Ekonomi Masyarakat Buton Utara Macet Disebabkan Jalan Utama Penghubung Antar Daerah Rusak

Sulawesi Tenggara, BuTur dalam jeritan, seorang warga pemuda namanya Ruklan yang masih cerah masa depannya mengatakan bahwa, Daerah kami merupakan tempat yang kadar tanahnya itu subur makmur, namun dibalik kesuburan tanah itu para petani, pekebun, dan para nelayan kesusahan dalam meningkatkan sumber daya pendapatan mereka, 

karena para petani, pekebun dan para nelayan hanya bisa menjual hasil panennya kepada para tengkulak atau agen yang memikirkan keuntungannya sendiri, ujar  Ruklan demikian, lalu juga Ruklan menyampaikan bahwa kami kasihan dan sedih melihat masyarakat dan orang tua kami Pak, 

mengapa? karena setiap orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya mulai dari tingkat dasar sampai kuliah atau perguruan tinggi, membutuhkan biaya agar kami-kami ini dapat bersekolah dan berkuliah, namun dibalik itu kami sedih jika masyarakat dan orang tua kami tidak mampu memenuhi kebutuhan bagi anak-anaknya, 

artinya hasil panen yang diperoleh oleh orang tua kami dan masyarakat belum mampu untuk membiayai pendidikan dan kebutuhan kami didalam lingkungan sekolah dan keluarga, kenapa? salah satu penyebabnya adalah..;

Hal ini juga disebabkan oleh infrastruktur jalan yang tambah rusak dan tidak bisa dilalui oleh para pebisnis/penampung padi, sayur mayur, dan ikan yang membeli dari hasil panen atau hasil tangkapan ikan kami dengan harga yang terjangkau, artinya dengan harga yang layak dan bisa untuk menambah pendapatan kami perkapita dalam kehidupan sehari-hari keluarga,

Justru dari hal tersebut memperburuk keadaan bisnis dan merekapun enggan melewati area wilayah Buton Utara (ButUr) karena mereka para pebisnis itu enggan melewati jalan yang rusak karena kata mereka jika mereka melalui jalan tersebut, maka padi, sayur, mayur, dan ikan akan hancur karena terguncang-guncang dalam mobil pekap, 

belum sampai pada tujuan tempat pasar penjualan masyarakat padi, sayur, mayur, dan ikan sudah mulai berhamburan dijalan dan bahkan ikanpun bisa rusak jika dimuat kedalam tong pendingin karena ketika hendak melewati jalan yang rusak itu sudah ada tanda-tanda yang pertama goncangan pada mobil angkutan barang belanjaan dari masyarakat penanaman padi, sayur, mayur, dan ikan  

kemudian ada juga padi, sayur, mayur, dan ikan yang sedang dibawa itu jatuh sendiri atau tertinggal butiran-butiran padi dibelakang artinya tumpah, dan ada pula sayur mayur yang sudah disusun apik dan bagus, ternyata pas lewat jalan itu sudah pada jadi layu dan terhimpit akibat ruas atau jalan yang rusak hingga sampai saat ini.

Belum lagi tempat penampungan ikan cuma satu tok di wilayah tersebut, artinya jika pebisnis/agen yang datang membeli disitu dalam pelelangan ikan akan menawarkan harga yang sangat murah karena setelah membeli dengan kapasitas besar mereka melansir kembali muatan ikan itu kapal agennya sendiri artinya ketika mereka para pebisnis/agen disitu akan melewati perjalanan melalui laut karena mereka menganggap perjalanan yang ditempuh oleh para tengkulak/agen tersebut jauh lebih murah dan meriah hemat waktu hemat energi dan hemat biaya operasional.

Maka dari itu sampai sekarang keadaan di BuTur itu sudah bertahun-tahun seperti itu dan tidak ada yang peduli dengan keluhan dan aspirasi masyarakat diseputaran BuTur, jika adapun yang peduli dan berjanji-janji saja itu adalah hanya untuk kepentingan individu dalam kancah dunia politik, 

ditambah lagi dengan beberapa oknum pejabat hingga menjabat sampai saat ini selama sudah , belum ada satu orangpun pejabat yang sudah dua periode bertahun-tahun peduli pada Rakyat/Masyarakatnya sendiri untuk bisa memberi solusi-solusi dalam menangani masalah tersebut diatas, ujung-ujungnya hanya asik ngomongin masalah kepentingan individu mereka sendiri dan bukan untuk aspirasi masyarakat Buton Utara itu sendiri,

Jadi kemana mereka itu semua yang telah duduk baik dikursi pejabat daerah setempat, Mulai dari dari Instansi terkait, Camat, Walikota, DPRD, Gurbernur, dan para pejabat DPR Provinsi Sulawesi Tenggara, dan sampai pada para pejabat DPR-RI sekarang, kemana mereka apa hanya duduk-duduk saja?, apa kerja mereka di daerah, provinsi, dan di senayan?, pedulikah mereka dengan keluhan dan aspirasi masyarakat sebagai bangsanya sendiri?!

Mulai lagi ini musim Nyaleg, jadi kebiasaan mereka hanya menggumbar janji dan berjanji-janji terus, namun pada kenyataannya mereka tidak bisa bekerja para oknum yang menduduki kursi jabatan-jabatan struktural itu  dari Instansi terkait, Camat, Walikota, DPRD, Gurbernur, pejabat DPR Provinsi Sulawesi Tenggara, dan pejabat DPR-RI hingga berakhir masa sekarang ini,

Sumber Gambar desain oleh Patner percetakan di SulTra

Namun dibalik itu semua ada harapan yang merekah terlihat diwajah masyarakat Sulawesi Tenggara dibalik hal itu semua, ada tokoh masyarakat yang sekarang ini sedang memperjuangkan aspirasi dan keluhan dari masyarakat setempat di BuTur Sulawesi Tenggara beliau adalah Abusari Wali dengan komitmennya yang kuat telah banyak memberikan ide dan gagasan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat setempat,

Jadi jangan salah pilih untuk yang kedua kalinya, pilihlah yang berpihak pada rakyat. Pilih Abusari Wali Nomor Urut 1 Dapil Sulawesi Tenggara dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). InsyaAllah beliau Bapak Abusari Wali Amanah dan Bijaksana.

Penulis oleh Junirullah