Mohon tunggu...
Jun Joe Winanto
Jun Joe Winanto Mohon Tunggu... Koki - Chef

Menulis sebagai rangsangan untuk sel-sel otak agar terus berbiak. La Cheo Joe, banyak menulis buku, tetapi tidak untuk diterbitkan secara komersial. Buku-buku tersebut diperuntukkan untuk proyek Departemen Pendidikan Nasional dari beberapa penerbit. Lebih dari 100-an judul buku telah ditulisnya. Lahir pada 9 Juni di “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Cita-citanya berbelok seratus delapan puluh derajat dari yang diidam-idamkan menjadi Dokter Kandungan. Kuliah pun sebenarnya tak diinginkan oleh kedua orang tuanya karena sesuatu dan lain hal. Cerita berkata lain, diam-diam Sang Guru Bimbingan Karier (BK) SMA-nya memberikan berkas lembaran sebagai Mahasiswa Undangan ke Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. La Cheo Joe sempat merenungi keputusan saat jari-jemarinya menjentikkan pulpen mengisi titik-titik bernama. Perjalanan kariernya di beberapa perusahaan, mengantarkannya untuk berkeliling daerah di Indonesia. Mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. La Cheo Joe sebagai penyuka olahraga selam, masak,icip-icip makanan, traveling, dan naik gunung ini, bercita-cita punya “tempat makan” sendiri dan ingin segera merampungkan salah satu bukunya yang sempat tertunda lama. Untuk mengenal lebih jauh dengannya, dapat dihubungi via email: junjoe.gen@gmail.com atau di nomor telepon 0857 1586 5945.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenali dan Cegah Pelecehan Anak

6 Mei 2016   06:55 Diperbarui: 6 Mei 2016   07:24 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berperilaku seperti anak-anak di bawah usianya, seperti mengisap jempol atau membawa mainan anak yang sudah usang.

Menarik diri dari lingkungan social

Tidak mampu berkonsentrasi

Kurang kepercayaan atau khawatir pada seseorang yang belum dikenalnya dengan baik, seperti tidak ingin hanya berdua dengan seseorang yang belum dikenal.

Mulai mengompol lagi, mengalami mimpi buruk baik siang maupun malam

Menjadi cemas bila busananya ditanggalkan

Mencoba untuk bersifat “sangat baik” atau sempurna; sangat reaktif terhadap kritik.

 

Pelecehan secara fisik meliputi melukai atau membahayakan anak secara fisik. Misalnya dengan menerapkan hukuman secara fisik (misalnya memukul anak dengan menggunakan ikat pinggang) kepada anak yang tidak sesuai dengan kondisi fisik atau usia sang anak.Banyak orang tua atau pengasuh anak mempertahankan tindakan mereka sebagai suatu bentuk penerapan kedisiplinan. Namun ada perbedaan besar antara penggunaan hukuman secara fisik dengan disiplin dan pelecehan fisik. Tujuan membuat anak-anak disiplin adalah untuk mengajarkan kepada mereka mana yang benar dari yang salah, bukan membuat mereka hidup di dalam kekhawatiran. Tanda-tanda pelecehan fisik adalah sebagai berikut.

Luka atau memar yang terjadi berulang namun tidak bisa dijelaskan

Menolak menjelaskan luka yang terjadi

Memakai pakaian yang tidak lazim, misalnya memakai pakaian serba tertutup atau lengan panjang bahkan di hari panas.

Kepala botak baik sebagian atau keseluruhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun