Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Penggerak: Opsionalitas dan Paradoks Tujuan Nasional Pendidikan

3 Mei 2024   00:26 Diperbarui: 3 Mei 2024   04:40 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: KOMPAS/HERYUNANTO 

Namun, di daerah pelosok dengan keterbatasan akses internet dan listrik, situasinya tentu akan berbeda.

Bagaimana mungkin kualitas pendidikan akan tetap sama jika perbedaan kompetensi guru terus berlanjut dengan adanya pendidikan guru penggerak yang hanya opsional semata? 

Diskriminasi

Tidak hanya diskriminasi status, antara pelabelan guru penggerak dan bukan guru penggerak, tentu saja yang paling fatal pasti terjadi perbedaan ataupun diskriminasi kompetensi antara guru penggerak dan bukan penggerak. 

Terus terang saya malu jika harus menuliskan ini, bahkan saya gelagapan saat awal ditanya tentang pembelajaran berdiferensiasi. Saya juga malu terlihat gelagapan saat ditanya tentang segitiga restitusi.

Ada banyak hal yang diperoleh ketika menjadi guru penggerak. Tentunya ini akan menjadi peluang perbedaan yang sangat signifikan jika pendidikan guru penggerak menjadi program opsional bagi seorang guru. 

Bagi guru bukan guru penggerak, bisa jadi pengetahuan tentang dunia pendidikan ya itu-itu aja. Andaikan ada yang pengetahuannya setara dengan guru penggerak, ya berarti dia adalah guru yang aktif dalam mengupgrade informasi. 

Tapi coba dihitung ada berapa banyak guru yang bukan guru penggerak yang memiliki kompetensi yang sama dengan guru penggerak, pasti hanya hitungan jari.

Padahal guru adalah garda depan dalam pembentukan peradaban bangsa, yakin dengan beberapa gelintir guru penggerak dalam satu sekolah bisa memantik pendidikan sesuai dengan arah tujuan nasional pendidikan?

Guru Penggerak Bukanlah Pilihan

Jadi guru penggerak bukanlah sebuah hal pilihan, tapi harusnya menjadi sebuah kewajiban. Bukan siapa yang mau, tapi semuanya harus mau.

Bukan masalah siapa yang mau dan siapa yang lulus seleksi guru penggerak, tapi ini masalah pendidikan loh, masalah kita bersama, masalah bangsa kita, bagaimana kita mencoba membangun peradaban yang baik sesuai dengan tujuan nasional pendidikan. 

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sepertinya wajib mendesain bagaimana pendidikan guru penggerak menjadi agenda utama bagi seorang guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun