nelangsa hati ini
satu demi satu sahabat pergi
dan tak kan mungkin kembali lagi Â
tinggalah aku sendiri, di sini
cuma berteman air mata dan sepi sunyi Â
segalanya serasa bagaikan mimpiÂ
aroma tanah basah dan wangi melati
di atas pusaramu menjadi saksi
atas panggilan sang ILAHIÂ
tiada canda tawa tiada ceria lagi
tertunduk haru menahan emosi
bagai debur ombak di tepian pantai
berjalan dengan langkah gontai Â
kuteguk dua tiga kali
hangat kental manis hitam kopi pagi
lalu kubisikan dalam hati
kapankah, pandemi ini akan terhenti? ...
* Singosari, 9 Juli 2021 *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H