Mohon tunggu...
Junita Gratia Saragi
Junita Gratia Saragi Mohon Tunggu... Lainnya - Nama

Nama Junita Graia Saragi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Penggunaan Bibit Unggul dalam Peningkatan Pruduksi Kentang (Solanum tuberosum)

18 Juni 2020   13:24 Diperbarui: 20 Juni 2020   16:10 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penggunaan Bibit Unggul dalam Peningkatan Produksi Kentang (Solanum tuberosum)

Junita Gratia Saragi (191510501091)

Pendahuluan

Pertanian merupakan salah satu sektor yang didalamnya terdapat kegiatan produksi yang dilakukan petani yaitu budidaya tanaman yang nantinya hasil digunakan untuk keperluan manusia. Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia selain menjadi sumber penghasilan petani juga meningkatkan devisa negara melalui ekspor.  Hasil dari pertanian sangat beragam sehingga dikelompokkan menjadi beberapa sub bagian sesuai dengan tanaman penghasilnya, seperti tanaman pangan dan hortikultura. Kedua jenis tanaman tersebut merupakan tanaman yang lebih sering dibudidayakan oleh petani. Tanaman hortikultura banyak dijadikan sebagai komoditas budidaya karena memiliki prospek ekonomi yang baik.

Tanaman hortikultura memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai salah satu sumber pelengkap nutrisi yang dibutuhkan tubuh manusia. Meningkatnya kesadaran manusi akan pentingnya kesehatan membuat permintaan sayur yang merupakan salah satu jenis tanamanan hortikultura meningkat.  Sayuran memiliki kandungan gizi yang sehingga banyak digemari masyarakat salah satunya adalah kentang (Solanum tuberosum). Kentang adalah tanaman herba semusim yang cocok untuk dibudidayakan di iklim tropis.

Kentang merupakan salah satu komoditas pertanian yang jumlah permintaanya cukup tinggi karena kentang dan olahannya banyak disukai orang serta menjadi salah satu komoditas yang dijadikan sebagai difersifikasi pangan karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Permintaan yang tinggi harus diikuti dengan peningkatan produksi. Produksi kentang di Indonesia pada tahun 2015-2017 mengalami penurunan dan meningkat pada tahun 2018. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2020) pada tahun 2015-2017 produksi kentang menurun dari 1 219 277 ton pada tahun 2015 menjadi  1 213 041 pada 2016, pada tahun 2017 turun menjadi 1 164 738 ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 1 284 762 ton. Naik turunnya produksi kentang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor lahan dan sarana produksi.

Lahan pertanian di Indonesia saat ini telah banyak yang mengalami difersifikasi. Kebanyakan difersifikasi lahan dilakukan untuk kepentingan indusrti dan menjadi pemukiman penduduk yang semakin lama semakin bertambah jumlahnya, tentu hal ini akan mengurangi lahan pertanian.   Berkurangnya lahan akan mempengaruhi hasil produksi termasuk kentang. Sarana produksi juga dapat mempengaruhi produksi kentang, salah satunnya adalah benih atau bibit kentang yang akan dibudidayakan. Penggunaan bibit unggul dapat mendorong peningkatan produksi kentang.

Pembahasan

Menurut Andi (2018), berkurangnya luas lahan merupakan salah satu penyebab menurunnya produksi kentang. Tanah adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi banyaknya hasil panen kentang karena merupakan media tanam. Berkurangnya lahan terjadi karena difersifikasi atau alih lahan. Kurangnya media tanam untuk membudidayakan kentang dapat diatasi melalui perbaikan sistem produksinya, salah satunya adalah penggunaan bibit kentang unggul sehingga hasilnya dapat meningkat. Penggunaan bibit unggul akan meningkatkan rasio pertumbuhan kentang secara merata di lahan dibandingkan dengan menggunakan benih secara langsung.

Bibit kentang memiliki peranan yang sama dengan benih kentang hanya saja penggunaan benih sebagai proses awal budidaya tanaman kentang lebih mahal. Harga benih kentang yang mahal membuat banyak dari petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain sehingga penghasil kentang semakin berkurang.

Benih kentang menjadi sangat mahal karena satu benih kentang memiliki berat yang cukup besar oleh karena itu jumlah benih kentang yang akan diperoleh per kilogramnya hanya beberapa buah saja, tentu hal ini akan membuat petani takut selain itu perwatan tanaman kentang cukup rumit dan membutuhkan modal sehingga petani enggan untuk membudidayakannya walaupun prospek pasarnya baik.

Benih kentang juga sulit untuk diperoleh petani khususnya yang berada di luar jawa. Penyedian benih kentang dengan memesan dari luar daerah akan membutuhkan tambahan modal sebagai biaya pengiriman dan memiliki beberapa risiko seperti terjadinya kerusakan pada benih pada saat proses pengiriman. Petani kentang juga tidak bisa jika menggunakan benih sendiri secara terus menerus karena kualitasnya akan menurun. Budidaya kentang dengan menggunakan bibit dapat mengatasi mahalnya benih kentang. Bibit kentang yang digunakan bukan lah bibit yang berasal dari kecambah benih kentang melainkan bibit unggul dengan mengaplikasikan teknologi kultur jaringan.

Tersedianya bibit kentang unggul melalui alih teknologi kultur jaringan akan membantu petani kentang dalam menekan modal produksi yang seharusnya mereka gunakan untuk membeli benih. Bibit unggul didapatkan dari hasil perbanyakan propagula kentang in vitro dalam bentuk planlet yang akan diproses sampai dapat dipindahkan ke lahan.

Bibit hasil kultur jaringan akan menghasilkan kentang G0. Perbanyakan bibit kentang unggul dapat dilakukan perbanyakan melaui stek dengan begitu petani tidak akan kesulitan lagi untuk mendapatkan bibit selain mudah juga lebih murah dibandingkan dengan bibit aplikasi kultur jaringan dan kulalitasnyapun tetap sama karena sifat genetik yang diturunkan juga sama.

Stek juga dapat dilakukan pada tanaman kentang G1 dan G2 karena msih bisa digunakan sebagai bibit dan untuk memperkecil biaya karena untuk menghasilkan kentang G0 membutuhkan biaya yang tinggi dan proses yang rumit. Penggunaan bibit unggul melalui alih teknologi kultur jaringan ini perlu dikembangkan di daerah pertanian yang berpotensi untuk membudiyakan kentang dan pertaninya sulit untuk mendapatkan benih atau bibit kentang khususnya (Suliansyah dkk, 2017)

Pengembangan bibit unggul di setiap daerah berpotensi menghasilkan kentang dapat terwujud melalui bantuan dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dengan menyediakan laboratorium kultur jaringan dan memberikan pelatihan kepada petani kentang agar dapat menghasilkan bibit sendiri dengan mandiri. Kemudahan dalam mendapatkan bibit kentang akan mengurangi rasa takut petani untuk menanam kentang juga dapat mendorong petani lain untuk ikut menanam kentang sehingga produksi kentang dapat meningkat. Meningkatnya produksi kentang akan membawa dampak positif bagi negara karena akan meningkatkan ekspor kentang dan meningkatkan pendapatan petani.

Penutup

Kentang menjadi salah satu komoditas pertanian dengan prospek ekonomi tinggi karena banyak disukai masyarakat begitupun olahannya sehingga perlu untuk meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan produksi kentang dapat dicapai melalui perbaikan sarana yang digunakan yaitu dengan  menggunakan bibit unggul.

Bibit unggul yang digunakan adalah bibit hasil dari aplikasi kultur jaringan sehingga dibutuhkan peran dari pemerintah untuk memfasilitasi petani kentang agar mampu menghasilkan bibit unggul secara mandiri dikarenakan keterbatasan sangat keterbatasan akan modal dan pengetahuan mengembangkannya.  Kemampuan petani untuk menghasilkan bibit unggul akan meningkatkan produksi kentang karena modal sebelumnya yang seharusnya digunakan untuk membeli benih kentang dan biaya distribusinya dapat digunakan sebagai biaya untuk melakukan perawatan secara intensif sehingga hasilnya semakin baik.

Daftar Pustaka

Sardianti, A. L. 2018. Analisis Perbandingan Produksi dan Pendapatan Tanaman Kentang Benih Varietas Generasi Baru dan Benih Varietas Lokal di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Journal Of Agritech Science (JASc), 2(2) : 130-130.

Suliansyah, I., Helmi, H., Santosa, B., dan Ekawati, F. 2017. Pengembangan Sentra Produksi Bibit (Penangkaran) Kentang Bermutu melalui Aplikasi Teknologi Bioseluler di Kabupaten Solok. LOGISTA-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 1(2) : 106-116.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun