Parkir sembarangan di depan rumah tetangga ternyata termasuk perbuatan melanggar hukum dan tetangga yang tidak berkenan bisa melakukan tindakan penuntutan. Meski sepele, namun hal ini diatur dalam UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan dikutip dari hukumonline.com
Sama dengan point pertama di atas, negara telah mengatur bagaimana etika parkir kendaraan. Parkir kendaraan sembarangan termasuk dalam perbuatan melanggar hukum dan bisa dilakukan penuntutan oleh tetangga yang tidak berkenan. Parkir kendaraan sembarangan di depan rumah tetangga juga seakan-akan menyepelekan tetangga, hal ini membuat hidup dalam bertetangga menjadi tidak nyaman.
Ketidak nyamanan tetangga ini kadang hanya terpendam saja loh, karena mungkin tidak enak hati ketika ingin mengingatkan. Yang jelas perbuatan ini mencederai hidup bertetangga yang baik. Pada puncaknya mungkin bisa berakhir pada keributan secara fisik.Â
Parkir sembarangan di depan rumah tetangga selain nyebelin juga buat tetangga menjadi repot jika ingin beraktivitas dengan kendaraannya. Apa rasanya ketika kita ingin berangkat kerja tiba-tiba masih ada kendaraan tetangga yang yang terparkir di depan gerbang rumah kita tanpa permisi terlebih dahulu dengan kita, pasti kesal! dan kekesalan ini bisa saja menjadi sebuah perseteruan fisik dengan tetangga, membuat hidup bertetangga menjadi tidak nyaman kan?
Yok lah daripada buat hidup bertetangga menjadi tidak nyaman, mari jangan parkir sembarangan di depan rumah tetangga kita!
3. Jangan ikut campur urusan anak
Hanya gara-gara anak berkelahi, dua tetangga di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, terlibat duel. Satu orang tewas dan satu lainnya kritis akibat kejadian itu, dikutip dari merdeka.com
Masalah anak juga menjadi salah satu sebab hidup bertetangga menjadi tidak nyaman loh. Dari merdeka.com di atas hanya gara-gara anak, mengakibatkan nyawa harus melayang.Â
Hidup bertetangga memang harus sabar-sabar, apalagi dalam hidup bertetangga ini anak juga ikut "bertetangga" dengan anak tetangga. Mereka saling berteman tapi kadang saling jail satu sama lain, hingga kadang bisa jadi malah baku hantam. Tapi mereka adalah anak-anak, urusan mereka berbeda dengan urusan kita.Â
Perselisihan anak-anak ini kadang hanya sekedar masalah sepele, dan sehari setelah berlalu biasanya mereka kembali bermain bersama. Beda halnya dengan kita orang dewasa, jika sudah berseteru maka sepertinya susah untuk melupakan sebagaimana anak -anak yang kembali bermain bersama setelah saling ganggu.
Jadi pastikan hemat energi kita dengan tidak mencampuri terlalu dalam urusan anak-anak kita. Mengetahui apa yang membuat mereka berselisih itu harus, tapi saling membela anak masing-masing adalah perbuatan tidak dewasa yang membuat hancur kenyamanan dalam hidup bertetangga.Â
Kita bicara dalam konteks "kenakalan anak yang wajar" ya, bukan menjurus ke arah kriminal.Â