Pertama, Pencarian Pengakuan: Saat Perselingkuhan Membuat Kita Merasa Hebat
Dalam kehidupan, kadang-kadang perselingkuhan dapat menjadi sebuah permainan yang menantang, di mana mereka yang berhasil menaklukkan hati orang lain hingga menjalani hubungan terlarang merasa sebagai pemenang.
Sebagian orang mungkin menganggap diri mereka luar biasa ketika berhasil menjalani perselingkuhan. Bahkan, beberapa di antaranya dengan bangga memamerkan kemesraan mereka, baik itu di kehidupan nyata, seperti di kantor, maupun dalam komunikasi daring di media sosial.Â
Paradoksnya, banyak dari mereka sebenarnya sudah memiliki pasangan sah dan hubungan mereka dalam kondisi yang baik. Namun, mungkin karena rasa bosan atau keinginan akan variasi dalam hubungan percintaan, mereka memutuskan untuk menjalani hubungan terlarang ini di balik pernikahan mereka.
Ironisnya, mereka tidak merasa malu untuk memamerkan kemesraan tersebut. Bahkan dengan sengaja memperlihatkan hubungan terlarang mereka kepada teman-teman mereka, hubungan tersebut justru semakin menjadi sorotan.
Pada tahap ini, mereka merasa sangat bangga dengan perselingkuhan mereka, seolah-olah itu adalah sesuatu yang prestisius.Â
Mereka merasa bahwa dengan menjalani perselingkuhan, mereka mendapatkan pengakuan dan validasi sebagai seseorang yang mampu menaklukkan hati orang lain.Â
Mereka merasa dihormati dan dikagumi oleh lawan jenis, seolah-olah menjadi yang paling menonjol dalam lingkaran pertemanan mereka.
Pada akhirnya, ini adalah sebuah ironi. Namun, itulah realitas yang dialami oleh beberapa teman penulis selama berada dalam lingkaran seputar percintaan.Â
Dalam kehidupan yang sering kali kompleks, kita seringkali mencari pengakuan bahkan dalam cara yang mungkin tidak masuk akal. Â
Kedua, Circle Pertemanan yang Mendukung Perselingkuhan
Poin kedua ini memiliki keterkaitan erat dengan poin pertama. Bagi mereka yang terlibat dalam perselingkuhan, lingkungan pertemanan sering menjadi wadah yang mendukung, bahkan merangsang keinginan untuk menjalani hubungan terlarang. Perselingkuhan bisa diibaratkan seperti api, dan sekamnya adalah circle pertemanan.Â
Dalam beberapa kasus, circle pertemanan justru memperkuat rasa bangga akan perselingkuhan ini, seolah-olah itu adalah hal yang lumrah.