Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Mengungkap Paradoks: Di Balik Tabir Perselingkuhan di Lingkungan Kerja

6 Oktober 2023   00:15 Diperbarui: 6 Oktober 2023   02:01 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KOMPAS.com dari freepik/ Freepik 

Percintaan terlarang di lingkungan kerja, suatu fenomena yang biasanya dihindari sebagai topik tabu, kini menjadi sorotan utama dalam dunia pekerjaan dan asmara.

Artikel ini mencoba menjelaskan mengapa perselingkuhan antar rekan kerja masih sering terjadi, berdasarkan pengamatan penulis dari berbagai lingkungan kerja, penulis akan membahas bagaimana pelaku perselingkuhan melihat perilaku mereka sebagai sesuatu yang menarik.

Dari perbincangan santai di kantin hingga berita di media sosial, sepertinya kita semua ingin tahu apa yang mendorong perilaku ini.

Namun, ketika kita menggali lebih dalam ke dalam pikiran para pelaku perselingkuhan, kita akan menemukan paradoks yang menarik. 

Mereka merasa menjalani hubungan terlarang memberi mereka prestise, seolah-olah berhasil menaklukkan hati orang lain adalah pencapaian tertinggi.

Bahkan, mereka dengan bangga memamerkan hubungan tersebut, bahkan di tempat kerja, di mana semua mata selalu waspada. 

Paradoks ini semakin membingungkan ketika kita melihat bagaimana lingkungan pertemanan mereka justru mendukung dan merangsang perselingkuhan ini, seolah-olah itu adalah perilaku yang wajar.

Sumber gambar: nova.grid.id dari Pixabay.com 
Sumber gambar: nova.grid.id dari Pixabay.com 

Bagaimana mungkin teman-teman yang seharusnya memberikan nasihat atau mengecam perilaku tersebut malah menjadi pendorong semangat bagi para pelaku perselingkuhan? 

Inilah realitas yang membingungkan, dan dalam kerumitan dunia percintaan, kita perlu memahami bahwa pengakuan sejati seharusnya ditemukan melalui cara-cara yang lebih sehat, dan bukan dengan bermain-main dengan api emosi yang berbahaya.

Artikel ini akan membongkar lapisan demi lapisan dari fenomena perselingkuhan di tempat kerja yang masih sering terjadi, merinci bagaimana para pelaku perselingkuhan melihat diri mereka sebagai pemenang dalam permainan cinta yang rumit.

Pertama, Pencarian Pengakuan: Saat Perselingkuhan Membuat Kita Merasa Hebat

Sumber gambar: KOMPAS.com dari PEXELS/Jasmine Carter 
Sumber gambar: KOMPAS.com dari PEXELS/Jasmine Carter 

Dalam kehidupan, kadang-kadang perselingkuhan dapat menjadi sebuah permainan yang menantang, di mana mereka yang berhasil menaklukkan hati orang lain hingga menjalani hubungan terlarang merasa sebagai pemenang.

Sebagian orang mungkin menganggap diri mereka luar biasa ketika berhasil menjalani perselingkuhan. Bahkan, beberapa di antaranya dengan bangga memamerkan kemesraan mereka, baik itu di kehidupan nyata, seperti di kantor, maupun dalam komunikasi daring di media sosial. 

Paradoksnya, banyak dari mereka sebenarnya sudah memiliki pasangan sah dan hubungan mereka dalam kondisi yang baik. Namun, mungkin karena rasa bosan atau keinginan akan variasi dalam hubungan percintaan, mereka memutuskan untuk menjalani hubungan terlarang ini di balik pernikahan mereka.

Ironisnya, mereka tidak merasa malu untuk memamerkan kemesraan tersebut. Bahkan dengan sengaja memperlihatkan hubungan terlarang mereka kepada teman-teman mereka, hubungan tersebut justru semakin menjadi sorotan.

Pada tahap ini, mereka merasa sangat bangga dengan perselingkuhan mereka, seolah-olah itu adalah sesuatu yang prestisius. 

Mereka merasa bahwa dengan menjalani perselingkuhan, mereka mendapatkan pengakuan dan validasi sebagai seseorang yang mampu menaklukkan hati orang lain. 

Mereka merasa dihormati dan dikagumi oleh lawan jenis, seolah-olah menjadi yang paling menonjol dalam lingkaran pertemanan mereka.

Pada akhirnya, ini adalah sebuah ironi. Namun, itulah realitas yang dialami oleh beberapa teman penulis selama berada dalam lingkaran seputar percintaan. 

Dalam kehidupan yang sering kali kompleks, kita seringkali mencari pengakuan bahkan dalam cara yang mungkin tidak masuk akal.  

Kedua, Circle Pertemanan yang Mendukung Perselingkuhan

Sumber gambar: KOMPAS.com dari DOK.Stikes Santo Borromeus 
Sumber gambar: KOMPAS.com dari DOK.Stikes Santo Borromeus 

Poin kedua ini memiliki keterkaitan erat dengan poin pertama. Bagi mereka yang terlibat dalam perselingkuhan, lingkungan pertemanan sering menjadi wadah yang mendukung, bahkan merangsang keinginan untuk menjalani hubungan terlarang. Perselingkuhan bisa diibaratkan seperti api, dan sekamnya adalah circle pertemanan. 

Dalam beberapa kasus, circle pertemanan justru memperkuat rasa bangga akan perselingkuhan ini, seolah-olah itu adalah hal yang lumrah.

Terkadang, dalam circle pertemanan tersebut, perselingkuhan dianggap sebagai bahan pameran. Mereka menjadikan lingkungan pertemanan ini sebagai panggung untuk memamerkan hubungan terlarang mereka.

Yang lebih tidak masuk akal adalah bagaimana reaksi teman-teman di dalam circle tersebut justru mendukung keberlangsungan perselingkuhan. 

Alih-alih memberikan nasihat atau mengecam perilaku tersebut, teman-teman justru sering kali menunjukkan rasa ingin tahu dengan pertanyaan seperti "sudah kemana saja dan apa yang telah kamu lakukan selama perselingkuhan ini?" 

Bukannya menasehati, keingintahuan teman-teman justru menjadi pemicu semangat bagi para peselingkuh, dan hasilnya adalah mereka semakin menjadi-jadi dalam hubungan terlarang ini.

Tidak dapat disangkal bahwa fenomena ini terasa tidak masuk akal, namun demikian, itulah realitas yang sering kali terjadi dalam lingkaran pertemanan seputar perselingkuhan. 

Dalam situasi ini, persahabatan sering kali berperan dalam memperkuat hubungan terlarang, menciptakan dinamika yang membingungkan dan rumit.  

Ketiga, Nagih pada Sensasi Percintaan Terlarang: Seperti Candu Emosional

Sumber gambar: KOMPAS.com dari freepik/ Freepik 
Sumber gambar: KOMPAS.com dari freepik/ Freepik 

Tidak dapat dipungkiri bahwa menjalani hubungan yang telah berlangsung bertahun-tahun, terutama sebagai pasangan suami atau istri, dapat membuat hubungan menjadi monoton dan membosankan. 

Ini adalah pengalaman yang manusiawi, sebab cinta seringkali berperilaku seperti dahaga di tengah cuaca panas yang terik. Awalnya, ketika kita pertama kali merasakan kebahagiaan cinta, rasanya luar biasa.

Namun, apa yang terjadi ketika kita sudah "meminum" cinta dalam berbagai bentuknya berulang kali? Mirip dengan minum air dalam botol, setelah beberapa saat, tenggorokan kita tidak lagi merasa dahaga, bahkan kita mungkin merasa eneg, mual, atau bosan karena kebutuhan untuk cinta sudah terpenuhi.

Ini juga sering terjadi dalam hubungan manusia. Kekhawatiran dan rasa deg-degan yang kita rasakan saat pertama kali jatuh cinta, ketika pertama kali menjalin hubungan, seringkali seperti naik roller coaster emosi yang membuat hidup semakin hidup.

Momen-momen di mana jantung kita berdebar kencang karena adrenalin dan gairah cinta seringkali menjadi penyebab kecanduan bagi beberapa orang, seperti candu tembakau yang selalu membuat ingin lagi. 

Terlebih lagi jika hubungan terlarang ini adalah saling mencintai dan berbalas perasaan, adrenalin yang mengalir dalam hubungan terlarang ini bisa menjadi sangat adiktif, mirip dengan sensasi ngebut saat naik sepeda motor.

Meskipun sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata yang gamblang, inilah yang terjadi dalam realitas kehidupan beberapa orang, seperti yang telah diungkapkan oleh beberapa teman penulis. 

Adrenalin dan emosi dalam hubungan terlarang ini membawa mereka ke dalam suatu pengalaman yang sulit untuk dijelaskan, tetapi tetap menggetarkan dan membuat mereka terus terlibat dalam perjalanan emosional yang mendebarkan ini.

Wasana Kata

Sumber gambar: KOMPAS.com dari Shutterstock 
Sumber gambar: KOMPAS.com dari Shutterstock 

Dalam mengakhiri refleksi tentang perselingkuhan di lingkungan kerja, penting untuk menyadari bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensinya. Bagi mereka yang terlibat dalam perselingkuhan, perlu diingat bahwa prestise atau pengakuan semu tidak akan membawa kebahagiaan yang sejati.

Keputusan untuk menjalani hubungan terlarang adalah pilihan yang kompleks, sering kali dipengaruhi oleh berbagai alasan pribadi. Namun, menjadi bijaksana untuk mencari solusi yang lebih sehat, seperti berkomunikasi terbuka dengan pasangan sah atau mencari bantuan konseling pernikahan jika memungkinkan.

Sementara bagi teman-teman yang mendukung perselingkuhan, penting untuk merenungkan peran Anda dalam dinamika ini. Alih-alih mendukung perilaku yang bisa merusak hubungan orang lain, pertimbangkan untuk memberikan nasihat yang baik dan bertanggung jawab.

Pasangan sah juga memiliki peran kunci dalam mengatasi krisis dalam hubungan. Jika Anda merasa hubungan Anda monoton, mungkin saatnya untuk menjelajahi cara-cara baru untuk menjaga api cinta tetap berkobar.

Dalam keruwetan kehidupan percintaan, mari berusaha untuk lebih memahami, mendukung, dan mencari solusi bersama. 

Terkadang, pengakuan sejati datang dari kemampuan kita untuk saling memahami dan menghargai, bukan dari keputusan untuk bermain dengan api emosi yang berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun