Gairah anak-anak Jakarta berliterasi mulai terbentuk. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta memiliki peran besar untuk itu. Melalui acara bernama Hari Anak Jakarta Membaca, BPAD DKI Jakarta, khususnya Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Adminstrasi Jakarta Barat yang di kepalai oleh Drs. Ajang P. Pinem MPKP-melahirkan generasi baru yang mencintai budaya literasi dan perpustakaan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta begitu mendukung kegiatan Hari Anak Jakarta Membaca. Hal itu dilandasi dengan Keputusan Gubernur Nomor 213 Tahun 2007 Tentang Kegiatan Hari Anak Jakarta Membaca. Kegiatan tersebut sebagai tindak lanjut dari pencanangan bulan gemar membaca dan hari kunjungan perpustakaan yang dilanjutkan dengan pencanangan gerakan membaca nasional Tahun 2003, sekaligus realisasi amanat UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, khususnya yang berkaitan dengan pembudayaan kegemaran membaca.
Kegiatan Hari Anak Jakarta Membaca merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan minat literasi masyarakat Jakarta dan pemasyarakatan perpustakaan melalui berbagai kegiatan. Seiring dengan kebijakan Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang mengharapkan bahwa Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih dekat kepada masyarakat melalui kegiatan yang tidak sekadar seremonial saja, tetapi masyarakat dapat mengakses beragam informasi melalui teknologi informasi yang semakin maju dengan perangkat digital yang dimiliki. Hanjaba menjadi gerakan masyarakat yang masif dalam mendukung gerakan budaya literasi sebagai modal peningkatan kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.
Kegiatan Hari Anak Jakarta Membaca memiliki sasaran spesifik. Sasaran itu tertuju pada sistem teknologi informasi yang mengarah pada era digital. Hal itu dimaksudkan untuk dapat memberikan akses yang sama terhadap masyarakat yang belum tersentuh akses informasi atau bahan perpustakaan, dan sebagai bentuk terobosan program pemerintah dalam memberikan kesamaan hak tanpa diskriminasi.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta, memiliki enam wilayah Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK), meliputi KPAK Jakarta Pusat, KPAK Jakarta Selatan, KPAK Jakarta Timur, KPAK Jakarta Utara, KPAK Jakarta Barat, dan KPAK Kepulauan Seribu.
Masing-masing wilayah memiliki kekhasan tersendiri dalam setiap penyelenggaraan. Seperti di KPAK Jakbar, peserta mengenakan seragam Hari Anak Jakarta Membaca yang disediakan oleh pihak penyelenggara, dalam hal ini KPAK Jakbar. Dalam keceriaan, mereka saling bersenda gurau dan berceloteh satu sama lain. Semua berlangsung meriah. Hanjaba menjadi magnet tersendiri untuk warga Jakarta, terutama siswa, guru, orang tua murid, dan masyarakat sekitar.
Suka cita penuh warna menghampiri kehidupan mereka. Pemacu semangat untuk terus melakukan hal terbaik dalam hidup mereka, terutam di bidang literasi. Pendorong mengalahkan lelah manakala nama-nama mereka disebut juri saat diumumkan sebagai pemenang.Tetapi bukan itu akhir dari segala perlombaan. Terpenting, dapatkah mereka mempertahanakn keinginan untuk terus menggali literasi (bahan bacaan) hingga akhir hayat? Ada bangga, ada suka, penuh ceria tak terbersit iba. Semangat berkompetisi terlihat jelas di wajah-wajah mereka.
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota wilayah Jakarta Barat, ketika saya terjun langsung (29/07/2016) ke lokasi, terlihat begitu ramai dengan peserta lomba. Ada lima mata lomba yang diadakan oleh KPAK Jakbar, yaitu Resensi Buku, Menulis Konten Blog (Live Blogging), Membuat Komik, Mewarnai Gambar, dan Marching Band. Mereka semua antusias dengan mata lomba yang diikuti.
Jumlah peserta Hanjaba 2016 di Jakbar kali ini mencapai angka yang cukup fantastis, 270 orangi peserta dari berbagai sekolah dan kecamatan yang berada di wilayah Jakarta Barat. Dari lima mata lomba ini, akan dipilih tiga terbaik dari masing-masing lomba. Dan sepuluh orang yang masuk dalam nominasi akan diikutsertakan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu tingkat provinsi.
Pada kesempatan itu, Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat, Drs. Ajang P. Pinem MPKP, mengatakan, “Jakarta Barat dapat menjadi barometer bagi anak-anak muda untuk lebih mencintai budaya literasi melalui Hari Anak Jakarta Membaca 2016 ini. Selain itu, gerakan budaya literasi dan berkunjung ke perpustakaan menjadi sebuah keharusan untuk generasi yang ingin maju. Hal itu sejalan pula dengan dicanangkannya Jakarta sebagai Provinsi Literasi”, ucapnya.