Mohon tunggu...
JUNUS BARATHAN
JUNUS BARATHAN Mohon Tunggu... Guru - Secangkir KOPI Hangat...

Mari kita bersulang...SOBAT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pahlawan Pembela Kebenaran dalam Kehidupan Sehari-hari

28 Oktober 2020   18:03 Diperbarui: 28 Oktober 2020   18:06 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : phothooth.deviantart.com

Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti...

Begitulah, cuplikan syair lagu "Gugur Bunga", membahana di pelataran lapangan basket SMP Negeri 1 Purwosari Pasuruan, dinyanyikan bersama oleh Dewan Guru, Staf TU, dan siswa-siswa pada setiap tanggal, 10 November setiap tahunnya. 

Ya, memang pada hari itu sedikit berbeda di lingkungan sekolah, tampak semarak beragam corak busana pahlawan tempoe doeloe. Ada Jong Java, Jong Sumatra, Jong Kalimantan, Jong Sulawesi, Jong Ambon, Jong Bali, Jong Nusa Tenggara dan seterusnya, yang diperagakan oleh seluruh warga sekolah, baik guru maupun siswa. 

Hari ini hari yang sangat istimewa bernuansa perjuangan, seluruh warga sekolah turut serta memperingati hari Pahlawan 10 November untuk mengenang kembali pertempuran sengit arek-arek Suroboyo melawan tentara Inggris yang dikenal dengan, "Peristiwa 10 November di Surabaya"... Merdeka atau Mati!

Acara memperingati hari Pahlawan setiap tahunnya di sekolah selalu digelar sebuah kegiatan cerdas cermat yang bertemakan "Bela Negara" dan diikuti 3 orang siswa dari masing-masing perwakilan kelas. Dengan maksud memberikan pemahaman kepada siswa tentang bagaimana dan tujuan membela Negara.

Namun sebelumnya seluruh rangkaian kegiatan akan diawali dengan upacara bendera, selaku pembina upacara Bapak kepala sekolah SMP Negeri 1 Purwosari Pasuruan, yang diikuti oleh seluruh peserta upacara Guru, TU dan Siswa (warga sekolah). 

Alhamdulillah, upacara berjalan tertib dan khitmad. Dengan penuh semangat membara pembina upacara menyampaikan pidato Bung Tomo, dengan suara lantang menggelegar berapi-api, untuk membangkitkan dan membakar semangat kepahlawanan seluruh peserta upacara, dengan diawali pekik kemerdekaan "Merdeka...Merdeka...Merdeka" yang diikuti oleh seluruh peserta upacara.

Kilas balik 10 November 1945

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang. 

Inggris kemudian membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk yang hanya bersenjatakan bambung runcing, kelewang, ketepel, senjata rampasan, dan senjata api model kuno. 

Terlibatnya para penduduk dalam pertempuran ini banyak mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam keganasan serangan tersebut, baik yang meninggal maupun yang luka-luka.

"Di luar dugaan pihak Inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh-tokoh masyarakat seperti pelopor muda "Bung Tomo" yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris. Setidaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000 tentara. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang" (http://id.wikipedia.org)

Peringatan hari pahlawan di sekolah sangat bermanfaat sebagai pembelajaran untuk menanamkan sikap kepahlawanan, dan menghormati serta menghargai jasa-jasa para pahlawan (pendidikan karakter). 

Jika kegiatan semacam ini dapat dilakukan setiap tahunnya, dengan perencanaan yang telah diprogramkan sebelumnya, dimungkinkan akan berdampak positif bagi perkembangan karakter siswa. 

Harapan ke depan, di lingkungan sekolah siswa dapat mewujudkan sikap kepahlawanan, misalnya salah satu sikap yang sangat sulit dilaksanakan, yaitu :"Menjadi pahlawan pembela kebenaran dalam kehidupan sehari-hari".

Siapakah kini pelipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati...

(penggalan lirik lagu Gugur Bunga)

Akhirnya, dengan penuh semangat kepahlawanan keluarga besar SMP Negeri 1 Purwosari Pasuruan dapat melaksanakan kegiatan peringatan hari besar Nasional 10 November di setiap tahunnya, dengan tetap berpegang teguh pada semboyan : " Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya"... Semoga!

* Singhasari, 28 Oktober 2020 *

- Menyongsong datangnya peringatan hari Pahlawan 10 November 2020.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun