Ketiga pemenang kategori akan memperoleh kesempatan berjualan di KTD sebagai babak final untuk memperebutkan hadiah total 60 juta rupiah, dan membuka peluang usaha di MKG. Pemenang utama ditentukan berdasarkan penjualan tertinggi yang akan diumumkan pada tanggal 7 Mei 2017.
Cwie Mie Malang cita rasa berbeda. Foto: DokPri
Di kesempatan ini, saya mencoba varian rasa Mie dari Cwie Mie Malang. Rasa mie-nya berbeda dari kebanyakan mie. Berasa gurih, asin, dan lembut. Mie dibuat secara home made tanpa bahan pengawet dan langsung habis. Paduan rasa gurih dan asin sangat pas di lidah orang Indonesia, terutama saya. Menggunakan sambal bawang dengan aroma yang tidak menyengat. Dipercantik dengan taburan daun bawang dan bawang goreng. Ditutup pula dengan acar asam manis dari ketimun cabe rawit yang semakin menambah selera.
Satu yang khas dan unik dari mie ini adalah, tatakan atau wadah mie yang terbuat dari kerupuk pangsit lebar yang juga bisa dimakan. Sajian serta wadah yang tidak dibuang sia-sia. Kita dapat pula menambahkan bakso kuah di dalamnya. Jika dilihat sekilas, Cwie Mie Malang mirip mie ayam, tetapi sebenarnya ada beberapa perbedaan keduanya. Cwie Mie Malang punya potongan ayam yang lebih halus dan kecil dibandingkan Mie Ayam. Kisaran harga 25 hingga 40 ribu rupiah, masih worth it untuk ukuran sebesar itu.
Es Tebu Cendana, rasa tak pernah berubah. Foto: DokPri
Saat berkunjung ke Kampoeng Tempo Doeloe, matahari sore masih cukup menyengat. Hmm… mata saya tertuju pada salah satu gerai minuman, Es Tebu Murni Cendana. Nah, ini dia sari tebu asli yang langsung diperas dan digiling melalui mesin penggiling tebu di tempat.
Manis alami tebu dicampur es batu menghilangkan dahaga saya seketika. Manisnya benar-benar tebu asli tanpa bahan pemanis tambahan. Saya merupakan penggemar air tebu. Di Sumatera tempat saya tinggal (Jambi) air tebu sudah tak asing untuk saya. Di KTD ini, saya menemukan cita rasa yang tak berubah. Saya menemukan kembali surga kuliner yang tiada duanya dengan beragam jenis makanan.
Gerai Es Tebu Murni Cendana. Foto. DokPri
Kita dapat menikmati dengan beberapa varian isi. Es tebu Original, Lemon, dan Kiamboy ukuran regular dibanderol dengan harga 14 ribu rupiah, sedangkan es tebu Original, Lemon, dan Kiamboy berukuran besar dihargai hanya 19 ribu rupiah.
Gerai Bakso Sarkid Tanah Tinggi. Foto.DokPri
Selain itu kita dapat menikmati pula Crystalline berukuran 600 ml dan Liang Cha 500 ml masing-masing dibanderol 8 ribu rupiah. Es Tebu Murni Cendana ini jadi salah satu pilihan minuman pelepas dahaga saya di sore panas itu.
Bakso Sarkid Tanah Tinggi. Rasanya nampol. Foto: DokPri
Menelisik lebih jauh, saya mendapati satu gerai makanan yang sudah tak asing lagi, Bakso Sarkid Tanah Tinggi. Bakso yang lembut, kenyal, dan enak di lidah. Varian-varian baksonya pun lumayan banyak. Ada bakso halus, urat, dan juga tahu yang dapat dicampur atau tidak dengan bihun. Kisaran harga mulai dari 25-27 ribu rupiah.
Risol Setan. Foto: DokPri
Tak berhenti sampai di Bakso Sarkid Tanah Tinggi, lapar perut saya masih mendera. Mata saya menyinggahi salah satu gerai, Risol Setan. Dalam hati saya berkata, “Biasanya yang berbau nama belakang ada setannya ini pasti pedas”.
Gerai Risol Setan. Foto. DokPri
Nah, saya coba satu porsi isi empat risol. Kalau dibilang pedas untuk ukuran saya ya memang pedas. Lumayan, makan risolnya di saat terik matahari. Itu risol lumayan buat saya mandi keringat.
Cakwe Galaxy, gurih dan mengenyangkan. Foto: DokPri
Tapi, di Kampoeng Tempo Doeloe buat saya tak berhenti untuk mengulik kuliner Nusantara ini lebih jauh. Lapar perut saya masih mendera, kali ini Cakwe Galaxy memanggil saya. Cakwe lebih dikenal di Indonesia. Di China pun juga diberi nama Cakwe. Ada nama lain selain Cakwe, yaitu Youtiao, You Char Kway, Kueh, dan Kuay. Dalam bahasa Inggris biasa disebut Chinese Cruller, Chinese Oil Stick, Chinese Doughnut, atau Fried Breadstick.
Lihat Travel Story Selengkapnya