksikan
secepat kilat tereksposkan
runyam jadinya, ambyar!...Â
Singosari, 4 Des 2024
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!