Ketika saya tiba di lokasi, disambut dengan welcome drink yang dingin dan menyegarkan. Para staf Toya Devasya sigap melayani tetamu yang datang. Benar apa yang dikatakan oleh mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata era Pak SBY-JK, Bapak Jero Wacik, kalau mau mencari kesenangan dan kebahagiaan, pergilah ke Bali. Ternyata sudah saya buktikan sendiri Pak Jero. Malah saya ketagihan untuk pergi lagi.
Malang tak dapat diraih, untung tak dapat ditolak, beberapa waktu lalu, beliau didera masalah.
KPK, menjadikan Jero Wacik sebagai tersangka kasus korupsi ketika menjabat sebagai Menteri Ekonomi dan Sumber Daya Mineral. Tuduhan tak berdasar “sengaja” dibuat KPK untuk megganjal karier politik Jero Wacik ditingkat yang lebih tinggi.
Mungkinkah ada ketakutan KPK dengan sepak terjang Jero Wacik? Atau KPK memang menargetkan orang-orang Demokrat sebagai pesakitan korupsi? Atau KPK ingin “cuci tangan” dari gejolak politik yang ada di dalam tubuh KPK sendiri? Tuduhan yang paling menyakitkan dan sangat tidak mengenakkan tentunya untuk diri Jero Wacik dan keluarga saat ini.
Bagaimana seorang Jero Wacik melakukan korupsi Dana Operasional Menteri, sementara dirinya belum lagi diangkat sebagai menteri kala itu? Waryono Karno yang saat itu menjabat sebagai SekJen ESDM, apakah sudah tahu dan mengenal secara dekat Jero Wacik? Ini seperti rekayasa untuk mengenyahkan anak bangsa yang ingin maju pesat untuk mengembangkan kepentingan negara.
“Tidak ada sesuatu yang tidak direncanakan Tuhan”, demikian Jero Wacik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H