Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Maleficent", Kisah Tak Terungkap dalam Sleeping Beauty

6 November 2019   22:25 Diperbarui: 9 November 2019   18:37 8372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: cinemags.co.id

Bagi penggemar film-film Disney tentunya sejak kehadiran film Maleficent yang pertama membawa angin baru, terlebih yang juga mengikuti kisah Sleeping Beauty. 

Dalam kisah Sleeping Beauty, Maleficent dipersonafikasikan sebagai tokoh antagonis utama, bahkan musuh bersama dalam film. 

Namun, sejak kehadiran film pertama yang secara khusus mengangkat Maleficent sebagai tokoh sentral cerita, tentunya membawa perspektif baru bagi para penikmat film Disney. 

Atensi publik pun mengarah pada film Maleficent, terlebih sebelumnya jagat maya hadir bahasan mengenai kisah-kisah sebenarnya dalam dongeng-dongeng yang diangkat oleh Disney.

Melalui film Maleficent, publik diajak untuk mengenal Maleficent dengan lebih dekat dan ikut berempati dengannya. Pada film pertama, publik dibawa untuk mendalami kisah pengkhianatan yang dialami oleh Maleficent hingga membuatnya berubah menjadi sosok peri yang garang. 

Kepahitan tersebut tak lantas membuatnya benar-benar menjadi peri yang jahat. Meski sempat memberikan kutukan kepada Aurora, putri dari pria yang mengkhianati Maleficent, ia bahkan memberi penawar untuk kutukan tersebut, yakni dengan ciuman dari cinta yang tulus. 

Maleficent bahkan tetap mengawasi Aurora dari sejak bayi hingga dewasa untuk menjaganya dari bahaya. Hingga pada akhirnya kecupan Maleficent di wajah Aurora yang tertidurlah yang melepaskan Aurora dari kutukan itu. 

sumber gambar: beginningandend.com
sumber gambar: beginningandend.com
Bayangkan saja bila Disney tidak menghadirkan film Maleficent, kita sampai saat ini mungkin masih berlindung diri dengan menempatkan sosok Maleficent sebagai yang dipersalahkan dalam kisah, seperti yang terjadi dalam Sleeping Beauty. Sosok peri penjaga The Moors akan kita persalahkan selamanya.

sumber gambar: forbes.com
sumber gambar: forbes.com
Disney pada tahun ini merilis film kedua Maleficent bertajuk Mistress of Evil. Melalui film kedua ini publik kembali dipertegas terhadap persona dari peri penjaga The Moors ini. Film pertama menampilkan manusia yang mengkhianati Maleficent. 

Diawali oleh keserakahan raja dari kerajaan manusia untuk menaklukan The Moors, berlanjut pada pengkhianatan oleh pria yang dicintai Maleficent karena nafsu akan tahta kerajaan, kemudian manusia tanpa peri kemanusiaan. 

Pada film kedua, kembali ditampilkan betapa jahatnya manusia. Dalam kasus pada kisah Mistress of Evil ini adalah seorang ratu dari kerajaan manusia, Ingrith. Maleficent kembali ditampilkan garang. 

Disney sangat cerdik dalam promosi kisah Mistress of Evil ini. Pada teaser awal ditampilkan seakan Maleficent berkembang menjadi pribadi yang egois dan posesif. 

Disney sadar bahwa penonton Maleficent pertama akan muncul kejanggalan bahwa Maleficent benar menjadi sosok yang jahat. 

Namun, dengan rangkaian teaser yang muncul, hingga trailer resmi hadir, publik dibuat kembali menaruh harapan pada Maleficent sebagai Ibu Baptis yang baik bagi Aurora. 

Mistress of Evil bahkan menampilkan kisah yang lebih epic dengan adanya pertempuran besar antara The Moors dengan Ratu Ingrith beserta pasukan kerajaannya.

sumber gambar: princess.disney.com
sumber gambar: princess.disney.com
Dengan hadirnya film Maleficent, penggemar film-film Disney tentunya menanti alternatif cerita dari dongeng-dongeng lama yang pernah diangkat Disney ke layar lebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun