Bersahabat memang indah, tapi lika liku persahabatan juga tidak mudah. Banyak juga dari sebuah persahabatan justru menyeret seseorang menjadi bermasalah dalam kehidupannya. Atau banyak juga dari persahabatan menjadi sebuah kesuksesan. Jadi persahabatan adalah hal penting.Â
Jika keluarga merupakan tempat dimana kita kembali saat lelah dalam menjalani kehidupan sedangkan sahabat adalah tempat dimana kita berproses dan bertumbuh dalam menggapai kesuksesan. Tanpa sahabat kehidupan kurang sempurna kebahagiaanya, seperti yang penulis juga rasakan.Â
Ada waktu "me time" bersama sahabat, di sela-sela penulis bekerja. Kadang kala penulis selalu menggunakan narasi "biar waras ayok ngopi" yang selalu penulis share di grup whatsapp persahabatan dimana penulis bekerja. Ajakan itu ampuh untuk menghadirkan dan mempertemukan penulis dengan rekan-rekan kerja penulis di sela-sela kesibukan melakukan pekerjaan.Â
Dengan kopi hangat pada gelas masing-masing, obrolan ringan dari sekedar rasanya kopi yang baru diseduh sampai topik-topik berat seperti politik mengalir begitu saja, rasanya menyenangkan, hidup penuh dengan warna-warni karena hadirnya sebuah persahabatan.
Btw, tapi kadang persahabatan kami juga tidak sepenuhnya terisi dengan suka, kadang duka juga hadir. Konflik-konflik di antara kita menghadirkan duka. Yang kadang harus membuat kita sama-sama berdiam diri sejenak satu sama lain saat bertemu ataupun saling cuek walau kadang beradu hadap empat mata.Â
Saling sindir jadi bumbu pemanas konflik yang terjadi diantara persahabatan kami. Bersyukur seiring berjalannya waktu menjadi jeda bagi masing-masing yang berkonflik untuk melakukan instropeksi diri dimana letak kesalahan masing-masing, dan tawa pun kembali hadir.Â
Tapi tidak semuanya kadang berjalan mulus, ada juga sahabat kami yang pada akhirnya harus keluar dari grup whatsapp karena konflik yang tak kunjung reda dan masing-masing pihak merasa tidak akan mungkin menemukan titik solusi atas konflik tersebut.Â
Kadang kala penulis selalu menyadarkan diri penulis sendiri dan juga rekan yang lain, bahwa kita tidak akan mungkin lepas dari lingkungan kerja yang kita alami bersama saat ini.Â
Dan ada sebuah kemungkinan besar bahwa kita akan saling bersama dalam lingkungan sekantor sampai bertahun-tahun lamanya sampai usia pensiun. Maka konflik yang tidak padam justru menjadi pengganggu kebahagiaan dan produktifitas kita dalam bekerja. Lebih baik berlapang dada dan saling bermaafan agar hati dan lingkungan menjadi kondusif.Â
Terlepas dari beberapa langkah penyelesaian konflik di atas, ada beberapa hal yang juga penulis lakukan sebagai tindakan pencegahan menghindari sebuah konflik dari persahabatan.Â
Mencegah lebih baik daripada menyelesaikan sebuah konflik, sebab pada pencegahan tidak ada luka tergores di hati, dan pada penyelesaian konflik pasti ada hati yang masing-masing mencoba berlapang dada walau sudah tergores luka.Â