Mohon tunggu...
Jun Joe Winanto
Jun Joe Winanto Mohon Tunggu... Koki - Chef

Menulis sebagai rangsangan untuk sel-sel otak agar terus berbiak. La Cheo Joe, banyak menulis buku, tetapi tidak untuk diterbitkan secara komersial. Buku-buku tersebut diperuntukkan untuk proyek Departemen Pendidikan Nasional dari beberapa penerbit. Lebih dari 100-an judul buku telah ditulisnya. Lahir pada 9 Juni di “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Cita-citanya berbelok seratus delapan puluh derajat dari yang diidam-idamkan menjadi Dokter Kandungan. Kuliah pun sebenarnya tak diinginkan oleh kedua orang tuanya karena sesuatu dan lain hal. Cerita berkata lain, diam-diam Sang Guru Bimbingan Karier (BK) SMA-nya memberikan berkas lembaran sebagai Mahasiswa Undangan ke Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. La Cheo Joe sempat merenungi keputusan saat jari-jemarinya menjentikkan pulpen mengisi titik-titik bernama. Perjalanan kariernya di beberapa perusahaan, mengantarkannya untuk berkeliling daerah di Indonesia. Mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. La Cheo Joe sebagai penyuka olahraga selam, masak,icip-icip makanan, traveling, dan naik gunung ini, bercita-cita punya “tempat makan” sendiri dan ingin segera merampungkan salah satu bukunya yang sempat tertunda lama. Untuk mengenal lebih jauh dengannya, dapat dihubungi via email: junjoe.gen@gmail.com atau di nomor telepon 0857 1586 5945.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Membingkai Sehat dengan Perut Ramping Lewat Gerak & Pola Makan Tepat

17 September 2016   23:00 Diperbarui: 17 September 2016   23:49 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta Nangkring Kompasiana Bersama Coca Cola setelah melakukan Water Zumba

Siapa yang tidak ingin ingin hidup sehat? Pastinya tak ada orang menjawab ingin sakit. Sudah tentu, hidup sehat itu menyenangkan. Tak terkecuali saya, senang dengan sehat. Sebenarnya, sangat mudah untuk kita memulai hidup sehat. Misal, dari melakukan gerakan-gerakan kecil, berlari di tempat, jalan santai, hingga berlari dengan kecepatan tertentu.

Sejalan dengan itu, Coca Cola dengan giat mendengungkan pola atau cara-cara hidup sehat dengan melakukan gerakan-gerakan kecil, perlahan, dan rutin. Upaya ini dilakukan Coca Cola untuk  menggerakan satu kebiasaan hidup sehat kepada masyarakat agar terus berolahraga. Ya,  pola hidup sehat ditunjang pula dengan jenis makanan yang dimakan. Makanan yang mengandung lebih banyak karbohidrat, seperti nasi akan cepat membuat tubuh terutama bagian perut membuncit.

Coca Cola mendengungkan pola hidup sehat dengan cara BERGERAK. Foto: Dok. Pribadi
Coca Cola mendengungkan pola hidup sehat dengan cara BERGERAK. Foto: Dok. Pribadi
Coca Cola bersama Junico (sebagai seorang pelatih Pool Dance) memberikan pengalaman baru untuk menjaga kesehatan tubuh. Bergerak diiringi alunan musik bernuansa reggae, salsa, dan jenis musik lainnya di dalam air, bernaama Zumba. Ya, pada kesempatan Nangkring Kompasiana bersama Coca Cola Indonesia Sehat dan Bugar (Indonesia SeGar), bergerak menjadi kunci utama agar tubuh tetap sehat, perut menjadi tak berlemak dan pastinya ramping tidak buncit.

Padahal, perut ramping jadi idaman semua orang. Karena perut buncit, selain tidak sedap di pandang mata, juga menjadi indikator kesehatan yang menurun.  Beberapa ilmuwan telah membuktikan, bahwa perut buncit berarti juga kelebihan lemak (over fat)di sekitar perut, sungguh tidak baik. Studi menunjukkan, bahwa baik pria maupun wanita yang punya lingkar pinggang 35 inci atau lebih, risiko terkena penyakit jantung dan diabetes lebih besar dibanding pria atau wanita yang punya ukuran pinggang sedikit kecil.  Bagi pria, lingkar pinggang 40 inci atau lebih juga dapat menjadi indikator untuk risiko kesehatan yang sama.

Bergerak menjadi salah satu kegiatan olahraga yang dapat membuat tubuh Sehat dan Bugar. Foto: Dok. Pribadi
Bergerak menjadi salah satu kegiatan olahraga yang dapat membuat tubuh Sehat dan Bugar. Foto: Dok. Pribadi
Keterkaitan antara ukuran pinggang dan risiko kematian karena salah satu dari dua penyakit  bukan sekadar kebetulan. Lemak perutlah yang sesungguhnya menyebabkan penyakit. Ada dua jenis “lemak perut”: subcutaneous(subkutan) dan visceral (bagian dalam).Lemak subkutan diuraikan sebagai lemak yang dapat kita lihat. Subcutaneousberarti “di bawah” (sub) “kulit” (cutaneous).Selain di bagian perut, lemak subkutan juga terdapat di beberapa tempat terutama di paha maupun ketiak. Bagi kebanyakan orang terdapat di mana-mana. Jumlah lemak subkutan yang sedang-sedang saja penting bagi kehidupan. Contohnya untuk menjaga tubuh tetap hangat saat cuaca dingin. Tetapi, jika jumlahnya berlebihan akan berbahaya.

Peserta Nangkring Kompasian Bersama Coca Cola ber-Water Zumba. Foto: Rushan dalam Agung Handoyo
Peserta Nangkring Kompasian Bersama Coca Cola ber-Water Zumba. Foto: Rushan dalam Agung Handoyo
Jenis lemak kedua adalah lemak visceral(lemak bagian dalam atau tidak terlihat). Lemak visceral jauh lebih berbahaya dan sulit dihilangkan. Lemak visceral dapat disebut sebagai lemak perut yang “tersembunyi”. Lemak itu juga dapat disebut sebagai lemak “mematikan”.  Karena, kelebihan lemak visceral dapat meningkatkan risiko terkena semua jenis penyakit. Anda dapat mengurangi kalori dan berolahraga dengan tekun.

Para peserta Nangkring Kompasiana Bersama Coca Cola setelah melakukan Water Zumba
Para peserta Nangkring Kompasiana Bersama Coca Cola setelah melakukan Water Zumba
Salah satu cara untuk meminimalkan lemak visceral dan subkutan untuk tubuh tetap sehat dengan menyinambungkan penerapan pola diet (mengonsumsi, menghindari makanan, atau lemak).

Winny Soendaru, Marketing Communication Coca Cola saat Nangkring bersama Kompasiana dalam penjelasannya untuk sehat. Foto: Dok. Agung Handoyo
Winny Soendaru, Marketing Communication Coca Cola saat Nangkring bersama Kompasiana dalam penjelasannya untuk sehat. Foto: Dok. Agung Handoyo
Berikut beberapa tips berikut besar kemungkinan sangat berguna untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Karena, tubuh yang sehat akan menyenangkan si empunya tubuh dan orang yang melihat.

Hindari asupan garam berlebih. Air mudah terikat ke sodium(natrium), sehingga jika mengonsumsi garam berlebih, maka tubuh Anda akan menahan lebih banyak fluida (campuran cairan dan gas) yang membuat perut tampak buncit. 

Hindari asupan karbohidrat berlebih. Sebagai sumber energi cadangan, otot Anda menyimpan sejenis karbohidrat yang disebut glikogen. Setiap gram glikogen disimpan bersama dengan tiga gram air. Hanya, jika Anda berlari esok harinya, maka tubuh Anda akan menggunakan cadangan karbohidrat itu.

  • Berhenti minuman beralkohol. Menurut Dr. Jacob Seidell, Ph.D., dari National Institute of Public Health in Bilthoven, Netherlands, alkohol cenderung meningkatkan kadar hormon kortisol yang berperan mengirimkan lemak ke perut.
  • Jika perut terasa kembung, biasakan minum air hangat sebelum makan. Demikian salah satu kiat yang disarankan  Gillian McKeith, seorang pakar nutrisi dan penulis buku You Are What You Eat. “Selain itu hindari air es. Air es akan menambah gas dalam lambung Anda sehingga perut pun bertambah buncit”, tambahnya seperti dikutip Foxnews.
  • Berhenti merokok. “Merokok membuat tubuh langsing,” demikian klaim para perokok. Tetapi kebenaran membuktikan, bahwa perokok cenderung memiliki lebih banyak lemak di perut dibandingkan yang bukan perokok, kata Dr. Seidell, (hormon stres dan kortisol, yang menjadi pemicunya). “Ketika seseorang berhenti merokok, maka jumlah lemak perutnya cenderung menurun” seperti yang diucapkannya.
  • Makan atau minum  jahe. Senyawa ginerol di dalam jahe akan mengurangi  perut kembung.
  • Sawi putih juga mengurangi perut kembung. Menurut McKeith, sayuran ini mengandung probiotik yang akan menyumbangkan bakteri baik ke dalam perut.
  • Tambahkan seledri dalam daftar diet Anda. Seledri, terang McKeith, mengandung natrium dan kalium yang sangat diperlukan untuk menyeimbangkan kadar air.
  • Cukupkan asupan kalsium. Kekuarangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis dalam hal ini tulang iga, sehingga mengurangi rongga perut. Akibatnya, lambung kekurangan ruang. Akhirnya, perut tampak menonjol ke luar, kata Willibald Nagler, MD, seorang psikiater di New York Hospital-Cornell Medical Center di New York City. Jika Anda berusia 50 tahun atau lebih, pastikan mendapat asupan 1.200 mg kalsium setiap hari dari makanan atau suplemen. Jika Anda berusia di bawah 50 tahun, 1.000 mg kalsium sudah cukup.

Mengurangi makanan mentah. Setengah cangkir wortel rebus memberikan jumlah nutrisi yang sama dengan secangkir wortel mentah. Tetapi, hanya menempati ruang yang lebih kecil di saluran gastrointestinal (GI atau lambung dan usus). Makanlah  sayuran yang sudah dimasak. Seporsi kecil buah-buahan kering tanpa pemanis dan buah kaleng dalam jus alami. Makanan itu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanpa membuat saluran GI membesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun