"Selalu ada kekisruhan, selalu ada orangtua yang menangis bahkan sakit kepala. Bahkan, ada anak-anak yang menangis karena sistem ini (PPDB)," kata Jumono seperti dikutip dari tekno.tempo.co Selasa, 20 Juni 2023 15:15 WIB. Reporter Mirza Bagaskara Editor Clara Maria Tjandra Dewi H.Â
Dikutip dari bantuan.siap-ppdb.com, PPDB adalah singkatan dari Penerimaan Peserta Didik Baru. PPDB ini menjadi momen penting bagi siswa dan orangtua siswa yang anaknya akan mendaftar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sekaligus ini juga menjadi momen yang menegangkan bagi keduanya.Â
Terlebih dengan adanya regulasi khusus terkait dengan PPDB yang sangat jauh berbeda dengan PPDB 1 dekade yang lalu.Â
Dulu siswa dan orangtua siswa cukup paham dengan regulasi PPDB yang hanya "itu-itu aja" yaitu cukup dengan mengandalkan nilai hasil ujian nasional ataupun test.
Pada PPDB satu dekade yang lalu siswa SD yang akan melanjutkan ke SMP, atau siswa SMP yang akan melanjutkan ke SMA, cukup dengan menggunakan nilai UN saja.Â
Sistem seleksi dilakukan dengan menggunakan nilai. Nilai akan diperingkat dari terbesar ke terendah sesuai dengan pagu jumlah siswa yang ditetapkan pada sekolah tersebut.Â
Selain menggunakan nilai ujian nasional ada beberapa sekolah juga yang menggunakan tes sebagai sistem seleksi PPDB. Nilai hasil tes akan diperingkat dari nilai yang terbesar ke nilai yang terendah sesuai dengan pagu jumlah siswa pada sekolah yang mengadakan test tersebut. Jadi sistem seleksi cukup mudah untuk dipahami berbagai kalangan, baik itu siswa, orangtua siswa, dan juga panitia PPDB itu sendiri.Â
Beda halnya dengan dulu, sekarang PPDB dilaksanakan menggunakan regulasi yang baru dengan menggunakan 4 jalur, yaitu Zonasi, Afirmasi, Perpindahan Tugas, dan Prestasi.Â
Tidak hanya itu saja yang berubah PPDB juga dilaksanakan secara full dalam jaringan (daring)/online kecuali pada daerah tertentu yang akses internetnya terbatas.Â
Menggunakan moda daring saja mungkin cukup merepotkan bagi siswa ataupun orangtua siswa yang tidak akrab dengan "klik-klik" pada gadget, ditambah dengan 4 jalur yang penjelasannya ternyata cukup rumit jika siswa dan orangtua siswa tidak memahami petunjuk teknis PPDB dengan baik dan benar.Â
Selalu saja terjadi kekisruhan saat PPDB berlangsung di manapun tempatnya, banyak siswa dan orangtua siswa stres karena salah dalam melakukan pendaftaran, tidak bisa mendaftar, nama belum muncul dalam laman seleksi dan persyaratan yang selalu ditolak.Â
Agar hal demikian tidak terjadi terulang berikut adalah 5 langkah untuk sukses PPDB yang penulis susun berdasarkan pengalaman penulis sebagai helpdesk PPDB di salah satu SMA Negeri di kota penulis tinggal.Â
1. Cek NISN Sejak Awal
Nomor Induk Siswa Nasional adalah, kode pengenal identitas siswa yang bersifat unik, standar, dan berlaku sepanjang masa yang dapat membedakan satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia dan Sekolah Indonesia di Luar Negeri seperti dikutip dari https://nisn.data.kemdikbud.go.id/.
Beberapa kendala yang penulis sering temukan adalah NISN ganda dan NISN tidak ditemukan. Padahal NISN ini adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh siswa calon pendaftar saat PPDB.Â
NISN sebagai kunci utama dalam melakukan pendaftaran, tanpa NISN proses pendaftaran pada laman pendaftaran tidak dapat dilanjutkan. Hal ini tentu saja akan menjadi kendala saat PPDB berlangsung.
Banyak siswa dan orangtua siswa menjadi panik karena masalah NISN ini, dan biasanya NISN yang bermasalah ini baru disadari saat akan melakukan pendaftaran PPDB.
Kendala pada NISN ini bisa kita cegah sedini mungkin oleh siswa dan orangtua siswa dengan cara cek secara mandiri NISN masing-masing pada laman https://nisn.data.kemdikbud.go.id/. Berikut adalah tampilan dari laman tersebut.
Setelah laman tersebut di atas telah terbuka, selanjutnya masukkan NISN dan masukkan nama ibu kandung pada kolom yang tersedia lalu ikuti intruksi selanjutnya dan klik cari data.Â
Jika tidak bermasalah maka data siswa akan ditampilkan, tetapi jika muncul narasi data tidak ditemukan maka silahkan laporkan hal ini pada operator dapodik sekolah agar ada tindak lanjut penyelesaian pada kendala ini.Â
Yuk cek NISN secara mandiri sebelum daftar PPDB!
2. Membaca dan Memahami Juknis
"Saya bingung dan tidak mengerti akan cara dan aturan yang sangat rumit di PPDB ini," kata Maya seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu (21/6/2023).
Sangat penting dilakukan saat pendaftaran PPDB adalah siswa calon pendaftar maupun orangtua siswa calon pendaftar memahami petunjuk teknis pendaftaran PPDB.Â
Banyak dari siswa calon pendaftar dan juga orangtua siswa calon pendaftar yang tidak memahami petunjuk teknis PPDB dengan baik dan benar sehingga hal ini bisa merugikan siswa calon pendaftar.Â
Seperti yang dikutip di atas dari CNNIndonesia.com pada Rabu 21 Juni 2023, Maya adalah salah satu orangtua siswa pendaftar PPDB yang anaknya sudah mengikuti PPDB jalur akademik, namun terlempar alias tak bisa masuk. Padahal, dia merasa nilai akademik di rapor anaknya tidak buruk. Sementara, anak yang mempunyai nilai akademik di bawah anaknya lolos.
Hal ini tentu saja bisa terjadi ketika siswa dan orangtua siswa belum benar-benar memahami petunjuk teknis dengan baik dan benar. Empat jalur pendaftaran yaitu Zonasi, Afirmasi, Prestasi dan Perpindahan Tugas Orang Tua memiliki persyaratan masing-masing sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang PPDB berikutnya akan diterjemahkan kembali dengan Peraturan Gubernur pada provinsi masing-masing. Dan peraturan Gubernur tersebut akan diejawantahkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan masing-masing provinsi maupun kabupaten/ kota.Â
Siswa pendaftar dan orangtua siswa pendaftar harus mampu memahami setiap detail narasi yang ada pada petunjuk teknis. Jangan mencoba memahami dengan menggunakan pemahaman pribadi, karena apa yang tersirat dalam petunjuk teknis belum tentu sesuai dengan bagaimana logika kita memahami.Â
Berikut adalah beberapa hal yang akan membantu siswa dan orangtua siswa pendaftar dalam memahami petunjuk teknis sebagai berikut.
- Mencari petunjuk teknis PPDB melalui situs web resmi sekolah atau media sosial resmi sekolah. Pastikan bahwa laman yang dikunjungi adalah laman resmi dari sekolah yang berakhiran sch.id dan juga pastikan bahwa media sosial yang kita hubungi adalah media sosial resmi dari sekolah.
- Menghubungi panitia; biasanya pada saat pendaftaran PPDB, sekolah menyediakan layanan helpdesk dan aduan. Jika ada hal-hal yang kurang jelas segera tanyakan pada layanan tersebut secara langsung. Jangan pernah mencoba memahami petunjuk teknis dengan menggunakan pemahaman logika sendiri, karena kadang apa yang tersirat dan kita pahami pada petunjuk teknis belum tentu sesuai dengan apa yang petunjuk teknis inginkan.
Yuk baca dan pahami juknis!Â
3. Observasi Arsip Hasil Seleksi
Observasi arsip seleksi juga bagian hal penting sebagai persiapan pendaftaran PPDB. Observasi arsip seleksi ini bertujuan untuk melihat batas teratas dan terendah komponen seleksi yaitu jarak untuk jalur pendaftaran zonasi, afirmasi, perpindahan tugas serta nilai/skor bagi jalur pendaftaran prestasi akademik dan non akademik.Â
Sebagai contoh, bagi siswa yang akan mendaftarkan diri melalui jalur zonasi, maka yang dibuka adalah arsip PPDB jalur zonasi pada tahun sebelumnya.Â
Amati dengan seksama jarak terdekat dan terjauh siswa yang diterima melalui jalur zonasi pada tahun sebelumnya, maka kita akan memiliki sedikit gambaran rentang jarak yang diterima melalui jalur zonasi pada sekolah tersebut.Â
Begitu juga dengan jalur pendaftaran yang lain seperti afirmasi dan perpindahan tugas, lakukan observasi arsip dengan cara yang sama.Â
Sebagai catatan jangan menjadikan hasil oberservasi ini sebagai patokan mutlak rentang jarak, nilai dan skor tertinggi dan terendah yang pasti akan diterima tetapi jadikan hasil observasi arsip seleksi ini sebagai penentu kebijakan siswa dan orangtua siswa dalam memilih jalur pendaftaran ataupun memilih sekolah yang akan dituju.Â
Selain sebagai salah satu faktor penentu kebijakan memilih jalur pendaftaran dan sekolah, hasil observasi arsip seleksi PPDB tahun sebelumnya ini bisa kita jadikan sebagai pemilihan sekolah alternatif lain selain sekolah pilihan utama yang dipilih.
Pada menu arsip ini juga ditampilkan berbagai sekolah yang ada pada kabupaten kota/ provinsi dimana siswa pendaftar akan bersekolah.
Tidak ada perangkingan sekolah secara khusus pada setiap kabupaten/ kota dan provinsi pada laman pendaftaran PPDB online, tetapi siswa dan orangtua siswa calon pendaftar bisa membuat perangkingan secara mandiri dengan melihat indikator jarak, nilai ataupun skor.Â
Dengan membandingkan indikator jarak, nilai maupun skor maka siswa dan orangtua siswa pendaftar seharusnya juga bisa menentukan sekolah alternatif lain yang bisa dipilih selain sekolah pilihan utama.Â
Sebagai contoh, pada zonasi yang sama seorang siswa 1 memiliki radius antara rumah dan sekolah sebagai berikut; sekolah A 800 meter, sekolah B 500 meter, dan sekolah C 1000 meter. Siswa 1 memilih sekolah A sebagai sekolah utama dengan berdasarkan berbagai pertimbangan.Â
Melihat arsip PPDB tahun sebelumnya diketahui jarak terjauh yang diterima pada sekolah A adalah 400 meter, sekolah B 400 meter, dan sekolah C adalah 1.100 meter.Â
Maka dengan melihat arsip ini siswa 1 sebagai calon pendaftar bisa memilih sekolah C sebagai alternatif pilihan sekolah selain sekolah pilihan utama sebab radius antara sekolah dan rumah siswa 1 sejauh 1000 meter sedangkan jarak terjauh yang diterima pada tahun lalu adalah 1.100 meter. Kenapa tidak memilih sekolah B, sebab sekolah B radius jarak terdekat yang diterima lebih dekat dibandingkan dengan radius jarak rumah siswa 1 ke sekolah.
Pada jalur prestasi akademik dan non akademik siswa dan orangtua siswa pendaftar bisa menentukan sekolah mana yang memungkinkan memiliki potensi terbesar untuk diterima dengan menggunakan nilai rapor pada jalur prestasi akademik dan bobot skor prestasi dengan membandingkan nilai terendah yang diterima oleh sekolah yang dituju dengan melihat arsip PPDB tahun sebelumnya.
Sekali lagi penulis mengingatkan bahwa arsip hasil seleksi PPDB tahun sebelumnya bukan merupakan gambaran mutlak ataupun patokan untuk diterima pada sekolah yang dituju, tetapi dengan melihat arsip hasil seleksi maka siswa dan orangtua siswa pendaftar mampu memilih sekolah pilihan utama dengan bijak disesuaikan dengan persyaratan yang dimiliki oleh siswa pendaftar.Â
Dengan melihat arsip tahun sebelumnya juga maka siswa dan orangtua siswa pendaftar juga bisa menentukan sekolah alternatif lain yang bisa dipilih selain sekolah pilihan utama.Â
Pemilihan sekolah alternatif ini juga merupakan hal yang penting untuk menguatkan mental siswa pendaftar. Siswa pendaftar mampu berpikir dan menganalisis secara logis potensi yang dimiliki oleh siswa pendaftar sehingga lebih menyiapkan mental siswa pendaftar jika pada sekolah pilihan utama tidak diterima.
Berikut penulis lampirkan tahap demi tahap dalam observasi arsip hasil seleksi PPDB tahun sebelumnya dengan menggunakan contoh pendaftaran PPDB jalur prestasi akademik.
Pertama, melakukan pencarian melalui laman pencarian Google dengan mengetikkan nama provinsi dan tahun sebelumnya agar hasil yang ditemukan lebih khusus langsung tertuju pada sekolah yang diinginkan.Â
Kedua, memilih jenjang sekolah dan jalur yang akan dilihat arsip hasil seleksi PPDB tahun sebelumnya.
Ketiga, klik "memantau hasil seleksi" agar menampilkan arsip hasil seleksi pada tahun sebelumnya.
Keempat, pilih sekolah yang akan dilihat arsipnya sekaligus bisa melihat arsip sekolah lain sehingga siswa dan orangtua siswa bisa menentukan sekolah pilihan utama dan sekolah alternatif.
Kelima, setelah terbuka tampilan hasil seleksi pada laman arsip seleksi PPDB tahun sebelumnya maka lihat batas terendah pada masing-masing sekolah sehingga siswa pendaftar bisa menentukan sekolah utama dan sekolah alternatif.Â
Sebagai tambahan untuk pemilihan sekolah baik sebagai sekolah utama maupun sekolah alternatif selain observasi menggunakan arsip PPDB pada tahun sebelumnya, siswa pendaftar dan orangtua siswa pendaftar juga bisa menggunakan indikator lain seperti aksesibilitas dari rumah ke sekolah, keamanan dalam perjalanan dan juga keadaan lingkungan sekolah.Â
Jadi jangan lupa lihat arsip dan berbagai pertimbangan di atas ya!
4. Memantau Status Pendaftaran
Banyak siswa pendaftar dan orangtua siswa pendaftar yang lalai ataupun tidak mengerti bahwa wajib memantau status pendaftaran, apakah pendaftarannya diterima atau ditolak. Pengalaman penulis sebagai helpdesk saat pendaftaran PPDB, banyak orangtua siswa yang mengeluhkan bahwa nama anaknya tidak pernah masuk laman seleksi sampai pendaftaran selesai bahkan sampai pengumuman.
Kadang siswa pendaftar dan orangtua pendaftar juga protes kenapa saya atau anak saya tidak diterima padahal jarak kami lebih dekat justru siswa yang lebih jauh malah diterima, atau kenapa siswa yang nilai/ prestasinya jauh lebih rendah bisa diterima sedangkan saya atau anak saya tidak diterima.Â
Ternyata setelah penulis cek status pendaftaran maka siswa pendaftar dan orangtua siswa pendaftar baru mengetahui bahwa ada kesalahan saat melakukan pendaftaran sehingga pendaftaran belum bisa terverifikasi oleh panitia yang menyebabkan data siswa pendaftar tidak masuk pada laman seleksi.
Berikut adalah tampilan pada salah satu kasus yang diadukan oleh siswa maupun orangtua siswa pendaftar seperti masalah diatas.
Ternyata baru diketahui bahwa salah satu persyaratan pada jalur pendaftaran tersebut tidak sesuai dengan petunjuk teknis. Patut diketahui bahwa status "penolakan" tersebut bukanlah status bahwa "siswa tidak diterima" pada sekolah tersebut, tetapi status tersebut hanya merupakan status pendaftaran PPDB dan siswa pendaftar masih bisa melakukan pendaftaran kembali dengan menggunakan syarat yang telah dinarasikan pada keterangan menyesuaikan dengan petunjuk teknis PPDB.Â
Proses pendaftaran dinyatakan telah aman ketika status pendaftaran telah diverifikasi sebagaimana gambar di bawah ini.
Bagaimana cara cek status pendaftaran PPDB?Â
Yaitu dengan cara pergi ke laman pendaftaran lalu ketikkan nomor pendaftaran ataupun NISN pada kolom merah dengan tulisan "cari", sebagaimana tertera pada gambar di atas.
Jadi silahkan cek status pendaftaran ya, agar tidak terlewat ketika ada persyaratan yang harus diperbaiki!
5. Menyiapkan Anak Secara Emosional
Sambil menangis, Dwi menuturkan, anaknya depresi lantaran terdampak PPDB sistem zonasi. "Saya dibikin pusing, kadang (anak saya) tertawa sendiri, tidak mau makan. Bagaimana seorang ibu melihat anaknya seperti itu," kata Dwi sembari terisak, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Jember, Kamis (2/7/2020) seperti dikutip pada regional.kompas.com.
PPDB memang menjadi sebuah hal yang luar biasa bagi anak sebagai siswa pendaftar PPDB. Besar harapan setiap anak yang mendaftar pada PPDB akan diterima pada sekolah pilihannya.Â
Penulis sering menghadapi berbagai aduan dan juga harapan yang diungkapkan oleh anak dan orangtua sebagai pendaftar PPDB. Menangis, marah, merajuk hingga tidak mau sekolah di sekolahan lain bahkan seperti yang penulis kutip di atas anak menjadi depresi saat tidak diterima pada sekolah pilihannya.
Peran orangtua menjadi sangat penting di sini. Orangtua harus mau dan mampu meluangkan waktu sejenak saat sebelum pendaftaran PPDB tiba. Mendengarkan berbagai harapan tentang studi lanjut anak, memberikan doa-doa terbaik pada harapan anak dan satu hal yang paling penting lagi adalah menanamkan bagaimana siap dalam menghadapi kegagalan.Â
Orangtua dalam hal ini harus mampu memberikan gambaran secara rasional bahwa PPDB merupakan salah satu proses yang harus ditempuh oleh anak untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi lagi.Â
Orangtua juga harus mampu memberikan penguatan bahwa pada saat pendaftaran PPDB ada dua konsekuensi, yaitu diterima ataupun ditolak pada sekolah pilihannya.Â
Yakinkan mereka bahwa kegagaglan dalam PPDB bukanlah akhir dari segalanya, masa depan harus tetap dibangun. Sedih boleh tetapi rencana untuk melanjutkan masa depan harus tetap berjalan. Yakinkan bahwa di dunia ini selain harapan, usaha dan doa, ada takdir Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang berjalan di muka bumi ini, yaitu takdir.Â
Orangtua juga harus mampu memberikan alternatif ketika kegagalan terjadi sekaligus membangun rasa percaya diri anak untuk tetap kembali tegar dan melanjutkan melangkah pada rencana selanjutnya.
***
Terakhir, tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis menjadi panitia pada salah satu SMA Negeri di Kota Metro Lampung, sehingga contoh-contoh gambar dan langkah yang dilakukan sesuai dengan gambaran yang penulis alami dan temui saat PPDB berlangsung.Â
Semoga tulisan ini cocok untuk semua pendaftar se-antero negeri sehingga kebermanfaatan tulisan ini menjadi sebuah hal yang luar biasa bagi penulis.Â
Salam hormat dari Lampung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H