Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Inner Child, Akar Utama Kekerasan Anak di Sekolah

14 September 2022   22:26 Diperbarui: 21 September 2022   08:47 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orantg Tua Mengawasi Anak Bermain Gadget I Sumber Gambar: lifestyle.kompas.com dari DragonImages

Wahyu Hidayat adalah mahasiswa STPDN (sekarang IPDN) yang tewas pada tahun 2003 akibat aksi kekerasan yang dilakukan oleh seniornya, ini membuktikan bahwa sekelas lembaga pendidikan yang dikelola oleh negara pun tak luput dari tindakan kekerasan di dalamnya.

Atau masih ingat dengan kasus pembunuhan Ade Sara? 

Ade tercatat adalah mahasiswi semester dua perguruan tinggi Bunda Mulia jurusan psikiater, Jakarta utara,kala itu pada tahun 2014. 

Motif pembunuhan Ade Sara pun sepele, Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafiz (19) sakit hati karena Ade Sara yang merupakan mantan kekasihnya sulit untuk dihubungi setelah hubungan mereka kandas dan Ade Sara juga tidak mau lagi menjalin hubungan dengan Hafiz.  

Hafiz tidak sendiri, dia dibantu oleh Assyifa Ramadhani alias Syifa (18), motif nya pun terbilang sepele, sebagai kekasih baru Hafiz, Sifa tidak ingin Hafiz kembali berhubungan dengan Ade Sara, dan pada akhirnya persekongkolan jahat itu pun menelan korban, Ade Sara harus tewas di tangan keduanya. 

Faktor apa yang menyebabkan anak melakukan kekerasan?

Secara umum ada dua faktor utama yang menyebabkan anak melakukan tindakan kekerasan; yaitu faktor biologis dan faktor lingkungan (health.kompas.com/ 8 Maret 2020), kedua faktor tersebut tergabung dalam sebuah istilah yang baru-baru ini santer kita dengar dengan sebutan "Inner Child". Apakah yang dimaksud dengan inner child?

Inner child adalah sekumpulan faktor biologis dan lingkungan, yang memberikan memori masa kecil pembentuk kepribadian seseorang ketika dewasa.  

Selain dari faktor biologis berupa faktor genetik, sistem otak dan hormon yang di wariskan oleh orang tua, inner child ini terdiri dari berbagai memori masa kecil yang di dapatkan pada lingkungan keluarga, pertemanan dan juga tontonan. 

Inner child ini mempengaruhi tindak tanduk dan perilaku seseorang ketika dewasa, mempengaruhi bagaimana seseorang memandang sebuah permasalahan, dan juga mempengaruhi bagaimana seseorang mengambil keputusan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.

Yang paling utama adalah pada periode perkembangan 0 - 6 tahun, ini adalah periode emas anak dalam menyerap berbagai pengetahuan yang ada di lingkungannya; bahasa, perilaku, adat kebiasaan.

Cara berinteraksi dengan orang lain dan berbagai pengetahuan lain yang diserap oleh anak pada lingkungan dimana dia tumbuh, dan keluarga adalah lingkungan utama dan awal bagi seorang anak untuk belajar bagaimana menghadapi hidup.

Kebiasaan-kebiasaan yang hadir pada lingkungan anak tumbuh akan menjadi role model yang pada akhirnya terpatri di dalam diri anak sehingga terproyeksikan saat dewasa kelak.

Siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas kekerasan yang dilakukan oleh anak?

Dari uraian di atas sepertinya tidak berlebihan jika memandang keluarga sebagai hal yang seharusnya paling bertanggung jawab dalam tumbuh kembang anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun