Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

3 Langkah Literasi Digital Sederhana dalam Pencegahan Bahaya Obat

22 Oktober 2022   06:18 Diperbarui: 23 Oktober 2022   05:07 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laman ini sebenarnya satu induk dengan cekbpom.pom.go.id, tapi agar lebih mudah dalam pencarian maka kami sertakan linknya di sini, agar para pembaca segera bisa menuju pada laman tersebut.

Jika informasi yang didapatkan kurang lengkap, maka kita bisa mencari informasi tambahan lain secara mandiri seperti yang kita lakukan pada langkah pertama di atas.

3. Konsultasi kesehatan via daring

Konsultasi kesehatan via daring (Ilustrasi gambar diambil dari kompas.id)
Konsultasi kesehatan via daring (Ilustrasi gambar diambil dari kompas.id)

Gak perlu repot untuk ketemu, tinggal klik aplikasi atau web browser lalu konsultasi pun dimulai.

Ada banyak layanan konsultasi kesehatan yang disediakan oleh perusahaan layanan konsultasi menggunakan aplikasi ataupun berbasis web. 

Dengan ini, maka kita tidak perlu repot pergi ke klinik praktik dokter ataupun ke rumah sakit, cukup berada di depan layar ponsel, laptop/ PC maka layanan konsultasi kesehatan dapat kita laksanakan dengan menggunakan model pelayanan dalam jaringan (daring). 

Selain itu layanan konsultasi kesehatan ini bisa kita jadikan sebagai salah satu verifikasi informasi pada dua langkah yang telah kita lewati di awal. Hal ini mungkin dilakukan karena layanan konsultasi kesehatan via daring diampu oleh para ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Salah satu contoh adalah kita menanyakan tentang kandungan komposisi obat yang kita konsumsi, efek samping, atau kaitan antara obat tersebut terhadap berbagai penyakit, seperti apakah salbutamol bisa menjadi faktor pemicu seseorang menjadi penderita diabetes melitus ataupun penyakit mematikan lainnya jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang.

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Mencegah lebih baik daripada mengobati (Ilustrasi gambar diambil dari paragram.id)
Mencegah lebih baik daripada mengobati (Ilustrasi gambar diambil dari paragram.id)

Sebagai pasien perlu kiranya kita mengetahui macam-macam efek samping obat, faktor penyebabnya agar muncul kewaspadaan bagi diri kita untuk mencegah munculnya efek samping samping obat, tutur Wahyu Widyaningsih seperti dikutip dalam uad.ac.id.

Bagi pasien dengan penggunaan obat jangka panjang wajib baginya untuk mengetahui berbagai informasi obat yang dikonsumsinya selama ini, hal ini perlu dilakukan agar kasus Ayu yang telah kita paparkan pada bagian atas artikel ini tidak terulang.

Tidak hanya bagi para pasien yang mengonsumsi obat dalam jangka waktu lama, bagi mereka ataupun kita yang baru saja akan mengonsumsi obat setelah diagnosa yang dilakukan oleh dokter, maka wajib juga untuk tetap mencari informasi tentang obat yang akan dikonsumsi. 

Karena mencegah akan lebih baik daripada mengobati. Bercermin dari kasus Ayu di atas, ketidaktahuan menjerumuskan diri dalam resiko yang besar. Kini Ayu harus pasrah terhadap keadaan, menyadari bahwa dirinya sekarang adalah penderita diabetes melitus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun