Jero sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang memang sepantasnya dihormati dan diberkati. Ketika saya memasuki salah satu pura, tempat biasanya Jero Wacik memimpin sembahyang untuk melayani warganya, Pura Bukit Mentik, terlihat beberapa Jero dengan rambut yang terbilang panjang, salah satunya Danejero Penyarikanduuran Pbmsisyawan.
Pun selamanya menjadi pemangku, Jero Wacik juga berambut panjang. Rambutnya dipotong ketika akan menempuh pendidikan tinggi di Bandung. Akan tetapi, untuk memotong rambut itu pun tidak dapat dilakukan secara asal, perlu izin.
Di Pura Bukit Mentik ini toleransi keagamaan sangat kuat. Agama lain pun boleh beribadah sesuai dengan keyakinan yang dianut. Hebat!
Integritas Tinggi
Pemangku dan Menteri, dua jabatan yang pernah diemban Sang Pemercik ini. Sibuknya dahulu sebagai seorang petinggi negara, membuatnya jarang-jarang pulang ke Batur. Tetapi, pada dasarnya beliau orang yang sangat mencintai keluarganya. Keluarga cukup mengerti dengan kesibukan yang diamanatkan kala itu.
Integritasnya sangat tinggi ketika menjabat sebagai menteri. Jero Wacik memang menjadi orang yang tepat menggawangi Kemenbudpar saat itu. Ketika situasi negeri ini penuh dengan ancaman dan di tengah ketegangan serta menurunnya jumlah wisatawan yang datang.
Banyak prestasinya ketika menduduki kursi kemenbudpar. Kunjungan wisatawan mancanegara meningkat tajam dan negara mengantongi devisa sebesar 7,65 miliar dolar dari 6,4 juta pengunjung. Sungguh prestasi yang luar biasa. Tak lepas pula wisatawan dalam negeri yang melakukan perjalan mengitari republik ini.
Tetapi kini, beliau berada di balik bui dengan satu kata “pemerasan” yang disangkakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari rekanan perusahaan kementerian. Seharusnya, tuduhan tersebut gugur atas nama hukum. Bagaimana tidak, karena rekening dana kickback sudah ada sejak tahun 2010. Dan bila dilihat dari perjalanan beliau menjadi menteri, itu pada 2011. Sebenarnya, ada apa di balik ini semua?