Jika melihat sisi perkembangan dua kehidupan di atas maka kita akan katakan "lambat" bagi ilustrasi yang kedua.Â
Bagi ilustrasi yang pertama mungkin saja terjadi, karena sumber daya nya memungkinkan seperti pekerjaan pengantin yang sudah mapan, gaji besar maka wajar jika pernikahan digelar dengan jasa vendor pernikahan, setelah menikah mampu untuk beli rumah mewah dan mobil baru.Â
Tapi bagi yang gajinya pas-pas an ya bisa saja seperti cerita tersebut, resepsi dengan jasa vendor pernikahan, setelah menikah tinggal di rumah baru, dan punya mobil baru, tapi apakah dengan gaji pas-pas an tersebut segala kebutuhan tersebut dapat tercukupi tanpa mengorbankan kebahagiaan batin dari "terjajah" utang hanya karena menutupi pengeluaran tersebut?
Ini lah slow living bukan berarti hidup tanpa sebuah usaha, tapi slow living adalah pola pikir rasional dalam memaknai kehidupan, tidak ingin kebahagiaan hidupnya lenyap gara-gara "terjajah' oleh kewajiban yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi memaksakan diri di luar batas kemampuan yang dimiliki.Â
Mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki visi yang jelas dalam menjalani hidup.Â
Lalu apa yang dimaksud ngongso?
Dana Kristiawan menjelaskan di dalam Tugas Ilmu Budaya Dasar, di dalam bahasa jawa dikatakan "manungso" karena kita memiliki sifat "ngongso" yang berarti selalu berusaha dan tidak pernah puas akan semua yang kita dapatkan.Â
Ngongso ini lebih di artikan sebagai sebuah pola pikir dan usaha lebih dalam memenuhi sebuah kebutuhan atas dasar sifat manusia yang tidak pernah puas atas semua yang telah dimiliki.Â
Ada aroma penderitaan, keterpaksaan dalam ngongso ini, sebab dari pola pikir yang serba tidak puas dan ingin mendapatkan semuanya, maka terciptalah sebuah usaha dengan konsekuensi maksimal dalam memenuhi kebutuhan.
Hidupnya selalu tidak pernah selow, karena selalu merasa tidak puas dan berusaha untuk mengejar kepuasan, lalu apa makna kehidupan jika dalam hidup selalu ngongso?
Berikut ini adalah saran agar dapat slow living tanpa ngongso dan bebas jeratan utang.
Jangan Sok Kaya
Orang Indonesia identik menilai seseorang dari penampilan karena mencerminkan gambaran dari seseorang, misalnya berpakaian necis biasanya dianggap orang berada, sementara sebaliknya suka dibilang biasa aja, seperti dikutip dari mandiri-investasi.co.id