Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pig Butchering Ala Emak Kampung

12 Oktober 2022   15:52 Diperbarui: 13 Oktober 2022   08:11 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pig Butchering (Sumber: Andre Taissin via tekno.kompas.com)

Pelaku Pig Butchering ini biasanya bisa meraup puluhan juta, bahkan dari wawancara yang kami lakukan semalam dengan mertua salah satu korban menyatakan harus menjual 3 sapi dengan total perolehan uang kisaran 80-90 juta hanya untuk melunasi pinjaman dari para pelaku yang dilakukan oleh mantan menantunya tersebut. 

Ketika ditanya apa hasil dari korban meminjam tersebut, tidak ada, karena memang mereka meminjam dalam jumlah kecil. Akumulasi tutup lubang gali lubang dan dari bungalah yang menyebabkan dari satu juta bisa mencapai puluhan juta. 

Sudah lama sebenarnya saya ingin menuliskan cerita tentang Pig Butchering versi emak kampung ini agar menjadi perhatian kita bersama. Tidak hanya para suami yang harus waspada terhadap pola tingkah laku istrinya, tetapi para pamong setempat juga semestinya bisa melakukan pencegahan terhadap praktik -praktik ini. 

Pig Butchering versi emak ini telah membuat tatanan rumah tangga runtuh, anak-anak menjadi tidak terurus karena keluarga yang tidak lagi nyaman, bahkan ada suami yang harus mengalami sakit bahkan meninggal karena tidak sanggup menahan beban psikologis atas harta benda yang lenyap. 

Tatanan rumah tangga yang rusak membuat ekonomi dan psikologis masyarakat menjadi morat-marit. Apabila hal ini dibiarkan terus terjadi apa yang akan terjadi pada Indonesia tercinta, padahal desa/kampung adalah garda depan penyokong kebutuhan utama bagi negara, pemasok barang kebutuhan pokok dan tenaga kerja. Apa kabar Indonesia ketika Pig Butchering telah menyasar emak-emak kampung?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun