Jadi dari hasil kerjasama tersebut masyarakat yang bekerja dan menggarap lahan itu terasa terperhatikan dan sejalan dengan apa yang telah diharapkan oleh masyarakat seputaran wilayah yang hendak melakukan penggarapan lahan pertanian dan perkebunan, justru hal ini menjadi tolak ukur pencapaian kepuasan bagi masyarakat itu sendiri, karena disamping diberi upah kerja, mereka juga dapat merasakan hasil kelak panen dari kebunnya itu. Jadi kebutuhan untuk masa depan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik makmur, adil, dan merata.
Seperti yang disampaikan oleh pekerjanya PakLek Sukirman yang menggarap lahan perkebunan untuk bercocok tanam itu mengatakan bahwa: "Kami sangat bersyukur atas apa yang telah Bapak Abusari Wali percayakan kepada kami ini, dengan memberikan lahan dan juga menggarap lahan dengan mesin traktor untuk dijadikan lahan produktif yang setiap hari selanjutnya kami tanami sayur-mayur dan merawatnya dengan baik, dengan menyemai, lalu, kami menyiramnya, sampai batas panen kami juga merasakan hasil dari panen sayur-sayuran yang telah kami tanam di lahan Bapak Abusari Wali. Beliau seorang yang arif dan bijaksana dalam memberikan ide dan gagasan dalam penyelesaian masalah ekonomi kami. Kami dan seluruh keluarga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abusari Wali yang telah membantu kami dalam upaya pemenuhan kehidupan dalam keseharian kami disini." ujar PakLek Sukirman.
Dapat kita simpulkan bahwa pemanfaatan traktor penggarap lahan atau tanah untuk penanaman kebun sebagai salah satu bentuk pendayagunaan teknologi terbarukan tanpa ada lagi memaksakan sapi atau kerbau untuk menggarap lahan para petani ataupun pekebun disini, jadi mesin traktor itu juga telah mempermudah masyarakat setempat dalam berupaya bercocok tanam kelak dikemudian hari dan seterusnya hemat tenaga, hemat biaya, dan tentunya hemat waktu dalam mengerjakan penggarapan lahan perkebunan dan pertanian.
Abusari Wali juga memberikan santapan rohani, dengan menyampaikan bahwa: "Tuhan Yang Maha Esa telah mengatur semuanya itu, hanya saja kita sebagai manusia terus melakukan berdo'a dan berusaha berbuat dan bekerja dalam upaya-upaya usaha sesuai dengan kemampuan kita dalam kehidupan ini, artinya kita dapat melihat diri kita sampai sebatas apa dan sampai dimana kita diberikan sumber daya upaya itu oleh Tuhan Yang Maha Esa, untuk kita bersyukur dan melakukannya dengan sepenuh hati dengan tekat dan semangat yang kuat kita maka Tuhan (Allah SWT) juga melihat dari apa-apa yang telah kita lakukan dan kita kerjakan kemudian dari hasil itu juga sesuai pula dengan apa yang telah kita kerjakan dan dengan daya upaya itu justru kita menuai dan menerima hasil dengan baik dan penuh rasa syukur.Â
Penulis oleh Junirullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H