Data milik Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Sample Registration Survey 2014 menunjukkan diabetes menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%), dan penyakit jantung koroner (12,9%).Â
Bagaimana kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kematian?
Kita coba dengan analogi sederhana ya, teman-teman coba jajal kita ingat-ingat masa kecil kita dulu, eh, saya deng, ketika kecil dulu saya paling suka jajan gulali atau arum manis, yaitu jajanan berbahan dasar gula yang dibentuk menjadi permen (gulali) atau menjadi bentuk kapas(harum manis).
Setelah makan jajan tersebut biasanya saya langsung mencari air untuk cuci tangan, soalnya lengket ketika nempel di tangan, kadang saya harus pakai sabun sekedar hanya untuk menghilangkan lengketnya gula di tangan atau yang nempel di pipi.Â
Ini gula yang nempel di tangan dan di pipi ya, susah hilangnya karena lengket, lalu bagaimana jika menempel pada pembuluh darah kita? sampai sini pahamkan?
Yup benar, gula dalam darah dengan jumlah volume yang tinggi pada akhirnya akan mengendap dalam lapisan pembuluh darah.
Dan, inilah yang menjadi sebab dari berbagai komplikasi gangguan kesehatan tubuh, mulai dari stroke, sakit jantung, sampai ginjal yang rusak bahkan sampai kematian loh!
Jadi relate kan ya, antara sedentary lifestyle atau sindrom posisi wuenak dengan diabetes dan akhirnya berujung pada kematian, yakin masih mau rebahan?
Ada beberapa perilaku sedentary lifestyle atau sindrom posisi wuenak yang bisa meningkatkan risiko gula darah menjadi tinggi, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Berbaring terlalu lama
gaya.tempo.co menyebutkan bahwa orang yang menghabiskan lebih banyak waktu berbaring itu memiliki risiko diabetes 112 persen lebih tinggi dari yang aktif berdiri.Â
Sepertinya ini adalah level tertinggi dari kaum rebahan sedentary lifestyle, aktivitas ini tidak memerlukan energi yang besar, cukup tinggal meletakkan kepala pada bantal, lalu mulailah posisi wuenak tercipta.
Kalau sudah pada posisi ini maka mager mau kemana mana, alhasil tidak banyak energi yang dikeluarkan, kalau terlalu lama dan sering dilakukan maka membuat gula darah yang seharusnya di proses menjadi energi tidak segera di proses.