Takut menjalani pemeriksaan medis
Kecenderungan mencederai diri sendiri
Sering bersikap agresi (menyerang) terhadap teman-temannya
Khawatir terkena kontak fisik –manarik diri jika disentuh
Mengakui bahwa mereka dihukum, tetapi hukuman berlebihan (seperti seorang anak dipukul setiap malam agar mau belajar)
Merasa khawatir tersangka pelaku pelecehan dihubungi
Pelecehan emosional
Tongkat dan batu mungkin akan mematahkan tulangku tetapi tidak akan pernah melukai hatiku. Pepatah lama itu bertolak belakang dengan pelecehan emosional terhadap anak yang dapat merusak kesehatan mental anak atau perkembangan sosialnya, meninggalkan luka psikologis dalam jangka panjang. Contoh-contoh pelecehan anak secara emosional meliputi:
·Tindakan meremehkan, mempermalukan dan menghinakan seorang anak secara terus menerus
·Memanggil dengan panggilan/julukan yang tidak disukai dan membuat perbandingan negatif dengan yang lain.
·Mengatakan kepada seorang anak bahwa ia “tidak baik,” “tidak bermanfaat,” “buruk,” atau “salah.”
·Sering berteriak, mengancam atau menghardik terhadap anak
Sementara tanda-tanda anak yang mengalami pelecehan emosional adalah:
·Kelambatan perkembangan emosional, mental dan fisik
·Gangguan berbicara secara mendadak
·Merasa rendah diri berkesinambungan (Saya bego, buruk, tak berharga, dll)
·Bereaksi berlebihan terhadap kesalahan
·Sangat mengkhawatirkan setiap situasi uang baru
·Berespons tidak sesuai terhadap segala perlakukan (saya memang berhak menerimanya)
·Perilaku neurotis (sering menggerakkan anggota tubuhnya, memilin-milin rambut, mencederai diri sendiri)
·Bertindak sangat agresif atau sebaliknya terlalu pasif
Pengabaian atau penyia-nyiaan anak
Pengabaian anak suatu jenis pelecehan anak yang paling umum –merupakan suatu pola kegagalan untuk menyediakan kebutuhan dasar anak, meliputi makanan, pakaian, sarana kesehatan atau pengawasan yang cukup bagi anak. Pengabaian aanak tidak mudah untuk ditandai. Kadang-kadang orang tua secara mental maupun secara fisik menjadi tidak mampu untuk merawat seorang anak, seperti mengalami luka serius, depresi yang belum disembuhkan atau ansietas. Lain waktu, penyalahgunaan alcohol atau obat-obatan mungkin secara serius mengganggu pertimbangan dan kemampuan untuk mempertahankan keamanan seorang anak. Tanda-tanda anak yang diabaikan/disia-siakan