Setelah era Benyamin 50-an, muncul lagi group pelawakan komedian moderen yang juga menjadi bagian legendaris film komedi Indonesia,
Sebut nama mereka Dono, Kasino, Indro yang menjadi brand dalam Komunitas Warkop DKI, sambil minum di warung kopi jangan lupa nonton film komedian nyentrik, usil, dan lucu dengan judul Depan Bisa Belakang Bisa pada tahun 1986-1987, danÂ
Momen itu menjadi bagian dari hasil keputusan mereka yang juga pada masa itu dirasakan sangat miris, karena harus terus memberi upeti ke radio prambors yang memakai sistem memperkosa hak seseorang untuk setiap masa waktunya setor upeti atau upah hak menggunakan nama radio prambors.
Banyak artis zaman dulu khususnya wanita yang butuh produser, yang infonya saya himpun dari abang-none senior pewarta dan penulis zaman dulu itu, bahwa mereka bilang; setahu saya itu kalau mau menjadi artis, khusus perempuan harus bermalam dulu dengan produser mereka,Â
Karena mereka produser mau mencabut dulu kerawanan jembutnya.. :) .. kwkwkwkwkwk.. tertawa kami mendengar itu! "Sangking maniaknya mereka rata-rata mau bermalam dengan produser dan selesai itu ada yang menjadi artis dan ada pula yang dibohongi tak pernah jadi artis".Â
Kasihan.. hanya untuk jadi artis saja harus melalui gantung diri pada elbo.. dhuk..dhuk..dhuk..dhuk.. elbo.. :D bunyi musik dalam diskotik.. :D
Begitulah perjuangan orang-orang zaman duku untuk menjadi artis itu tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, namun untuk menjadi artis itu harus dulu berkorban jiwa dan raga, baru setelah itu kamu bisa disebut menjadi artis yang tangguh dengan keduniawian.
Miris sebaliknya, malah pada masa sekarang ini Warkop DKI juga diperkosa oleh anak-anak regenerasi melenial yang menyamakan moncong dan penampilan mereka dengan perawakan senior legendaris pelawakan yang telah melegenda di Indonesia yaitu Warkop DKI,
Nah.. siapa regenerasi sekarang yang telah memperkosa hak atas kekayaan intelektual Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro) ini?!
Begitulah hasil didik keluarga dan pendidikan yang diraih di Indonesia, tanpa etika, estetika, atitude, perilaku, moral, dan mentalitas yang cacat totalitas dimiliki oleh hasil peranakan pendidikan yang tak berkompeten.
Memperkosa itu bukan disebut dengan visum secara fisik, namun pemerkosaan itu dapat pula terjadi pada moral perilaku yang dilakukan oleh regenerasi seperti peristiwa pada Warkop DKI,
Mereka generasi itu menyebut diri mereka sama persis atau mirip ataupun menyamakan paras mereka dengan para legendaris seperti  Dono Kasino Indro, dan itu terjadi pada Warkop DKI selama ini dan trending topikpun mencuat muncul kehadapan publik dalam beberapa sudah sepekan ini.
Kalau mau berkarya buatlah dengan nilai yang positif thinking, over thinking juga dibolehkan, tapi ada trik yang perlu diterapkan dalam hal berkarya, makanya belajat lagi untuk mendapatkan trik membuat karya tanpa harus memperkosa hak-hak karya orang lain.
Mudahan-mudahan regenerasi bangsa Indonesia cerdas dan pintar dalam mengartikan dan memaknai seni itu sendiri, seni bukanlah hanya membuat karya, tapi isi di dalam karya itulah mencerminkan seorang pekarya yang tidak mampu di plagiatkan untuk kedua kalinya.
Plagiat sama dengan memperkosa hak atas kekayaan intelektual HAKI, lindungi karya anda dengan baik dan benar, kalau sudah kejadian seperti Warkop DKI ini mau diapain lagi?, dituntut sudah pasti anak-anak regenerasi jeblok masuk penjara, dan bersarang di bui, tak ada gunanya sudah basi untuk dijadikan basa basi.
Menurut saya, seorang yang bijak itu merangkul yang muda untuk dapat berkarya lebih jauh lagi, dan menciptakan regenerasi yang memiliki karakter yang tumbuh pada mentalitasnya tanpa ada noda dan cacat mental seperti yang dilakukan oleh generasi melinenial itu kepada Warkop DKI.
Kalau regenerasi itu dipenjara untuk membuat efek jera saja, dan itu mungkin akan cacat pula hidup mereka seumur hidup, dengan dibuly dan dicibir oleh media lain, yang pada saat ini jelas mendukung dan memiliki banyak fans di Indonesia.
Kalau saya sendiri, akan memohon maaf kepada pemilik Nama Warkop DKI dengan cara seperti layaknya anak dan orang tua, itu semua tergantung pada keluarga Legendaris Warkop DKI untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang terbaik bagi semua anak bangsa Indonesia.
Kesalahannya mereka pada WARKOP DKI adalah MELANGGAR PASAL HAKI.
10-10-2021. Penulis. Junirullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H