Berperilaku seperti anak-anak di bawah usianya, seperti mengisap jempol atau membawa mainan anak yang sudah usang.
Menarik diri dari lingkungan social
Tidak mampu berkonsentrasi
Kurang kepercayaan atau khawatir pada seseorang yang belum dikenalnya dengan baik, seperti tidak ingin hanya berdua dengan seseorang yang belum dikenal.
Mulai mengompol lagi, mengalami mimpi buruk baik siang maupun malam
Menjadi cemas bila busananya ditanggalkan
Mencoba untuk bersifat “sangat baik” atau sempurna; sangat reaktif terhadap kritik.
Pelecehan secara fisik meliputi melukai atau membahayakan anak secara fisik. Misalnya dengan menerapkan hukuman secara fisik (misalnya memukul anak dengan menggunakan ikat pinggang) kepada anak yang tidak sesuai dengan kondisi fisik atau usia sang anak.Banyak orang tua atau pengasuh anak mempertahankan tindakan mereka sebagai suatu bentuk penerapan kedisiplinan. Namun ada perbedaan besar antara penggunaan hukuman secara fisik dengan disiplin dan pelecehan fisik. Tujuan membuat anak-anak disiplin adalah untuk mengajarkan kepada mereka mana yang benar dari yang salah, bukan membuat mereka hidup di dalam kekhawatiran. Tanda-tanda pelecehan fisik adalah sebagai berikut.
Luka atau memar yang terjadi berulang namun tidak bisa dijelaskan
Menolak menjelaskan luka yang terjadi
Memakai pakaian yang tidak lazim, misalnya memakai pakaian serba tertutup atau lengan panjang bahkan di hari panas.
Kepala botak baik sebagian atau keseluruhan