Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Broken Home: Efek dan Dukungan

2 Maret 2023   18:18 Diperbarui: 2 Maret 2023   18:18 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Afif Ramdhasuma on Unsplash

Tema "Broken Home" adalah sebuah topik yang sangat sensitif dan penting untuk diperbincangkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu broken home, bagaimana orang yang hidup di dalamnya dapat dipengaruhi, dan bagaimana mereka dapat membantu diri sendiri untuk bangkit dari situasi tersebut.

Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah keluarga di mana orang tua atau wali tidak tinggal bersama-sama. Keluarga ini dapat diakibatkan oleh perceraian, kematian salah satu pasangan, atau adopsi. Kehadiran orang tua yang tidak utuh dapat memiliki efek yang signifikan pada anak-anak mereka.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang hidup di dalam keluarga yang terpisah atau bercerai lebih cenderung mengalami masalah perilaku dan emosi, memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menjadi agresif dan menunjukkan tanda-tanda depresi dan kecemasan. Selain itu, mereka juga cenderung memiliki kesulitan dalam pendidikan dan hubungan interpersonal.

Dalam kondisi seperti itu, anak-anak akan merasa kehilangan dan merasa tidak aman karena orang yang mereka percayai dan sayangi tidak lagi tinggal bersama-sama. Selain itu, mereka mungkin merasa tidak dihargai atau bahkan disalahkan atas perceraian orang tua mereka, bahkan jika itu bukan salah mereka.

Namun, bukan berarti tidak ada harapan bagi anak-anak yang hidup dalam keluarga yang terpisah atau bercerai. Ada beberapa cara untuk membantu diri sendiri atau orang yang kita sayangi untuk bangkit dari situasi tersebut.

Pertama, penting untuk mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman. Ini dapat membantu anak-anak untuk merasa lebih aman dan merasa didengar serta dihargai. Selain itu, mencari dukungan dari profesional seperti psikolog atau konselor dapat membantu anak-anak untuk mengatasi emosi dan perasaan mereka yang mungkin tidak stabil.

Kedua, anak-anak harus belajar untuk mengenali dan mengelola emosi mereka. Ini termasuk mengidentifikasi perasaan mereka dan belajar untuk mengatasi perasaan negatif seperti kecemasan dan depresi. Ada banyak cara untuk melakukan ini, termasuk olahraga, meditasi, atau bahkan menulis jurnal.

Ketiga, anak-anak juga harus memperhatikan kesehatan mereka secara keseluruhan. Ini termasuk memastikan bahwa mereka mendapatkan istirahat yang cukup, makan makanan yang sehat, dan menjaga kebersihan diri mereka. Ini akan membantu mereka untuk merasa lebih baik secara fisik dan mental.

Terakhir, penting untuk menanamkan rasa harapan dan optimisme dalam diri anak-anak. Ini dapat dilakukan dengan merayakan keberhasilan mereka dan membantu mereka untuk menemukan minat dan bakat mereka. Ini dapat membantu anak-anak untuk merasa lebih percaya diri dan memiliki pandangan positif tentang masa depan mereka.

Dalam kesimpulannya, keadaan broken home dapat memiliki dampak yang signifikan pada anak-anak. Namun, ada cara untuk membantu mereka mengatasi perasaan dan emosi mereka, termasuk mencari dukungan dari keluarga dan teman, mengelola emosi mereka, menjaga kesehatan fisik dan mental mereka, dan menanamkan rasa optimisme dan harapan dalam diri mereka. Penting untuk diingat bahwa anak-anak bukanlah korban dari broken home, tetapi mereka bisa mengatasi situasi tersebut dan tumbuh menjadi individu yang kuat dan tangguh.

Namun, penting juga bagi orang tua atau wali untuk membantu anak-anak mereka dalam mengatasi situasi broken home. Orang tua atau wali harus mengambil peran aktif dalam memastikan anak-anak merasa dihargai dan dicintai. Mereka juga harus memastikan bahwa anak-anak tidak merasa disalahkan atas situasi broken home dan memahami bahwa situasi ini tidak ada hubungannya dengan keberhasilan atau kegagalan mereka.

Orang tua atau wali juga harus berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak mereka tentang situasi broken home. Mereka harus menjelaskan mengapa situasi ini terjadi, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu anak-anak merasa lebih aman dan stabil secara emosional.

Dalam kesimpulannya, situasi broken home dapat memiliki dampak yang signifikan pada anak-anak. Namun, dengan dukungan yang tepat dan penanganan yang tepat dari orang tua atau wali, anak-anak dapat mengatasi situasi tersebut dan tumbuh menjadi individu yang kuat dan tangguh. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami dan membantu anak-anak dalam situasi broken home untuk memastikan bahwa mereka memiliki masa depan yang cerah dan sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun