Sekarang ini berbagai macam masalah tengah melanda dunia pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah kekerasan atau bullying. Bentuk kekerasan ini bukan hanya dalam bentuk fisik saja tetapi juga secara psikologis. Kekerasan dapat terjadi di mana saja, termasuk di sekolah, tempat bermain, di rumah, di jalan, dan di tempat hiburan. Bullying seolah-olah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak di zaman sekarang ini. Maraknya aksi kekerasan atau bullying yang dilakukan oleh siswa di sekolah semakin banyak menghiasi deretan berita di halaman media cetak maupun elektronik seperti KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mencatat bahwa sepanjang tahun 2018, kasus anak pelaku bullying dan korban bullying adalah kasus yang paling banyak terjadi yakni sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen pelaku bullying dan sebanyak 41 kasus atau 25.5 persen korban bullying.
Apakah itu Bullying ?
Bullying adalah fenomena yang telah lama terjadi di kalangan remaja. .Ada banyak akibat yang terjadi dari  bullying contohnya seperti pelaku bullying akan mengintimidasi/mengejek kawannya sehingga kawannya tersebut jengkel. Atau lebih parah lagi, korban bullying akan mengalami depresi dan hingga timbul rasa untuk bunuh diri. Bullying harus dihindari bahkan ejekan kecil misalnya mulai dari anak yang masih duduk di bangku sekolah, bila anak tersebut merupakan korban bullying maka akan mengakibatkan korbannya berpikir untuk tidak berangkat ke sekolah karena di sekolahnya ia akan di bully oleh si pelaku. Selain itu, bullying juga dapat menjadikan seorang anak turun prestasinya karena merasa tertekan sering di bully oleh pelaku.
Siapa saja bisa menjadi pelaku Bullying, seperti Teman Sekolah, Teman Kerja, Guru, bahkan Orang tua sendiri pun tidak menutup kemungkinan untuk menjadi pelaku Bullying. Bullying ini  berbahaya bagi perkembangan anak di masa depan. Berdasarkan riset yang dilakukan tim peneliti dari University of Warwick dan University of Bristol, Inggris, anak-anak yang mendapatkan tindakan bullying di sekolah cenderung mengalami psikotik,yaitu gangguan jiwa berupa ketidakmampuan anak untuk menerima realita.
Adapun tanda-tanda anak mengalami bullying  di sekolah :
- Anak kerap mengurung diri di kamar
- Menjadi lebih emosional dan kasar
- Meminta pindah sekolah (school phobia)
- Konsentrasi belajar dan prestasi menurun
- Anak menjadi penakut dan kerap gelisah
- Sering mengalami mimpi buruk
Tentu saja tidak semua anak mengalami bullying di sekolah saja. Kecenderungan terjadinya bullying di sekolah hanya ditujukan pada korban-korban yang memiliki fisik tertentu. Misalkan obesitas, atau terlalu kurus. Bisa juga terjadi pada anak yang terlihat lemah, pendiam dan takberdaya.
Nah, apakah anda dapat mendalamin makna foto diatas ? "Ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tak menganggapnya berbahaya, dan karenanya ia terjungkal selama 70 tahun di dalam neraka". kata 70 tahun terjungkal di dalam neraka hanyalah sebuah ibarat. Â Makna yang ingin disampaikan oleh penulis adalah Bullying mungkin terlihat asyik bagimu, seolah-olah hanyalah sebuah candaan, namun apakah kamu tahu bahwa hal yang kamu anggap sebagai candaan bisa menusuk amat dalam bagi orang yang kamu bully? Apakah kamu tahu bahwa hal yang kamu anggap asyik tersebut bisa membuat korban bully menjadi ngedown, mentally breakdown ? Apakah kamu pernah berpikir seperti itu sebelum mengeluarin kata-kata yang kamu anggap hanya candaan,konyol? Mari kita bersama-sama belajar untuk menjaga kata-kata kita, sebab ada pepatah yang mengatakan "Jangan bangunkan Harimau yang sedang tidur".
Nah, karena maraknya perilaku Bullying apalagi di generasi muda sekarang, maka pada kesempatan ini, tim penulis melakukan eskperimentasi mengenai hasil investigasi yang sudah kamu teliti sebelumnya di sekolah Sma Negeri 3, Batam, yakni memberikan solusi berupa sosialsisasi kepada adik-adik yang masih yang duduk di bangku Sma Negeri 3 ini.
Setelah pelaksanaan eksperimentasi di SMA Negeri 3 Batam ini, kami telah mendapatkan beberapa kesimpulan dari para pelajar yang dimana mereka telah memiliki sedikit demi sedikitnya pengetahuan mengenai dampak bullying.
Bisa diketahui bahwa dampak dari bullying antara lain:
- Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur ( insomnia)
- Keluhan kesehatan fisik seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot
- Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah
- Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis
- Merasa trauma
Siswa/I SMA Negeri 3 juga telah mengetahui tindakan seperti apakah yang harus kita lakukan jika terjadinya pembulian.Â
- Dimana kita jangan bereaksi terlebih dahulu, bahkan jangan pernah berfikir untuk membalas dendam terhadap hal yang telah mereka lakukan kepada kita, dan sebisanya menjauh dari mereka.
- Â Kita juga tidak menyarankan para korban pembulian untuk duduk diam tanpa ada tindakan membela diri. Jika terjadinya pembulian di dirikita, maka segeralah memberitahu orang tua dan guru kita.
- Dan adapun motto yang harus diterapkan pada diri kita sendiri yakni "Stand Up and Speak Out!".Â
Berkat kerja sama Siswa-siswi Sma Negeri 3 , sehingga sosialiasi kami pun dapat berjalan lancar. Demikian artikel ini kami buat dalam memenuhi tugas project pancasila, Universitas Internasional Batam semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, Ingat Stand Out dan Speak Out For Your ownself ! Terima kasih.Â
Tim Penulis :
1. Junnestine ( 1842004)
2. Noviyanti (1842030)
3. Sally ( 1842172)
4. Desiani ( 1842176)
5. Marmileni Triana (1842177)
#SEpro2018 #IR #UIB
Adapun video project kami :
THANK YOU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H