setangkai mawar bunga
untukmu ibuku sayang, terimalah
badai bulan desember
tiada selamanya merusak suasana indah
saat mentari bersinar cerah
kuteringat bundaku telah lampau pergi
banyak kisah terukir
lewat lentik jemarimu, merubah dunia
tak pernah letih
merawat si buyung, meski badai menerpa
rumput-rumput kering
hingga kuncup menghijau kembali
engkau masih disini
dengan senyum menyejukan hati, bunda
dengan apa aku membalas
walau tapak kaki penuh dara penuh nanah
kau masih terus berjalan
menyibakkan tirai penghalang 'tuk anakmu
maafkan aku ibu...
* Singosari, 22 Desember 2020 *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H