Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Rutinitas Kerja Memicu Ketertarikan Terlarang

7 Oktober 2023   10:06 Diperbarui: 10 Oktober 2023   17:26 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KOMPAS.com SHUTTERSTOCK 

Pepatah Jawa yang bijak, "witing trisno jalaran soko kulino," mengajarkan kita bahwa cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Ini adalah gagasan yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks pekerjaan. 

Terkadang, kita menghabiskan begitu banyak waktu dengan rekan kerja kita, terutama jika kita berada dalam divisi atau jobdesk yang sama, hingga saat-saat tertentu, perasaan dan kedekatan bisa tumbuh tanpa disadari. 

Tulisan ini akan menggali lebih dalam tentang potensi bahaya yang bisa muncul ketika kita berada dalam situasi ini, terutama di tempat kerja. 

Berdasarkan pengamatan penulis yang telah berinteraksi dengan berbagai lingkungan kerja selama bertahun-tahun dengan ini penulis mencoba mengungkap bagaimana kebersamaan yang terus-menerus di dalam pekerjaan dapat memengaruhi dinamika hubungan antar individu. 

Berbicara tentang pengamatan pribadi, sekaligus merujuk pada cerita dari berbagai teman yang pernah menghadapi situasi serupa, tulisan ini akan menjelajahi perasaan yang tumbuh seiring waktu di dalam pekerjaan. 

Kita akan membahas bagaimana empati yang muncul pada awalnya bisa berubah menjadi simpati yang dalam, dan sayangnya, dalam beberapa kasus, bahkan perselingkuhan.

Tidak hanya itu, kita juga akan menjelajahi bagaimana situasi di mana kita memiliki jobdesk yang sama dapat memunculkan peluang tersembunyi yang terkadang menggoda. 

Kedekatan yang terus berkembang dalam bekerja bersama bisa membawa kita pada titik di mana batasan antara hubungan profesional dan pribadi menjadi kabur. 

Semua pertimbangan ini mengingatkan kita bahwa, sementara kebersamaan di tempat kerja bisa menjadi hal yang positif, ada potensi bahaya yang perlu kita hindari. 

Dalam tulisan ini, kita akan menguraikan lebih lanjut bagaimana situasi di dalam jobdesk dan divisi yang sama dapat menggoda dan menciptakan potensi bahaya perselingkuhan atau hubungan gelap, yang sering kali tersembunyi di balik kedekatan yang terjalin di tempat kerja.  

Pertama, Momen Romantisme

Sumber gambar: KOMPAS.com dari UNSPLASH/JOE YATES 
Sumber gambar: KOMPAS.com dari UNSPLASH/JOE YATES 

Ada romantisme ketika kita berada di dalam mobil, dan musik melow mengisi seluruh ruang. Nada-nada yang lembut dan indah merayap ke dalam hati, membentuk romantisme yang hadir begitu tulus, dan mengubah perjalanan menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Rasanya, cinta tiba-tiba membara, seperti sebuah perasaan yang tumbuh begitu alami dan tak terduga.

Namun, penting untuk selalu mengingat bahwa momen ini seharusnya hanya diperuntukkan bagi pasangan suami dan istri. Tetapi, bagaimana jika situasi serupa terjalin saat kita bersama dengan rekan kerja? Ini adalah situasi yang sering kali tak dapat dihindari, terutama dalam perjalanan dinas atau kolaborasi proyek.

Ketika kita dihadapkan pada keadaan semacam ini, romantisme yang tumbuh bisa jadi adalah reaksi alami dari kebersamaan dan musik yang menyentuh hati. 

Namun, harus diingat bahwa romantisme semacam ini dapat berpotensi menggugah bibit-bibit cinta yang tak seharusnya tumbuh, terutama jika pertemuan semacam itu terulang dalam waktu yang singkat. 

Kenyataannya adalah, ketika kita bersama dengan seseorang secara terus-menerus, kadang perasaan empati akan mulai tumbuh, sebagaimana pepatah Jawa "witing tresno jalaran soko kulino", cinta tumbuh karena terbiasa

Pada awalnya, itu adalah hal yang wajar, namun seiring berjalannya waktu, empati bisa berubah menjadi simpati yang mendalam dan berbahaya, membawa kita pada kisah yang tak berujung, yakni perselingkuhan. 

Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa kebersamaan bisa menjadi awal dari perselingkuhan, tanpa memedulikan status pernikahan. Momen seperti ini, yang muncul dalam sekejap karena alunan musik dan kebersamaan, dapat mengubah segalanya.

Kedua, Merasa Senasib Seperjuangan

Sumber gambar: KOMPAS.com dari SHUTTERSTOCK/THODONAL88 
Sumber gambar: KOMPAS.com dari SHUTTERSTOCK/THODONAL88 

Awalnya, mungkin kita hanya berbagi keluh kesah tentang pekerjaan, tetapi seiring berjalannya waktu, bisa jadi kita tanpa sengaja berbagi beban hidup pribadi. Fase ini bisa menjadikan rekan kerja yang berbeda jenis semakin akrab dan nyaman satu sama lain. 

Berada dalam divisi atau job desk yang sama membawa kita pada pengalaman berbagi beban pekerjaan yang intens. Keseringan berbagi beban dalam pekerjaan bisa membawa rasa kenyamanan yang terkadang membuat kita melupakan batasan.

Dalam sebuah divisi atau proyek, kesamaan visi memang penting untuk mencapai kesempurnaan dalam pekerjaan. Bayangkan jika kita berada dalam satu divisi atau proyek yang sama tetapi memiliki visi yang berbeda, akan seperti berjalan menuju arah yang berlawanan. 

Ketika kita memiliki visi yang sama dan berjalan seiring dalam langkah-langkah pekerjaan, inilah yang pada akhirnya bisa berujung pada kedekatan yang semakin mendalam.

Namun, perlu diingat bahwa dalam situasi semacam ini, potensi untuk terjerumus dalam perselingkuhan juga meningkat. Kedekatan yang semakin dalam bisa membawa kita ke wilayah yang berbahaya jika kita tidak waspada dan menjaga batasan dalam hubungan profesional kita.

Ketiga, Kesempatan Tersembunyi

Sumber gambar: KOMPAS.com dari Shutterstock 
Sumber gambar: KOMPAS.com dari Shutterstock 

Dalam momen ini, kita merasakan kehadiran waktu bersama yang lebih melimpah daripada yang pernah kita bayangkan. Waktu bukan sekadar jam-jam yang berlalu, tetapi juga sebuah peluang yang membawa kita pada kedekatan yang mungkin tak pernah kita rencanakan.

Terkadang, kita tidak menyadari seberapa berharganya kesempatan yang muncul saat kita berinteraksi dengan teman sekerja yang berada dalam job desk yang sama. 

Ketika kita terlibat dalam pekerjaan kantor atau proyek yang sama dengan rekan lawan jenis, peluang untuk bersama lebih sering terbuka lebar. 

Kita menghabiskan waktu bersama saat rapat, berkolaborasi dalam proyek, atau bahkan hanya berbincang santai di ruang kerja. Namun, hal ini juga membawa kita pada titik di mana batasan antara hubungan profesional dan pribadi bisa menjadi kabur.

Dalam situasi seperti ini, terutama ketika ada ketertarikan antara dua individu, peluang untuk mengatur pertemuan di luar jam kerja atau menghabiskan waktu bersama di luar konteks pekerjaan semakin memungkinkan. 

Alasan bahwa ini hanya untuk diskusi proyek atau pertemuan kerja bisa dengan mudah digunakan sebagai kedok untuk pertemuan pribadi yang lebih intim. 

Awalnya, mungkin ini hanya sebagai lelucon atau kebetulan. Namun, seiring berjalannya waktu, peluang untuk berdua dengan rekan kerja yang berbeda jenis dalam situasi yang lebih santai atau romantis dapat menjadi lebih sering. 

Hal ini membuka pintu bagi potensi hubungan terlarang yang bisa merusak hubungan profesional dan pribadi kita.

Keempat, Pelarian dalam Pekerjaan

Sumber gambar: KOMPAS.com dari Shutterstock/New Africa 
Sumber gambar: KOMPAS.com dari Shutterstock/New Africa 

Beberapa dari teman yang mengalami masalah di rumah dengan pasangan akhirnya menemukan kantor sebagai pelarian. Ini merupakan salah satu faktor tambahan yang menjelaskan mengapa berada dalam divisi atau job desk yang sama dapat memicu perselingkuhan. 

Ketika pekerjaan menjadi pelarian, segala perasaan yang sebelumnya tertahan di rumah dapat tumpah ke dalam lingkungan kerja.

Yang lebih berbahaya, di dalam pelarian yang berada di kantor, seringkali kita bertemu dengan orang yang membuat kita merasa nyaman dan terdorong untuk tetap berada di sana. 

Bagi mereka yang melarikan diri dari masalah di rumah dengan pasangan, mencari tempat untuk bernaung di luar rumah adalah hal yang wajar. 

Namun, di situlah potensi bahaya mulai muncul. Ketika berada dalam job desk atau divisi yang sama, rekan kerja seringkali menjadi tempat untuk curhat. 

Awalnya, mungkin hanya sekadar berkeluh kesah tentang masalah rumah tangga, tetapi seiring berjalannya waktu, simpati yang mendalam bisa tumbuh. Maka terjadilah perselingkuhan.

Namun, perlu diingat bahwa mencari pelarian dalam pekerjaan atau bersama rekan kerja bukanlah solusi yang sehat. Sebagai individu, kita harus berusaha untuk menghadapi masalah-masalah dalam hubungan pribadi dan mencari solusi yang jujur dan baik. 

Menghindari perselingkuhan adalah langkah pertama untuk memperbaiki hubungan dan mencari solusi yang lebih baik daripada melarikan diri ke dalam pekerjaan. 

Dalam beberapa kasus, berbicara dengan seorang profesional, seperti seorang konselor atau terapis pernikahan, dapat membantu menyelesaikan konflik dalam hubungan. 

Jika masalahnya sangat serius, berbicara dengan pasangan dan mencari bantuan dari ahli dapat membantu memulihkan hubungan dan mencegah perselingkuhan. 

Selain itu, penting untuk menjaga batasan antara kehidupan pribadi dan profesional. Jangan biarkan masalah pribadi mempengaruhi kinerja di tempat kerja, dan hindari mencampuradukkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi. 

Dengan komunikasi yang baik dan pengelolaan konflik yang sehat, kita dapat menghindari jebakan pelarian dalam pekerjaan dan menjaga hubungan pribadi kita tetap kuat dan sehat.

Wasana Kata

Sumber gambar: KOMPAS.com SHUTTERSTOCK 
Sumber gambar: KOMPAS.com SHUTTERSTOCK 

Tulisan ini sejatinya adalah cerminan dari pengamatan di berbagai lingkungan kerja dan kisah nyata dari berbagai teman. Ini adalah panggilan untuk tetap waspada dan berhati-hati ketika kita berada dalam situasi di mana batasan antara profesionalisme dan kehidupan pribadi menjadi kabur.

Ada baiknya dipertimbangkan untuk tidak menempatkan pasangan lawan jenis dalam divisi yang sama. Hal ini bukanlah tindakan diskriminatif, melainkan langkah pencegahan untuk menghindari potensi konflik hubungan pribadi yang dapat merugikan kedua belah pihak, serta dapat mengganggu produktivitas kerja.

Jika penempatan dalam satu divisi dan jobdesk yang sama tak dapat dihindari, pertimbangkan untuk memiliki lebih dari dua personi agar tercipta keseimbangan dan pencegahan dari berbagai potensi masalah yang tak diinginkan. Ini hanyalah pandangan pribadi penulis, jika memungkinkan.

Perusahaan, tentunya memiliki pertimbangan yang lebih mendalam dalam menentukan penempatan personil, dengan mempertimbangkan kemampuan, kecenderungan, serta potensi baik dan buruk yang ada.

Bagi pasangan yang sah, mari kita perkuat hubungan kita dengan cinta dan kasih sayang. Jadikan rumah sebagai tempat istirahat dan bersandar, di mana kita dapat merengkuh kebahagiaan dan mendukung satu sama lain. Dengan begitu, tempat kerja tidak akan menjadi pelarian yang berujung pada perselingkuhan. 

Ketika kita semua dapat mengambil pelajaran dari tulisan ini, kita dapat menjaga kehidupan profesional dan pribadi kita tetap seimbang dan sehat. 

Mari bersama-sama menciptakan lingkungan kerja yang aman dari godaan-godaan yang berpotensi merusak kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun