Mohon tunggu...
Junirullah
Junirullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

- Nama lengkap Junirullah - Nama panggilan Jun - Profesi IT dan Seniman - Peserta Workshop Dapodik 2013 Medan - Angkatan II PPWS Online 2014 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tepat pada Jam, Hari, Tanggal, Bulan, dan Tahun; 00:00:00/Rabu/10/11/2021, Selamat Hari Pahlawan Republik Indonesia

10 November 2021   18:08 Diperbarui: 10 November 2021   18:14 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Insiklopedia, di kreasikan dalam bentuk desain efek canva oleh. Junirullah

Memaknai Filsafah Hari Pahlawan Pada Masa Sekarang  Dan Atau Juga Seterusnya, sudah 76 tahun Indonesia di Merdeka ken oleh Pahlawan, jadi apakah sekarang Indonesia Memiliki Pahlawan Masa Zaman Era Globalisasi?

Makna dan hikmah apa yang dapat dipetik dari perjuangan para Pahlawan Republik Indonesia, sekarang dan atau juga sampai seterusnya yang terus rakyat rasakan dalam keutuhan kemerdekaan?!

Banyak peristiwa yang tak akan pernah di selesaikan oleh siapapun di Indonesia ini, rakyat menantikan hal tersebut yakni Pahlawan penumpas penjajahan dari bagian dalam Indonesia, 

rakyat yakin dan mempercayai bahwa mungkin suatu hari nanti Indonesia memiliki dan ada sosok pahlawan yang dinantikan akan meluruskun besi yang sudah berkarat,

Indonesia tidak akan berubah lagi jika Para Pemangku Kepentingan Rakyat tidak mau memperhatikan seperti gambaran tersebut diatas Merah Putih adalah lambang Indonesia dan juga Pancasila ideologi,

Pertanyaan sederhana, apakah pemangku kepentingan rakyat dari dulu sampai dengan sekarang sudah benar-benar menjalankan seperti yang di amanatkan Pancasila dan UUD 1945 ?!

Hal sederhana ini sangat sering para pemandang politik di Indonesia memandang dengan sebelah mata sambil mimiknya mereka berkata "ITU KAN DOELOE!", sungguh miris hal ini saja masih banyak yang mengolok-olok ketika para pemangku kepentingan terpilih dan dipilih,

Sungguh tak ada beban sedikitpun mereka para pemangku kepentingan yang sudah menjadi pejabat negara maupun yang telah menduduki bangku panas sebagai Dewan Perwakilan Rakyat TAB Majelis Permusyawaratan Rakyat, 

hanya mengandalkan kumpulan-kumpulan voting suara pada saat pemilu saja, dan hal ini sungguh sangat sudah merisaukan para Rakyat Indonesia, dalam istilah;

"meukeutrub ceukang aneuk aroe aki trab trub tham thum leumak leukang lam geureupoh tuha u lam tuloe kloe jawakarta" "istilah artinya (pemimpin pusat hanya tahu enaknya saja dikarenakan semua kebijakan yang dikeluarkan itu atas nama dan kepentingan individu dan partai politik, bukan pada inti berpihak pada rakyat, dan hal ini masih saja di alami oleh rakyat sampai dengan sekarang, dari dulu kedulu".

Terus apa yang dikatakan pengusaha tentang pemimpin atau pemangku kepentigan di setiap periode pemerintahan baru di Indonesia? "AH.. BUAT APA KITA URUS MEREKA ITU PEJABAT POLITIKUS, DARI DULU MEMANG MEREKA SUDAH SEPERTI ITU, TAK KEN BISA BERUBAH LAGI, KARENA SUDAH HILANG MALU, ALANGKAH BAGUSNYA KITA URUS URUSAN BISNIS SENDIRI SAJA, DARI PADA NGOMONGIN PEJABAT SEPERTI ITU!"

Mengapa demikian hal ini dirasakan oleh para rakyat sendiri di masing-masing wilayah di seluruh nusantara, karena seperti yang di amanatkan itu justru tidak  benar tersaji ril dan atau nyata dalam kenyataan dilapangan sama sekali tidak ada alias NOL (0), 

Untuk pembuktian kalau tidak percaya coba lihat dan baca sendiri pada informasi berita dan Media Nasional yang tersebar di media informasi berita yang juga beredar di seluruh nusantara, seperti hampir banyak kasus KORUPSI, KOLUSI, NEPOTISME, dan lain lainnya,

Bagi diri anak regenerasi bangsa yang sudah tumbuh dan berkembang, melihat, mendengar, membaca dan mengetahui berita tentang hal ini sungguh memalukan, dan tak ada seorangpun yang bisa berbuat apa-apa, karena diketahui bahwa jika ada yang SOK PAHLAWAN LANGSUNG SIKAT!, 

Hanya saja hal demikian itu yang dapat mampu dirasa dan dilihat rakyat itu adalah aparatur sipil negara atau pegawai negeri sipil tidak beres pekerjaan mereka termasuk para pengendali atau watak jiwa kepemimpinan para pemangku kursi jabatan dan koloni-koloninya tak sesuai dengan yang telah diamanatkan Pancasila dan UUD 1945 Republik Indonesia,

Momen Hari Pahlawan 10 Nonvember 2021 ini yang perlu di analisa dan kaji ulang adalah masalah-masalah hal yang sederhana tersebut diatas yaitu penyelenggaraan kepemerintahan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 Republik Indonesia enggak?!

Perlu dijawab dengan baik dan benar, karena salah menjawab berarti salah mengambil kebijakan padahal yang duduk dan menjabat di kumpulan kursi-kursi negara itu adalah orang-orang yang ilmunya sudah tinggi, malah hal yang sangat sederhana akhirnya jarang dibahas dan difikirkan oleh dan bagi orang-orang yang berfikir!

Toh, sebaliknya hal ini menjadi bulan-bulanan dan permainan dalam panggung sandiwara, tak sesuai dengan apa yang rakyat harapkan, dalam hal ini rakyat terus menerus berkata; "KAMI SEBAGAI RAKYAT TIDAK PERLU DI RUBAH LAGI, YANG KAMI TUNTUT DAN PERJUANGKAN ITU ADALAH PANCASILA DAN UUD 1945, JADI APAKAH INI SUDAH SESUAI DENGAN AMANAT YANG DI JALANKAN PEMIMPIN DI MASA SEKARANG SAMPAI DENGAN YANG AKAN DATANG DARI SABANG SAMPAI MEURAUKE!"

Maka sebagai Rakyat kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa; 1.)Tidak boleh dipercaya jika kau berkhianat, 2.)Tidak boleh hanya berkata-kata toh jika kau berbohong, dan 3.)Tidak boleh berjanji kalau kau tidak tepati, dan akuilah apa yang telah kau perbuat?!

Justru hal inilah yang selalu membuat rakyat terjebak dalam lingkaran politik yang tidak menentu seperti pekerja yang selalu mengaungkan puji-pujian lingkaran SETAN yang dijalankan dengan berbagai macam rangkaian yang tak bisa dipertanggungjawabkan kelak di masa setiap periode baru, baik itu pertanggungjawaban dengan Rakyat dan atau maupun dengan Tuhan.

Jangankan dibilang memperolok-olok aqidah dan kepercayaan diri, untuk menjalankan amanat Pancasila dan UUD 1945 Republik Indonesia yang telah Pahlawan perjuangkan tidak pulak dapat dihargai dan dilanjutkan dengan jurdil (jujur dan adil) dan nyata tidak sesuai dengan apa yang sudah diamanatkan untuk kebijaksanaan, keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, hal ini sungguh miris, tragedi, peristiwa, kejadian, kenyataan yang amat sungguh sangat-sangat memprihatinkan dalam merayakan momen Hari Pahlawan Republik Indonesia,

"HENING CIPTA MULAI"

10-11-2021. Penulis. Junirullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun