Harapan ini sejalan dengan berbagai program pemerintah dalam peningkatan kompetensi guru yang seringkali dikemas dalam moda daring, seperti PPG atau Guru Penggerak.
Tentunya ini menjadi sebuah kesempatan baik untuk meningkatkan berbagai kompetensi yang diinginkan oleh guru yang notabene sebagai garda terdepan pendidikan bangsa.
Pembelajaran Berkualitas
Internet Starlink memberikan kemudahan dalam akses internet dan menjadikan belajar sebagai sebuah pengalaman berkualitas.
Beberapa materi membutuhkan simulasi sebagai pelengkap penalaran yang tidak mungkin bisa diperoleh hanya dengan mengandalkan imajinasi semata.Â
Sebagai contoh adalah materi mata pelajaran biologi tentang mekanisme penghantaran impuls, bagaimana potensial aksi menjadi sebuah sarana dalam menghantarkan impuls, atau bagaimana proses terbukanya gerbang kalsium pada terminal akson yang akan menjadi prekursor fusi vesikel neurotransmiter dengan membran terminal akson.
Membacanya saja pasti sudah membuat pusing, apalagi jika materi ini hanya disampaikan oleh guru dengan metode ceramah saja. Jangankan berimajinasi membayangkan prosesnya di dalam pikiran kita, untuk paham saja hanya dengan melalui metode ceramah sungguh sangat sulit.
Untung saat ini dunia internet menyediakan berbagai akses media pembelajaran dengan berbagai materi pembelajaran berikut simulasi pada materi tersebut.Â
Pertanyaannya adalah bagaimana jika tidak ada akses internet? Bisa kita bayangkan, bagaimana kualitas pembelajarannya? Tentu akan terjadi perbedaan kompetensi sebagai hasil pembelajaran antara siswa dengan sekolah yang memiliki akses internet penuh dibandingkan dengan siswa dari sekolah yang tanpa internet.
Pembuka Cakrawala Berpikir
Internet Starlink yang mampu mencapai sekolah-sekolah pelosok tanpa akses internet merupakan harapan baru untuk membuka cakrawala berpikir siswa di manapun mereka berada.
Jika saat ini sebagai guru kita tetap memposisikan diri menjadi satu-satunya sumber materi dan informasi bagi siswa, pandangan ini harus segera kita ubah.Â
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seharusnya menjadikan guru hanya sebagai fasilitator pembelajaran, tentunya tanpa melupakan pendidikan karakter.