Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kontestasi Politik 2024: Bagaimana Tetap Akrab di Akar Rumput

3 September 2023   11:29 Diperbarui: 5 September 2023   06:56 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber KOMPAS.com/Garry Lotulung

Atau masih ingatkah kita bagaimana dukungan Prabowo kepada Jokowi-Ahok yang kala itu mencalonkan diri sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada pilkada DKI Jakarta 2014.

Mungkin masih segar juga dalam ingatan kita saat debat antara Jokowi dan Prabowo pada tahun 2019 yang digelar oleh KPU sebagai salah satu tahapan pemilihan umum dalam rangka memilih presiden dan wakil presiden saat itu. 

Politik memang kejam tapi dalam politik memang demikian, berbagai manuver bisa dilakukan. Dari era Megawati Soekarno Putri yang pada akhirnya harus menjadi rival politik oleh menteri dalam kabinetnya sendiri, Prabowo yang pernah menjadi bakal calon wakil presiden yang mendampingi Megawati, sampai drama Prabowo yang harus menghadapi Jokowi saat pemilu presiden 2019 yang notabene dulu Prabowo lah salah satu yang menjadi pendukung Jokowi saat mencalonkan diri menjadi Gubernur Jakarta pada 2014. 

Fenomena di atas adalah berbagai manuver politik yang pernah dilakukan oleh politisi di negeri kita dan sebenarnya masih banyak lagi berbagai contoh yang lain. 

Di dalam politik memang tidak ada yang abadi, yang abadi hanya satu, yaitu kepentingan, maka sudah-sudahlah bagi yang masih ngeyel menjagokan tokoh atau partai tertentu pada 2024 nanti, sudah waktunya untuk berpikir jernih dan menghentikan kengeyelannya tersebut. 

Jadilah seorang pendukung yang juga mampu menalar dan dinamis, jangan hanya karena saling dukung antar calon justru membuat hubungan pertemanan, antar tetangga dan keluarga menjadi rusak. Anggap ini adalah dinamika di dalam berbangsa bernegara dan berdemokrasi. 

Mendukung pasangan calon boleh, tetapi menghujat, menghina pasangan calon dan saling adu dukungan dengan pendukung pasangan calon lain hingga timbul konflik, inilah yang harus kita hindari, sebab di dalam politik semua bisa terjadi, jadi jangan baperan ya, tetap berlogika dan sadari bahwa tidak ada yang abadi di dalam politik. 

Tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang abadi adalah kepentingan!

Kedua, Jangan Loyalitas Buta

Sumber: kompas.com/Fathur Rochman
Sumber: kompas.com/Fathur Rochman

Menjadi loyalis salah satu pasangan calon atau partai peserta pemilu sah-sah saja, yang harus dihindari adalah bagaimana dukungan dan loyalitas kita ini menjadi loyalitas buta, loyalitas yang tanpa batas. Berbeda dukungan dengan teman, tetangga ataupun keluarga juga hal yang wajar, yang tidak wajar adalah bagaimana ketika dukungan kepada pasangan calon atau partai menjadi loyalitas buta tanpa batas sehingga saling beradu dukungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun