Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gentrifikasi dan Paradoks Kedaulatan Pangan: Pengalaman dari Kota Kami

20 Oktober 2023   23:39 Diperbarui: 21 Oktober 2023   13:00 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KOMPAS.com dari SHUTTERSTOCK.com/JET ROCKKKK 

Namun, apabila ternyata tak ada jalan keluar yang memadai, maka pembukaan lahan pertanian baru dapat dianggap sebagai alternatif terakhir. 

Kendati demikian, harus ditekankan bahwa langkah ini perlu dilakukan dengan bijaksana, mempertimbangkan dampak lingkungan serta keberlanjutan jangka panjang.

Regulasi yang mendukung akan menjadi landasan utama dalam menyelesaikan dilema ini. Dengan pendekatan yang seimbang antara hak individu dan kepentingan kolektif, kami dapat mencapai tujuan bersama, yaitu kedaulatan pangan yang berkelanjutan.

Kedua, Pudarnya Semangat Menjadi Petani

Profesi petani, yang telah lama dianggap sebagai tulang punggung ketahanan pangan, menghadapi tantangan serius. Semakin lama, profesi ini semakin ditinggalkan oleh masyarakat, sebagian besar karena persepsi bahwa menjadi petani adalah pekerjaan yang ketinggalan zaman dan kurang menguntungkan. 

Dan sayangnya, terdapat fakta yang mendukung pandangan ini, karena menjadi petani di era ini semakin kompleks. Petani menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pasokan air yang memadai, benih yang berkualitas, pestisida, serta pupuk, semuanya dengan biaya yang terus meningkat. Bahkan ketika panen berlimpah, seringkali harga jual hasil panen turun tajam, memperparah situasi ekonomi para petani.

Untuk menjaga kedaulatan pangan dan memberdayakan para petani, diperlukan perubahan regulasi dan sistem yang menciptakan lingkungan yang kondusif dan menguntungkan bagi profesi ini. Pemerintah harus turun tangan dengan menyediakan sarana dan fasilitas yang memadai, yang mudah diakses oleh para petani. 

Tujuan dari tindakan ini adalah membuat profesi petani menjadi lebih menarik dan menjamin profitabilitas. Dengan cara ini, kami dapat membantu memastikan bahwa para petani tetap menjadi garda terdepan dalam perjuangan menuju kedaulatan pangan yang berkelanjutan.

Namun, persepsi umum tentang profesi petani yang ketinggalan zaman, serta pengaruh besar dari arus gentrifikasi, telah membuat generasi muda cenderung menjauh dari profesi ini. Semakin banyak generasi muda yang memilih karir di sektor lain. Dampaknya, upaya kami untuk mendekati kedaulatan pangan semakin terpinggirkan.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi kami untuk mendorong inovasi di sektor pertanian, membuat profesi petani lebih menarik, dan memberikan jaminan pendapatan yang lebih baik. Profesi petani harus dipandang sebagai pekerjaan yang dihormati dan menguntungkan. 

Dengan langkah-langkah ini, kami dapat menginspirasi generasi muda untuk kembali ke pertanian, menjaga kedaulatan pangan, dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Kaitan yang Tak Terbantah dengan Kedaulatan Pangan yang Bermula dari Rumah

Keterkaitan yang jelas dan tak terhindarkan tergambar di depan mata: Bagaimana mungkin kita mencapai kedaulatan pangan, dan dengan itu mengatasi krisis pangan dari rumah, jika lahan untuk bertanam terbatas dan semangat untuk menjadi petani semakin pudar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun