Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hari Guru Nasional 2023: Menyadarkan Ego, Memupuk Kesadaran, dan Menghargai Peran Bersama

19 November 2023   11:38 Diperbarui: 19 November 2023   17:43 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika pemahaman ini benar-benar disadari oleh guru dan orang tua siswa, konflik antara siswa dan guru, atau antara orang tua dan guru, seharusnya dapat diminimalkan. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh siswa terhadap guru seharusnya menjadi bukti bahwa masih ada ketidakpahaman tentang arti sebenarnya dari berbagi peran pengasuhan dengan guru.

Munculnya ego "ini saya" dan "ini anakku" seringkali menjadi sumber konflik. Ketika ego ini mendominasi, benturan tidak dapat dihindarkan. Melalui tulisan ini, penulis mengajak siswa dan orang tua untuk dengan ikhlas menyadari bahwa guru berperan dalam pengasuhan saat mengajar di sekolah. 

Perlu diizinkan bagi guru untuk menganggap siswa dan anak orang tua sebagai objek yang perlu dididik dan diberikan nasihat demi kebaikan mereka di masa depan. Dengan kesadaran ini, diharapkan konflik antara siswa, orang tua, dan guru dapat diminimalkan, menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih harmonis dan produktif.

Kerjasama dan Komunikasi Efektif

Kerjasama dan komunikasi yang efektif antara siswa, guru, dan orang tua sangat diperlukan dalam mendidik anak di sekolah. 

Seiring dengan pengalaman sebagai seorang guru, terlihat bahwa anak-anak yang mendapatkan pola asuhan dengan kerjasama dan komunikasi yang efektif dengan sekolah cenderung lebih mudah untuk terdidik.

Ketika kerjasama dan komunikasi terhambat, biasanya anak-anak juga mengalami kesulitan dalam proses pendidikan. Komunikasi yang baik antara siswa, guru, dan orang tua menjadi kunci utama dalam menjalankan fungsi pembelajaran dan pendidikan. Jika salah satu pihak mengalami kesulitan atau terputus, tugas guru dan sekolah dalam memberikan pendidikan akan menjadi sangat sulit.

Tidak bijaksana jika orang tua sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada sekolah dan merasa pasrah tanpa melibatkan diri dalam layanan pendidikan anak. Dibutuhkan sinergi yang sempurna antara anak, guru, dan orang tua.

Orang tua harus tetap bertanggung jawab terhadap pendidikan anak, menjadi penguat utama bagi pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Saat sekolah mengajarkan konsep kepatuhan dan ketaatan terhadap norma serta tata tertib, orang tua juga memiliki peran penting sebagai penguat agar anak-anak patuh dan taat terhadap aturan yang berlaku di sekolah.

Penting untuk tidak bersikap acuh, membiarkan begitu saja, dan merasa pasrah terhadap peran sekolah. Sebaliknya, perlu adanya partisipasi aktif dari orang tua berupa komunikasi efektif dari orang tua dalam mendukung dan melibatkan diri dalam pendidikan anak, menciptakan lingkungan belajar yang kokoh dan mendukung perkembangan optimal anak di sekolah.

Memahami dan Menghargai Perkembangan Anak sebagai Amanah 

Guru, sebagai pemain kunci dalam proses pendidikan, tidak boleh bertindak sewenang-wenang hanya karena merasa memiliki tugas utama dalam memberikan pendidikan dan pembelajaran. 

Guru perlu memiliki kemampuan untuk menguasai dan memahami berbagai karakteristik anak didik di sekolah. Lebih dari itu, guru harus memandang setiap anak sebagai amanah yang dipercayakan kepadanya untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun