Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Tangga Tanpa Sepi

26 Oktober 2024   12:56 Diperbarui: 27 Oktober 2024   08:16 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun saya merasa nyaman, saya akhirnya memilih untuk mengalah, daripada berhadapan dengan suasana hati yang tidak menyenangkan.

Istri juga sering meminta pendapat saya tentang sepatu-sepatu yang akan digunakannya saat berangkat mengajar. 

"Yang mana ya yang cocok? Bagusan yang mana nih?" 

Dalam momen ini, saya menyadari bahwa dia tidak hanya mencari saran, tetapi juga ingin melibatkan saya dalam keputusan kecilnya. 

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dan dukungan dalam hubungan kami. Momen-momen seperti ini, walaupun terlihat sepele menjadi fondasi dari rasa saling menghargai dan koneksi yang lebih dalam dalam rumah tangga kami.

Proyek Bersama

Rumah tangga ibarat sebuah bahtera yang digunakan untuk mengarungi samudera kehidupan bersama pasangan. Menikah bukanlah akhir dari sebuah tujuan hidup, justru, ini adalah awal dari berbagai pencapaian yang diimpikan. 

Saya masih ingat betul bagaimana saya dan istri merasa antusias saat terlibat dalam diskusi bersama di malam hari. Entah mengapa, momen tersebut selalu membekas dalam ingatan saya. 

Saat itu, kami seperti tengah mengerjakan proyek besar, membahas berbagai persiapan untuk mewujudkan cita-cita hidup kami.

Poin yang ingin saya sampaikan adalah bahwa suami dan istri harus terlibat dalam "proyek bersama" dalam mewujudkan berbagai cita-cita kehidupan. 

Melalui komunikasi ini, hubungan kami justru semakin erat, karena kami saling berbagi dan menguatkan satu sama lain. Meskipun terkadang diskusi kami diselingi dengan keinginan istri untuk menang sendiri (maaf, kelepasan curhat, wkwk), namun itu sangat berarti bagi saya dan istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun