Mohon tunggu...
Junna Faizah Rahma
Junna Faizah Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya seorang mahasiswa s1 tingkat 2 yang suka membaca jurnal dan artikel kesehatan dan juga suka membaca buku sastra. Selain itu saya suka untuk berkuliner makanan daerah dan saya suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Apa Itu Attention Span dan Keterkaitannya dengan TikTok

7 Juni 2024   22:05 Diperbarui: 8 Juni 2024   02:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pastinya semua orang di dunia sudah tahu betul, apa itu TikTok. Sejak pandemi covid-19, TikTok kembali diminati hampir seluruh warga Indonesia untuk hiburan. Orang dari berbagai kalangan mengunduh aplikasi ini, mulai dari orang tua sampai anak-anak. Ide-ide konten dan trend baru pun muncul, seperti trend membuat minuman dalgona atau konten "joget jedag jedug". Semua orang berlomba-lomba untuk mengikuti trend dan menjadi viral sampai seolah-olah kita hidup di sosial media. 

Tentunya datangnya aplikasi bernama TikTok ini tak sepenuhnya membawa dampak yang positif. Sadar tak sadar, waktu kita untuk scroll TikTok bisa mencapai 10 jam bahkan lebih. Ternyata ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif otak kita. 

Apa sih Attention Span itu?  Adalah berapa lama seseorang mampu mempertahankan keadaan perhatian optimal, yang didefinisikan sebagai periode kinerja tinggi tanpa kesalahan respons dan konsisten. 

Lalu apa hubungannya dengan TikTok? Mungkin sering dari kita merasakan, ketika sedang mengerjakan tugas yang harus diselesaikan besok tiba-tiba dering notifikasi terdengar dan muncul di layar depan ponsel kalian. Awalnya pasti kita berusaha untuk memalingkan wajah dan lanjut mengerjakan tugas. 

Namun, pada akhirnya selalu gagal. Akhirnya kita akan membuka notifikasi tersebut, berkata pada diri sendiri akan membuka sebentar saja namun secara tidak sadar satu jam berlalu untuk berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain. Apapun yang dibuka, walaupun kita paham benar bahwa itu tidak penting, rasanya tidak bisa berhenti. 

Media pendek seperti TikTok ini sangat berperan dalam penurunan Attention Span.

Media TikTok hanya dirancang dengan maksimal durasi 3 menit untuk setiap video. Platform yang dirancang seperti ini membuat otak kita beradaptasi dengan hanya menerima media dalam bentuk kecil dan sekaligus pendek. Bahayanya media pendek seperti ini bisa menjadi sangat adiktif dan apabila dihadapkan dengan cerita atau bacaan yang panjang, rumit, dan bertele-tele otak kita akan susah untuk memprosesnya. 

Mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah "FYP" atau For Your Page. Adanya FYP ini juga berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Algoritma TikTok bekerja berdasarkan minat dan ketertarikan penggunanya. Sehingga FYP seseorang dengan yang orang lain akan berbeda. Secara tidak sadar, fitur ini seolah-olah mewujudkan afirmasi dari seseorang dengan validasi konten-konten yang kadang dapat menimbulkan keadaan semakin kacau.

Kapanpun ada sesuatu yang membuat kita bosan, kita punya pilihan untuk scroll tanpa tujuan. Ini bukanlah pilihan dalam kehidupan nyata. Konten algoritmik yang tidak ada habisnya membuat kita semakin sulit untuk fokus. Bahkan yang cukup mengkhawatirkan berdasarkan penelitian yang dilakukan Microsoft, bahwa Attention Span kita lebih pendek dibandingkan ikan mas yaitu kurang dari 9 detik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun