Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

4 Nasihat Bijak Menjelang Pernikahan agar Tanpa Penyesalan

13 Agustus 2023   23:23 Diperbarui: 14 Agustus 2023   19:00 1844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://buku.kompas.com/ dari Freepik.com 

Nasib pilu dialami oleh seorang perempuan berisial K (16) asal Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasalnya, hari bahagia yang dinantikannya justru membuatnya terluka. Mempelai pria berinisial KA diduga kabur usai menjalani ijab kabul yang berlangsung di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat pada Jumat (11/8/2023), dikutip dari kompas.com.

Usut punya usut ternyata mempelai pria tidak menginginkan pernikahan tersebut, tetapi dari pihak mempelai wanita tetap memaksakan bahwa ijab kabul tetap akan digelar. 

Secara tersirat dapat disimpulkan bahwa sebenarnya mempelai pria tidak cinta terhadap pasangan yang akan dinikahinya tersebut, sehingga ia memutuskan untuk pergi saat setelah ijab kabul di ucapkan.

Ada lagi kisah Fahmi Husaeni dan Anggi Anggraeni asal bogor, keduanya menggelar resepsi pernikahan pada 25 Juni 2023. Nahas, nasib Fahmi tidak beruntung, istri yang baru dinikahi sehari olehnya harus kabur meninggalkan Fahmi hanya karena Anggi memilih untuk bersama dengan mantan pacarnya, sebagaimana dikisahkan oleh kompas.com.

Lindswell Kwok (kanan) dan Achmad Hulaefi.(Dok Le Motion  via Nugyasa Laksamana/Bolasport.com) 
Lindswell Kwok (kanan) dan Achmad Hulaefi.(Dok Le Motion  via Nugyasa Laksamana/Bolasport.com) 

Ada juga beredar di salah satu akun media sosial berbasis video, bagaimana seorang menantu yang terlibat keributan dengan sang mertua hanya karena kecemburuan mertua kepada menantu sebab suami atau anak dari mertua tersebut tidak lagi hangat seperti saat sebelum menikah.

Banyak banget kalau mau diceritakan bagaimana berbagai konflik yang terjadi pada saat pernikahan. Di lingkungan penulis pun banyak, dari rekan kerja, rekan saat kuliah dan juga keluarga yang memiliki konflik pada pernikahannya. 

Ada beberapa dari mereka yang merasa menyesal terhadap pernikahannya. Sehingga berandai-andai, andai saja dulu begini dan begini, ah sayang,... tapi semuanya telah lewat. 

Pernikahan sudah di depan mata dan berlangsung, sehingga pada akhirnya ada di antara mereka yang memilih kabur usai ijab kabul, ataupun kabur usai satu hari setelah resepsi pernikahan digelar.

Agar kejadian dan kisah di atas tidak lagi terulang pada pernikahanmu yuk simak 4 nasihat bijak ini agar tidak menyesal setelah menikah. Berikut adalah 4 nasihat bijak bagi kamu menjelang pernikahan agar pernikahan yang dilangsungkan tidak berpotensi konflik dan mengandung penyesalan.

Pertama, Menikahlah dengan Orang yang Kamu Cintai dan Mencintaimu

https://lifestyle.kompas.com/ dari Dok. SHUTTERSTOCK 
https://lifestyle.kompas.com/ dari Dok. SHUTTERSTOCK 

Saling cinta satu sama lain merupakan pintu awal dari gerbang pernikahan. Apa gerangan yang akan terjadi jika salah satu pasangan tidak mencintai pasangannya di dalam pernikahan? Pengalaman membuktikan hampir-hampir banyak pernikahan pada kondisi ini tidak membuat kebahagiaan.

Walau mungkin banyak berbagai kisah pernikahan yang diawali dari keterpaksaan lalu berakhir dengan kebahagiaan, tapi pernikahan yang dibangun dengan saling mencintai satu sama lain dari awal pasti akan lebih seru dan menyenangkan. 

Menjadi cinta dari sebuah keterpaksaan perlu proses panjang dan memerlukan energi yang banyak. Waktu yang seharusnya menjadi milik bersama untuk saling mencintai, justru menjadi waktu dalam upaya untuk belajar mencintai.

Masih beruntung jika pasangan yang tidak cinta tetap mau melanjutkan pernikahannya, bahkan berusaha untuk mencintai pasangannya. Ada juga lo kisah dari teman penulis sendiri yang harus bubar pernikahannya tepat saat malam pertama pernikahan, alasannya klasik yaitu gak cinta. 

Btw, penulis juga heran kenapa pernikahannya tetap digelar meski ada salah satu pasangan yang tidak cinta? Alasannya aneh sih menurut penulis, karena malu undangan sudah disebar, ataupun malu karena terlalu lama berpacaran tapi belum juga menikah.

Haloo, ... sadarkah bahwa pernikahan adalah sebuah hal yang sakral. Bahkan pernikahan adalah sebuah event yang tercantum dalam kitab suci sebagai perjanjian yang agung. 

Pernikahan bukan mainan, dan tidak lagi seperti saat menjalin hubungan sebelum menikah yang bisa bilang putus kapan saja dan bisa balik lagi kapan saja diinginkan.

Pernikahan tidak bisa seperti itu, tidak bisa pernikahan hanya berkedok menutupi malu karena undangan sudah disebar, menutupi malu karena sudah lama dilihat oleh warga sekitar berpacaran atau lain-lain alasannya. 

Pernikahan yang dibangun harus karena dasar saling mencintai satu sama lain jika tidak maka akan banyak permasalahan yang timbul. Sebagaimana yang pernah berseliweran di media massa, ada banyak kisah bagaimana sedihnya salah satu pasangan pengantin yang ditinggal pergi begitu saja saat resepsi dilangsungkan. 

Atau ada juga kisah sedih ditinggalnya seorang suami sesaat setelah hari resepsi digelar atau seperti yang penulis ungkap di atas ada seorang kawan penulis yang pernikahannya hancur saat malam pertama.

Jadi bagi kamu yang sedang beranjak pada dunia pernikahan, pastikan bahwa tidak kamu sendiri yang mencintai si dia, tapi si dia juga harus sama untuk mencintai dirimu. Di dalam pernikahan yang sama-sama saling cinta pasti akan terbit kebahagiaan. 

Tetapi di dalam pernikahan yang hanya satu yang cinta, maka potensi untuk terjadi konflik sampai perpisahan sangatlah besar. dan juga pasti akan jenuh dan membosankan, ketika kamu harus mengusahakan untuk dicintai seseorang yang telah kamu cintai. 

Jangan hancurkan masa depan pernikahanmu dengan menikahi orang yang tidak mencintaimu, paham?

Kedua, Menikahlah dengan Orang yang Mengerti dengan Keadaanmu

https://www.kompas.com/ dari DOK. Humas PGN 
https://www.kompas.com/ dari DOK. Humas PGN 

Bubar di awal saat pedekate itu jauh lebih baik dibandingkan harus bubar setelah menikah. Pernikahan dengan tanpa saling mengerti keadaan masing-masing bak menyimpan bom waktu yang setiap waktu akan bisa meledak. Maka pastikan pasangan yang akan kamu nikahi telah mengerti tentang keadaanmu yang sebenarnya. 

Jangan pernah berbohong dengan pasangan terhadap keadaanmu, sebab mereka adalah orang lain yang pasti akan hidup bersama denganmu dengan waktu yang sangat lama bahkan hingga maut memisahkan. Pastikan bahwa pasangan yang akan kamu ajak menikah adalah pasangan yang paham dan mengerti tentang keadaanmu. 

Keadaan ini mencakup kekuatan finansial yang dimiliki ataupun posisi di dalam keluarga. Dan juga mungkin lebih detail lagi adalah penyakit ataupun kelainan lain yang berada di tubuhmu, bisa alergi yang dimiliki ataupun bekas-bekas luka yang mungkin pernah kamu punya karena sebuah insiden dalam hidupmu.

Ini penting dilakukan, agar pasanganmu kelak tidak kaget dan mampu benar-benar menerimu tulus apa adanya dengan berbagai latar belakang yang kamu miliki.

Satu contoh saja penulis ambil dari sebuah kisah seorang rekan penulis. Rekan tersebut menceritakan bagaimana pasangannya menjadi berubah setelah menikah, dia menceritakan saat setelah menikah suami menjadi sangat pelit. 

Usut punya usut ternyata saat pedekate dulu suami terlihat sebagai seorang yang berada di mata istri sebab selalu memenuhi segala keinginan istri, tapi ternyata kekuatan finansial dari suami rekan penulis tersebut tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, bahkan bisa dibilang kekurangan. Hingga pada akhirnya mereka harus berpisah karena merasa sudah tidak ada lagi saling kecocokan satu sama lain. 

Maka gak perlu lah kamu bohong-bohong hanya untuk menyenangkan hatinya agar mau menikah denganmu. Cukup menjadi jujur dengan keadaan diri sendiri kepada pasanganmu, lalu biarkan pasanganmu yang menentukan, apakah mau menerima keadaanmu atau justru malah bubar. 

Jangan menahan-nahan sebuah kebohongan, karena pasti nanti akan menyesal!

Ketiga, Menikahlah dengan Orang yang Mampu Bersepakat Denganmu

https://lifestyle.kompas.com/ dari Jasmine Carter/ Pexels 
https://lifestyle.kompas.com/ dari Jasmine Carter/ Pexels 

Kalau gak sepakat jangan menikah, serius loh ini, jangan menikah pokoknya. Banyak kejadian pasangan yang menikah tanpa kesepakatan akhirnya bubar. Btw bukannya menikah itu untuk mencapai kesepakatan? oh, no! gak gitu konsepnya. 

Menikah itu dilangsungkan setelah ada kesepakatan dari kedua belah pihak semisal kesepakatan tentang tinggal di mana setelah menikah, apakah ada saudara yang harus ditanggung setelah menikah atau tentang metode berbakti kepada kedua orangtua setelah menikah. 

Jangan anggap sepele, karena banyak juga pasangan yang harus larut dalam konflik hanya karena tidak sepakat harus tinggal di mana. Di satu sisi ingin tinggal bersama dengan orang tua sebagai bentuk bakti kepada kedua orangtua, di sisi lain ada yang tidak mau tinggal dengan orang tua karena ingin hidup mandiri. Maka terjadilah konflik, dan bisa jadi ujung-ujungnya adalah perceraian. 

Atau contoh lain yang pernah penulis temukan juga. Ada pasangan yang harus larut dalam konflik yang panjang hingga akhirnya tidak lagi bersama karena ketidaksepakatan untuk mengasuh keponakan dari salah satu pasangan.

Satu sisi ingin menolong keponakanya tersebut dengan membiaya pendidikannya. Sisi yang lain menganggap bahwa kewajiban membiayai pendidikan seharusnya bukan pada keluarga mereka, tetapi pada orang tuanya, dan bisa ditebak, konflik pun hadir, rumah tangga pun hancur berantakan.

Sangat penting bagi kamu yang akan menikah untuk mendiskusikan terlebih dahulu hal-hal yang harus disepakati bersama. Sebab sekali lagi, pernikahan adalah hubungan yang sangat panjang bersama dengan pasangan, jangan menyimpan benih-benih konflik dalam pernikahan dengan kesepakatan yang gagal dibuat. 

Pernikahan yang seperti ini pasti akan cukup melelahkan dan pada akhirnya timbul penyesalan. 

Penting sebelum menikah untuk bersepakat bersama, agar kehidupan setelah pernikahan jauh dari konflik-konflik yang berawal dari kesepakatan yang gagal dibuat, sehingga kamu tidak menyesal untuk menikah!

Keempat, Menikahlah dengan Orang yang Dicintai Keluargamu dan Mencintai Keluargamu

https://buku.kompas.com/ dari Freepik.com 
https://buku.kompas.com/ dari Freepik.com 

Apa jadinya jika ternyata pasanganmu benci terhadap keluargamu, atau sebaliknya keluargamu ternyata membenci pasanganmu. Dah lah, hidup pasti serasa sempit, kamu terjepit diantara membela pasangan atau membela keluarga. 

Saat bersama dengan pasangan, keluarga merasa kecewa. Begitu juga saat bersama keluarga, pasangan akan merasa kecewa, OMG di mana kenikmatan berumah tangga jika memang demikian terjadi.

Maka menikahlah dengan orang yang mencintai dan dicintai oleh keluargamu. Pasti doa-doa restu terbaik selalu terucap dari keluarga besar kepada pasanganmu begitu pula sebaliknya. 

Berbanding terbalik jika saling tidak cinta antara keluarga dan pasanganmu, pasti mereka akan saling curiga satu sama lain, sehingga potensi konflik akan menganga lebar. 

Padahal hidup berumah tangga itu bukan hanya menyatukan dua insan yang saling mencinta saja loh, lebih besar dari itu menikah adalah menyatukan sebuah keluarga besar. Dan keluarga adalah tempat di mana kita akan selalu kembali. 

Bagaimana kita akan kembali kepada keluarga jika pasanganmu sendiri atau keluargamu justru menabur benih-benih ketidakharmonisan dalam keluarga. 

Hidup pasti tidak akan nyaman, dan dipastikan potensi konflik juga lebih besar, bahkan bisa jadi memicu perceraian. Maka menikahlah dengan orang yang mencintai keluargamu dan dicintai oleh keluargamu, agar kamu tidak menyesal setelah menikah!

Wasana Kata

https://regional.kompas.com/ dari StockSnap 
https://regional.kompas.com/ dari StockSnap 

Jika sudah gini biasanya saling menyesal satu sama lain, kenapa harus menikah.

Sebuah hubungan yang saling mencinta akan berakhir pada pelaminan. Dan ijab kabul adalah akhir dari penantian panjang dalam hubungan. Tetapi jangan jadikan ijab kabul hanyalah sebuah formalitas ujung dari hubungan hanya karena sebuah keterpaksaan. Jadikan ini sebagai momen terbaik dalam hidup yang tidak akan terulang kembali. 

Btw ternyata ijab kabul bukanlah akhir dari sebuah penantian panjang dari hubungan saling cinta dua insan, justru ternyata ijab kabul adalah awal dari sebuah pernikahan. Jadi jangan pernah berpikir bahwa setelah ijab kabul maka semuanya usai, justru di sinilah awal mula petualangan dimulai. 

Petualangan ini membutuhkan waktu yang sangat panjang bahkan hanya maut  saja yang bisa memisahkan. Pernikahan juga mempertemukan berbagai hasil asuhan dari keluarga dan lingkungan. 

Jadi bagaimana coba dengan melihat panjangnya usia pernikahan yang akan ditatap, tapi ternyata tidak saling cinta, tidak saling mengerti, tidak saling sepakat dan tidak saling cinta dengan keluarga masing-masing, pasti keluarga akan ribut terus, konflik terus berkepanjangan, sehingga pada sebuah kesimpulan "kenapa harus menikah", tuh kan menyesal menikah.

Maka 4 nasihat bijak ini semoga menjadi sebuah peringatan awal bagi seluruh pasangan yang hendak menikah, agar pernikahan yang dijalani tidak menimbulkan sebuah penyesalan dan berujung pada perceraian.

Berbagi Untuk Indonesia, Semoga Bermanfaat

*** Junjung Widagdo***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun