kau tutup pintu hati
untuk sebuah cinta, walau batin menangis
kupu-kupu terbang di atas rerumputan
sepasang mata bola menatap tajam, memandang liar
apa sebenarnya yang kau diinginkan?
tiada badai yang tak bergemuruh riuh, kekasih
seperti rinai di musim penghujan
cinta indah berakhir sudah
rembulan merah bagaikan hati yang luka
malam ini aku sendiri
mencari damai bersama bayang-bayangmu
kucari dan selalu kucari
walau terkadang kala tak seiring jalan
hangat pelukanmu masih kurasakan
saat jemari kita saling menggenggam berpagut erat
di tengah badai bulan desember...
* Singosari, 10 Desember 2020 *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H